Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Siber Polri Tengah Dalami Motif Muhammad Kece di Perkara Ujaran Kebencian

Bareskrim Polri tengah mendalami motif youtuber Muhammad Kece memproduksi dan mengunggah konten yang diduga menistakan agama.

26 Agustus 2021 | 09.54 WIB

MUI dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengecam isi video tersebut. Menurut dia, pernyataaan Muhammad Kece merupakan penghinaan. Saat ini pun Mabes Polri tengah mengusut menangani laporan terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Muhammad Kece. YouTube
Perbesar
MUI dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengecam isi video tersebut. Menurut dia, pernyataaan Muhammad Kece merupakan penghinaan. Saat ini pun Mabes Polri tengah mengusut menangani laporan terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Muhammad Kece. YouTube

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Reserse Kriminal Polri tengah mendalami motif youtuber Muhammad Kece memproduksi dan mengunggah konten diduga menistakan agama. "(Terkait motif) masih dalam pendalaman," ujar Direktur Tindak Pidana Siber Brigadir Jenderal Asep Edi Suheri saat dihubungi pada Kamis, 26 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepolisian telah menetapkan Muhammad Kece sebagai tersangka. Ia sebelumnya ditangkap di Bali pada 25 Agustus 2021 dan langsung dibawa ke Gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan dan penahanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akibat perbuatannya, Muhammad Kace pun dijerat dengan pasal sangkaan berlapis. Ia terancam hukuman penjara hingga maksimal enam tahun.

Muhammad Kace disangkakan dengan pasal dugaan persangkaan ujaran kebencian berdasarkan SARA menurut Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) hingga penistaan agama. Yakni Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45a ayat (2) UU ITE atau Pasal 156a KUHP.

Youtuber dengan nama channel MuhammadKece melakukan streaming dengan nada merendahkan dan melecehkan Nabi Muhammad serta agama Islam.

Di antara ucapan Muhammad Kece yang dipersoalkan ialah dia menyebut kitab kuning yang diajarkan di pondok pesantren menyesatkan dan menimbulkan paham radikal. Selain itu, dia juga menyebut ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW tidak benar sehingga harus ditinggalkan. Kasus ini dilaporkan ke Bareskrim dengan tuduhan penistaan agama.

ANDITA RAHMA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus