Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baznas Bantu Pemerintah Tangani Kemiskinan Ekstrem

Baznas menjadi cermin kedermawanan bangsa Indonesia.#InfoTempo

21 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Baznas menjadi cermin kedermawanan bangsa Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Deputi VI Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Warsito mengapresiasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang membantu upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan esktrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Baznas terbukti pro-aktif, tanggap, bahkan hadir di depan dalam menyalurkan bantuan,” ujarnya saat mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, pada hari ke-2 Rapat Koordinasi Nasional Baznas di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 21 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Warsito, Baznas seolah menjadi cerminan bangsa Indonesia yang terkenal dermawan. Bahkan, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara paling dermawan di dunia, mengungguli Kenya.

“Baznas bisa memberi perspektif baru. Indonesia sebagai negara penduduk muslim terbesar di dunia dapat menjadi contoh bahwa dana dari umat bisa kembali ke umat. Kita bergotong royong menumbuhkan perekenomian Indonesia,” kata dia.

Kemiskinan ekstrem, Warsito melanjutan, merupakan salah satu fokus pemerintah. Misi ini telah dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022. Presiden Joko Widodo menargetkan kemiskinan ekstrem dapat hilang atau nol persen pada 2024. 

Pemerintah, kata Widodo, berharap target tersebut dapat tercapai. Menilik dari capaian selama satu tahun terakhir, terjadi penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 2,04 persen pada Maret 2022 menjadi 1,12 persen pada Maret 2023. “kita akan lihat nanti di Maret 2024. Kita berharap pe-er besar menghapus kemiskinan ekstrem tercapai menjadi nol persen di 2024,” ujarnya.

Menurut Warsito, penghapusan angka kemiskinan ekstrem secara komprehensif hanya dapat dilakukan melalui koordinasi berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari kementerian, pemerintah daerah, maupun institusi lainnya, termasuk Baznas sebagai lembaga yang berfokus pada penciptaan kesejahteraan umat.

Agar koordinasi berlangsung efektif, Warsito melanjutkan, semua pemangku kepentingan, termasuk Baznas, harus memakai data yang sama. Pemerintah telah memiliki Data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem). “Data ini harus menjadi landasan, acuan, dan menjadi data tunggal untuk menangani kemiskinan ekstrem,” kata dia.

Berdasarkan data tersebut, langkah selanjutnya adalah menyatukan semua pihak menyasar semua nama yang termasuk sebagai penduduk miskin ekstrem. Data P3KE ini merupakan hasil koleksi dari berbagai kementerian/lembaga serta pemerintahan daerah.

Tak tertutup kemungkinan, penduduk yang sebelumnya masuk dalam data kemiskinan ekstrem kemudian mengalami perbaikan tingkat ekonomi sehingga keluar dari daftar. Karena itu, ujar Warsito, data yang ada di P3KE bersifat dinamis. “Bisa jadi bertambah, bisa berkurang,” ucapnya. 

Adapun, pemerintah telah menetapkan sejumlah langkah strategis guna mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem. Pertama, pengurangan beban pengeluaran masyarakat. Dua, peningkatan pendapatan masyarakat. Tiga, penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan. “Cara menurunkan kantong kemiskinan, antara lain dengan pembangunan infrastruktur dasar terkait sanitasi dan kebutuhan air bersih,” kata Warsito.

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan, menyampaikan upaya yang dijalankan pihaknya dalam membantu percepatan pengentasan kemiskinan. Salah satunya melalui program revitalisasi pasar tradisional. Kemendag telah merevitalisasi 5.000 pasar dan masih terus dilanjutkan. 

“Adapun yang direvitalisasi yaitu pasar tipe D. pasar tipe ini rata-rata jumlah kios sekitar 100-115. Tujuan revitalisasi untuk meningkatkan pemberdayaan para pedagang,” ujar Kasan. 

Kemendag juga menggencarkan digitalisasi pasar rakyat yang memungkinkan pedagang dapat berjualan secara luring (offline) dan daring (online), sekaligus menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran.

Sementara Terkait UMKM, Kemendag membentuk ekosistem secara terpadu. Dalam ekosistem tersebut, pemerintah mengupayakan terjadi koneksi dengan retail modern, digitalisasi, dan dengan lembaga pembiayaan. “Karena itu, kami harap semua program ini bisa dikolaborasikan bersama Baznas,” kata dia.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus