Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS - Meningkatkan kesejahteraan petani menjadi salah satu tujuan pembangunan pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Pertanian menjalankan berbagai program.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tujuan dari pembangunan pertanian harus berdampak positif pada kesejahteraan petani, sehingga pembangunan tersebut menjadi tepat," kata Menteri Syahrul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, salah satu program yang dimanfaatkan Kementerian Pertanian adalah program READSI.
"Tujuan jangka Panjang program READSI adalah meningkatkan kesejahteraan petani, terkhusus petani miskin agar taraf hidupnya berkembang," ujar Dedi, saat kegiatan Percepatan Reimbursment PPSU dan DPMO Semester I Tahun 2022, di The Sahira Hotel, Kota Bogor, Selasa, 16 Agustus 2022.
Dia menjelaskan, untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem agribisnis yang kokoh, kuat, dan Tangguh. "Selain itu, dibutuhkan subsistem agribisnis yang menyediakan sarana dan prasarana pertanian. Subsistem agribisnis on farm, pupuk, benih, alat-alat dan mesin pertanian, pestisida, dan keperluan modal," kata dia.
Menurutnya, tidak kalah penting juga memberikan akses kepada petani untuk mendapatkan pupuk yang murah, akses modal, serta alat-alat pertanian yang memadai. "Setelah itu, petani pun harus pandai memilih varietas unggul, varietas dengan produksi yang tinggi, mengolah tanah, agar kondisi tanah aerasinya baik, bebas dari hama penyakit, bebas dari gulma, dan sebagainya," ujarnya.
Setelah itu, Dedi melanjutkan, petani harus mempersiapkan nursery, pembibitan, hingga transplanting. Sedangkan, pengguaan pupuk kimia harus seefisien mungkin.
"Karena jika berlebih, bisa meracuni tanaman, mencemari tanah, tanaman, udara, air. Mengdendalikan hama, mengendalikan penyakit, biotik dan abiotic yg tidak kondusif terhadap pertumuhan tanaman, hulu hilir mekanisasi pertanian," kata Dedi.
Dedi pun berharap petani menguasai subsistem agribisnis downstream, yaitu mengolah produk pertanian. Olahan tersebut meningkatkan value added dibandingkan dengan bahan baku yang dihasilkan langsung oleh petani.
"Juga, kemampuan petani dalam mengemas produk pertanian, dari kebun hingga meja makan dan perut harus diperdalam. Bagaimana mengemas produk hortikultura yang mudah rusak hingga memiliki nilai jual tinggi," ujarnya.
Dedi mengatakan, kegiatan READSI memiliki tujuan yang strategis. Sehingga harus berjalan dengan sebaik-baiknya. "Dan itu adalah tugas seluruh jajaran manajemen, baik pusat, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan".
Kalau pengelolaannya tidak baik, Dedi melanjutkan, tujuan tidak akan tercapai. "Mekanisme on granting adalah jaminan partisipasi pemerintah daerah yang bekerjasama dengan pusat dalam bentuk dana hibah di wilayahnya masing-masing," kata dia.
Dedi menegaskan, kesuksesan program READSI dapat menggenjot produktivitas dan kesejahteraan petani. "Berarti, fokus kegiatan ada di daerah. Mekanisme on granting harus ada prefinancing dan reimbursement. Memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Penggunaan uang negara tidak sembarangan," ujarnya.(*)