Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM siap memberikan dukungan modal usaha kepada dua koperasi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedua koperasi itu adalah Koperasi Cabe Rawit di Kota Mataram, NTB dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Ammar Sasambo di Lombok Tengah. Produk-produk dari anggota kedua koperasi ini dinilai punya nilai khusus dan unggul dibanding produk anggota koperasi lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama pandemi covid-19, modal usaha dari masing-masing anggota koperasi tergerus. Sementara kemampuan koperasi untuk terus memberikan pembiayaan bagi anggotanya juga terbatas. Agar usaha para UMKM anggota koperasi tidak "mati suri", perlu ada dukungan permodalan terutama dari LPDB-KUMKM yang disalurkan melalui koperasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LPDB-KUMKM sedang melakukan asessment terhadap dua koperasi tersebut agar bisa menjadi mitra usahanya. Dari assesment awal diakui bahwa kedua koperasi memiliki potensi yang besar mendapatkan fasilitas pembiayaan untuk penambahan modal kerjanya.
“Salah satu yang dibutuhkan Koperasi Cabe Rawit adalah mesin packaging. Kami LPDB-KUMKM siap memberikan pembiayaan pinjaman. Secara produk sudah baik, tidak kalah dengan produk lain," kata Direktur Bisnis LPDB-KUMKM, Krisdianto Sudarmono.
Pembiayaan yang disalurkan oleh LPDB-KUMKM sangat kompetitif karena tingkat bunganya sangat rendah yakni 3 persen. Besaran bunga ini lebih rendah dibanding suku bunga kredit perbankan melalui skim kredit usaha rakyat (KUR) yang tingkat bunganya 6 persen.
"Kami berbeda dengan lembaga pembiayaan lain. Kita tidak ada biaya provisi, administrasi dan lainnya sehingga tidak memberatkan para pelaku usaha. Bahkan pembiayaan kami terdapat masa tenggang (grace period) 3-6 bulan, sehingga KUMKM mempunyai kelonggaran waktu dalam melewati masa-masa sulit ini," ujar Krisdianto.
Ketua Koperasi Cabe Rawit, Endang Susilowati mengatakan saat ini anggotanya berjumlah 95 orang dengan latar belakang usaha kuliner hingga produk tekstil. Unggulan dari produk anggotanya adalah makanan olahan seperti ayam taliwang, dan produk-produk makanan olahan dalam kemasan dan frozen food.
Koperasi ini juga mendapat apresiasi dari Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) karena kemampuannya dalam mendiversifikasi produk makanan olahan sehingga bisa dipasarkan hingga ke luar NTB. Koperasi ini juga mengembangkan basis usahanya melalui culinary training center, yaitu kelas khusus untuk mengajarkan masak memasak pada siswa.
Endang mengakui hasil produk olahan anggota belum dikemas secara maksimal, sehingga memerlukan alat untuk mempercantik hasil produk agar dapat memiliki nilai lebih dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas. "Harapan kami ke LPDB-KUMKM dapat mengakomodir kebutuhan. Selama ini kemasan produk kami besar-besar, nah kini kami ingin ukuran yang lebih kecil (mini). Selain itu, kami bercita-cita bisa ekspor," ujarnya.
Di tempat terpisah Pengurus KSPPS Ammar Sasambo, Lalu Buntaran, menyatakan potensi sarang burung walet untuk pasar ekspor sangat tinggi. Dalam setiap bulannya koperasi ini bisa mengekspor hingga 2 kuintal sarang burung walet ke China, Thailand dan Singapura. Harga ekspor produk ini mencapai Rp 35 juta per kg.
Untuk memenuhi kebutuhan ekspor dalam partai besar, pihaknya berharap dukungan pembiayaan dari LPDB-KUMKM. "Kalau mau partai besar ekspor, kami butuh dana antara Rp3-5 miliar, " kata Lalu Buntaran. Selain mengekspor bahan mentah, KSPPS Ammar Sasambo bersama anggota koperasi lain akan mengekspor produk turunan seperti kopi walet, bubur walet, dan herbal walet.(*)