Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Laporan khusus Karya Seni Pilihan Tempo 2024 dari musik, seni pertunjukan, seni rupa, hingga sastra.
Tema yang digarap para seniman dalam empat bidang itu kontekstual.
Dengan sudut pandang yang segar, karya seni pilihan 2024 menjadi oase di tengah politik yang sumpek.
MESKI tahun 2024 ditutup dengan sensor pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia, karya-karya seni tahun lalu menjanjikan dan menghadirkan kebebasan dalam berkarya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami memilih karya seni yang menonjol untuk kami tampilkan dalam laporan khusus Karya Seni Pilihan Tempo 2024. Menurut para juri, karya-karya musik, seni rupa, seni pertunjukan, dan sastra itu menjanjikan karena out of the box.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penilaian itu seperti oase di tengah politik yang sumpek dan mengecewakan. Di tengah sensor kekuasaan atas karya seni, seniman-seniman kita masih bebas berekspresi menjelajah wilayah-wilayah baru dengan sudut pandang yang baru. Memang, mereka muncul tidak di galeri-galeri atau medium yang disediakan pemerintah, tapi tetap saja gairah itu menggembirakan. Ketika politik mengecewakan, seni bisa membebaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena demikianlah peran seni dalam kehidupan manusia. Ia diukur oleh “afek” dan “efek”: sejauh mana karya-karya seni merekam problem sosial dan berdampak pada masyarakat. Lukisan-lukisan Yos Suprapto merekam dengan jelas kegelisahannya akan karut-marut politik dalam sepuluh tahun terakhir. Dia merekam denyut kehidupan dengan memotret kemunduran sektor pertanian.
Krisis lingkungan ini juga yang mewarnai karya-karya seni sepanjang 2024. Kekerasan terhadap anak, krisis iklim, dan konflik agraria menjadi tema segar yang disajikan dengan sudut pandang yang segar. Dalam sastra, misalnya, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie menulis cerita anak kembali ke khitahnya, yakni kisah tentang kebebasan bermain sekaligus perlawanan terhadap kekangan pikiran orang dewasa. Cerita Ziggy melawan kamuflase Walt Disney yang membelokkan cerita-cerita anak Hans Christian Andersen sebagai cerita manis yang serba hitam-putih.
Karya-karya seni itu jadi terasa menyegarkan di tengah represi penguasa yang mencoba membuat tafsir tunggal atas karya kreatif. Kebebasan mereka menjadi harapan bahwa kesenian, dengan dukungan galeri dan ekosistemnya, tak mudah ditundukkan oleh otokrasi negara. Para seniman bertahan menghidupkan civic space untuk menjaga kebebasan berekspresi.
Hanya dengan kebebasan karya seni akan makin bergairah. Korea Selatan berhasil membangun ekonomi melalui demokrasi yang ditopang kebebasan dalam kesenian. Setelah Mahkamah Konstitusi negara itu mencabut undang-undang sensor pada 1996, film, musik, dan seni rupa Korea memelesat ke pentas dunia. Kemenangan film Parasite dalam Oscar 2020 menunjukkan bahwa seni bisa menjadi pelopor kemajuan ekonomi. Di Korea, para sineas bebas menggarap tema, bahkan yang mengolok-olok pemerintah dengan menyajikan cerita korupsi di institusi negara.
Rancangan sampul Karya Seni Pilihan Tempo 2024.
Dengan diskusi tentang Karya Seni Pilihan Tempo 2024 seperti itu, Kendra Paramita mengajukan tiga usul gambar sampul. Semuanya bernuansa seni yang politis: jungkir balik para seniman, para kreator yang berdiri-berjajar seperti menghadang angin, dan kolase wajah para tokoh Karya Seni Pilihan Tempo dengan latar tema yang mereka garap. Tanpa banyak debat, Dewan Redaksi memilih gambar terakhir sebagai sampul.
Secara artistik, kolase itu mewakili liputan laporan khusus ini. Ragam topik dalam empat jenis karya seni pilihan ini terwakili oleh sampul itu, tapi tetap terikat pada semangat kebebasan. Kotak-kotak tema dan tokoh itu tak menghalangi mereka bersatu dalam kesenian. Meski terlihat seperti keping puzzle, para tokoh seni seolah-olah bisa meraba kotak di luar jenis kesenian mereka. Sebab, krisis ekologi muncul dalam karya-karya seni rupa dan puisi.
Dalam situasi politik yang sumpek karena terus-menerus mempertontonkan kebebalan penguasa dan intrik yang kotor dengan korupsi, seni menjadi medium yang pas untuk menempatkan kritik yang bermakna, ke arah siapa saja. Selamat membaca. ●