Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menggelar showcase dan business matching tahap kedua, yang dihadiri Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian acara aksi afirmasi Peningkatan Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri (P3DN) dalam rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
(BBI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Luhut mengatakan pada business matching tahap pertama di Bali itu terjadi komitmen belanja produk dalam negeri Rp 214 triliun. Sedangkan hari ini, kata dia, sudah terjadi business matching Rp 539 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami melihat banyak sekali yang harus kita perbaiki lagi untuk eksekusi dari Rp 539 triliun ini. Karena angka Rp 539 triliun ini saya lihat akan bisa bertambah ke depan, tapi yang paling penting saya pikir bukan hanya sebut angka ini, tapi kita bisa mengeksekusi," kata dia dalam acara yang disiarkan virtual Senin, 11 April 2022.
Kegiatan showcase pada business matching di Bali pada 22 - 24 Maret 2022 menghasilkan potensi kemitraan antara Koperasi dan UKM dengan 5 K/L dan 75 Pemda. Sedangkan Kegiatan Business Matching tahap II dimulai dari 11-21 April 2022 di Gedung Smesco Exhibition Hall dan akan dilanjutkan pada puncak acara 22-23 April 2022 di Jakarta Convention Center.
Luhut mengatakan pemerintah akan mengikuti terus sampai business matching itu, betul-betul terlaksana."Karena sekali ini jalan ini akan membuat negeri ini jauh lebih efisien, membuat lapangan kerja tambah, membuat efisiensi di semua sudut dan pengembangan teknologi, pajak yang dapat, dan sebagainya," kata dia.
Hal itu, kata dia, juga akan mendorong anak-anak muda untuk berkreasi menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Adapun hari ini dan besok bisnis matching, yaitu Alat Kesehatan, Wellness Product, dan Produk K3 (Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan). Pandemi Covid-19 menurutnya memaksa untuk melahirkan inovasi-inovasi terlebih di bidang kesehatan.
"Nah waktu itu saya minta pada menteri kesehatan, ayo kita cari anak muda kita membuat ini, kurang-kurang sedikit nggak apa-apa, nanti sambil jalan kita perbaiki dan itu dibenarkan juga oleh aturan yang kita buat dulu," ujarnya.
Menurutnya, dalam inovasi tidak ada satu prosesi itu yang sempurna, pasti ada kurang di sana sini."Yang saya kadang-kadang sedih adalah pengamat kadang-kadang turut berkomentar yang dia tidak tahu prosesnya ini tidak gampang. Ini segala macam canggih manusia kita itu kita sudah kita libatkan anak-anak muda kita," kata Luhut.