Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – Bukan hanya menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia ternyata memiliki banyak talenta potensial yang bisa menjadi masa depan industri kopi nasional. Sebut saja Mandie Soengkono, talenta muda Indonesia yang berhasil mendapatkan juara kedua di kompetisi World Cup Testers Championship pada 24 Juli 2023 di Athena, Yunani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mandie menjadi juara kedua setelah mengalahkan Andrii Vasyliev dari Ukraina dan Oretis Sfiris dari Yunani. Pada babak final, Mandie berhasil menebak tujuh dari delapan gelas dengan benar. Skornya sama dengan juara pertama, Young Baek dari Australia, hanya terpaut waktu saja. Pencapaian ini tentu saja memberikan prestasi yang berharga bagi Indonesia, terlebih Mandie menjadi satu-satunya cup tester perempuan yang masuk babak final.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Mandie Soengkono menjuarai Indonesia Cup Testers Championship pada BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023 awal Juni silam di JIExpo Kemayoran. Acara ini kerja sama antara Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) dan PMO Kopi Nusantara, sebuah platform multistakeholders partnership industri kopi di Indonesia yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Menurut Erick Thohir, kesuksesan Mandie menjadi contoh dari hasil investasi SDM yang dilakukan oleh Indonesia. "Investasi di sumber daya manusia, investasi di generasi muda, investasi riset dan pengembangan, investasi di inovasi adalah kunci menjaga pertumbuhan Indonesia hingga 2045," ujarnya di berbagai kesempatan.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menegaskan bahwa BUMN terus mendukung hilirisasi kopi nasional. Salah satunya dengan mendorong talenta-talenta berbakat untuk terus belajar dan menjadi juara dunia. “Visi kita adalah menjual kopi dengan nilai tambah yang maksimal. Visinya itu, dan sudah barang tentu dijual secara global,” kata dia.
Untuk mendukung aspirasi tersebut, BRI siap memenuhi kebutuhan industrialisasi produk pangan tersebut, terutama komoditas kopi bekerja sama dengan semua stakeholders di PMO Kopi Nusantara. Perseroan pun sudah memetakan strateginya. Pertama, dari sisi on farm atau di ladang yang dibutuhkan mulai dari analisis tanah, rekomendasi dan penyediaan pupuk, benih hingga pestisida. Atau bahkan jika perlu bebas dari pestisida menjadi kopi organik.
Kedua, butuh teknologi untuk mekanisasi pertanian. Tentunya dengan pendampingan agronomis dan budidaya. Ketiga, begitu panen masuk fase off-farm maka harus ada pengolahan pasca panen, pemberian modal kerja seperti KUR, distributor financing, kemudian menyediakan off taker, serta capacity building dan workshop.
Keempat, Sunarso melanjutkan, untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan harus ada project leader untuk supervisi bisnis, hingga koordinasi kegiatan. “Hal ini pun perlu disokong oleh berbagai pihak diantaranya banking dan financial institution untuk pendanaan. Kemudian penguatan sarana produksi, teknologi research and development, perlu adanya pendampingan budidaya dan off taker, dan harus di-cover asuransi supaya untung dan aman. Hal ini sudah ada semuanya pada ekosistem Program Makmur Kopi yang kami jalankan di PMO Kopi Nusantara.”
Ketua SCAI, Daryanto Witarsa, menjelaskan bahwa ajang kompetisi dan pameran seperti ini akan terus di lakukan di Indonesia. “Antusiasme masyarakat Indonesia dalam pengembangan industri kopi nasional sangat besar. Kita harus wadahi antusiasme ini dengan baik agar bisa menjadi mendorong potensi Indonesia menjadi kiblat kopi dunia,” ucap Daryanto yang juga aktif sebagai Wakil Ketua II PMO Kopi Nusantara. (*)