Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Pendeta Muda KRA Victor Rarung Hadiningrat bertemu dengan tokoh Dayak, Panglima Jilah, pada Rabu, 17 Juli 2024. Ia menjelaskan tujuannya untuk menjalankan misi penginjilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rarung mengatakan, penginjilan merupakan pengamalan amanat Yesus dalam Matius 28:18 yang berbunyi, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penginjilan dan misi, Victor melanjutkan, adalah manifestasi aktivitas Firman dan Roh Allah. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. "Sebab, Allah memanggil orang-orang percaya untuk berpartisipasi dalam menyebarkan pesan Injil di antara bangsa-bangsa. Ini untuk misi pelayanan penginjilan,” ujarnya.
Dalam pertemuan ini juga membahas tentang budaya. "Ini juga sebagai bentuk terciptanya poros lintas budaya Dayak dan Minahasa," ucap Rarung.
Adapun, Panglima Jilah pemimpin Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR). Salah satu pasukan paling disegani di suku Dayak. Pasukan ini dipimpin oleh Panglima Besar Agustinus atau lebih dikenal dengan panggilan Panglima Jilah alias Pengalangok Jilah.
Sebagai pemimpin TBBR, Panglima Jilah memiliki peran sebagai sosok utama yang membela hak masyarakat adat. Juga bertugas untuk mempertahankan adat istiadat yang kini semakin hilang.
Panglima Jilah dikenal sebagai sosok yang begitu peduli terhadap adat istiadat, terutama budaya, serta sangat perhatian terhadap semua permasalahan yang ada di Kalimantan.
Panglima Jilah sempat bertemu beberapa tokoh nasional, antara lain Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Pertemuan Panglima Jilah dan Presiden Jokowi membahas pembangunan SDM masyarakat Dayak dan pembangunan infrastruktur.
Sedangkan pertemuan dengan Prabowo Subianto membicarakan tentang dukungannya dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur, serta berharap pemerintah tidak meninggalkan unsur budaya lokal, khusunya dayak dalam pembangunan di Ibu Kota Nusantara.
"Kami Pasukan Merah TBBR memberikan dukungan penuh. Besar harapan kami IKN dapat berpengaruh terhadap pembangunan masyarakat Dayak, baik kualitas sumber daya manusia, maupun pembangunan infrastuktur," kata Panglima Jilah. (*)