Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Produksi Bawang Merah Wonosobo Meningkat

Panen bawah merah program food naik menjadi 12,3 ton per hektare.

18 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Panen perdana bawang merah di lahan Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa Wonosari, Kecamatan Kalikajar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Pertanian terus mengembangkan kawasan hortikultura salah satunya melalui program food estate. Kabupaten Wonosobo adalah salah satu kawasan dengan konsentrasi pengembanganan kentang, bawang merah, bawang putih dan aneka cabai dengan total luasan 339,96 hektare.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta jajarannya melakukan pengawalan intensif agar kemanfaatan program tersebut benar-benar dirasakan oleh petani. Indikatornya terlihat dari peningkatan produktivitas panen, jaminan pemasaran dan peningkatan pendapatan petani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto, mengatakan terus melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas program pengembangan kawasan hortikultura. Ke depannya pemerintah akan terus memperluas jangkauan program, sehingga petani yang berpartisipasi dalam program serupa semakin banyak.

"Offtaker atau investor akan terus kami gandeng agar ada keberlanjutan usahatani terutama aspek pemasaran. Kemudian, UMKM maupun industri besar olahan bawang merah juga terus kami dorong menjadi mengungkit pertumbuhan produksi dan pendapatan petani," kata Prihasto, Selasa, 15 Februari 2022.

Panen perdana bawang merah di lahan Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa Wonosari, Kecamatan Kalikajar mencapai 12,3 ton per hektare. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata panen Wonosobo di luar program food estate, yakni 12 ton per hektare.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Wonosobo, Dwiyama Satyani Budyayu, mengatakan produktivitas bawang merah sangat luar biasa dan belum pernah terjadi. “Semoga  hasil panen ini menjadi pemicu bagi petani lainnya untuk lebih luas mengembangkan kawasan bawang merah,” ujarnya, saat menyaksikan proses pengubinan, Kamis, 10 Februari 2022.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Diyo, berharap harga jual yang bagus agar ada keraguan para petani menanam bawang merah . “Peningkatan produktivitas kami yang di atas rata-rata tentunya tak terlepas dari berbagai factor, di antaranya benih bermutu, lahan baru, petani yang ulet  dan teknologi,” kata dia.

Secara ekonomi, efisiensi biaya produksi program food estate bawang merah meningkat dari Rp 40 juta menjadi Rp 32,7 juta per hektare. Hasil panen yang didapat sebesar Rp 243 juta per hektare dan pendapatan bersih petani Rp 210,3  juta setiap musim tanam.

Kepala Desa Wonosari, Bondar mengaku sangat bangga dan bersyukur atas usaha warganya tersebut. “Kami berterima kasih kepada Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian yang mendampingi warga sehingga mampu menghasilkan panen yang memuaskan,” ujarnya.

Kegiatan panen bawang merah di FE Tawon dihadiri PT Semangat Bersama Enterprenership (SBE) selaku offtaker. Hasil panen dalam bentuk rogol basah langsung dibeli sesuai dengan harga sesuai perjanjian kerja sama petani dan perusahaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus