Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – Gabriel Adi Nugroho menunjukkan kepeduliannya pada isu lingkungan melalui produk Janédan. Melalui program ‘Java in Paris’, Adi berharap dapat menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia juga sudah mulai banyak yang mengusung konsep lebih ramah lingkungan dengan kualitas bersaing secara global.
Mengedepankan praktik bisnis ekonomi sirkular, Janédan menggunakan metode upcycling (metode daur ulang menjadi produk bernilai tambah) yang memanfaatkan limbah kulit sapi sebagai materi utamaproduknya. Selain itu, ia juga melakukan proses produksi tradisional yang lebih ramah lingkungan, yang mencakup proses penyamakan dan pewarnaan alami pada kulit yang menghindari menggunakan bahan kimia.
“Kami melakukan proses upcycling untuk menghasilkan materi tas kami. Kulit yang dipakai merupakan hasil limbah industri daging yang kami daur ulang, kemudian masuk ke proses penyamakan sehingga terjadi sirkulasi ekonomi di rantai produksinya. Selain itu, pewarnaan materi kulit ini juga menggunakan beberapa jenis kayu seperti tegeran dan mahoni dan bukan pewarna kimiawi agar ramah lingkungan,” tambah Adi.
Proses pengerjaan kulit tas membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun demikian, hal ini tak menjadi kendala bagi Janédan. “Kami menyadari dengan memilih proses produksi yang alami, maka waktu pengerjaannya menjadi lebih lama. Akan tetapi, kami sudah berkomitmen untuk membawa praktik ramah lingkungan dalam membuka usaha ini, untuk memberikan produk-produk pilihan terbaik bagi konsumen,” ungkap Adi.
Kulit tas dengan proses penyamakan yang alami untuk kemudian akan dibuat sebagai bahan tas Janédan (Dok: Foto Istimewa)
Sebelumnya, Janédan memulai bisnis sejak memenangi kompetisi bisnis di Kota Yogyakarta pada 2016. Tidak ingin hanya sekadar menjual suatu produk, Adi ingin menciptakan produk yang memiliki pesan membawa isu sosial.
Produk sustainable yang berkualitas, orisinil dan autentik ini pun dilirik oleh sejumlah kalangan dari luar negeri. Tas kulit Janédan kini sudah terjual ke sejumlah kota besar di luar negeri seperti Sydney, Osaka, Paris, Kazakhstan, Dubai, dan Barcelona. “Ketika pandemi, pemerintah banyak membantu Janédan.
Kami dipromosikan untuk mengirimkan produk kami melalui Kemendag (Kementerian Perdagangan) ke berbagai negara. Itu sangat membantu kami karena mereka membeli dan kami yang langsung kirim ke sana,” jelas Adi.
Salah satu produk Janédan (Foto: Dok Istimewa)
Pembeli dari luar negeri pun terus berdatangan, “Produk tas Janédan sekarang sudah cukup lumayan banyak ada pembeli dari luar negeri. Mereka yang sudah beli, juga suka lihat-lihat lagi produk kami dari media sosial Janédan,” lanjutnya. Untuk itu, Adi ingin lebih serius lagi untuk mempromosikan brand Janédan ke mancanegara dan mencoba peruntungan untuk berjualan langsung ke buyer melalui Program Ekspor Shopee dan ajang pameran Internasional.”
Terpilih kurasi pameran Internasional Java in Paris, persembahan Pemerintah Kota Surakarta bersama Shopee #ShopeeAdaUntukUMKM, KBRI Paris Prancis dan BHV Marais. Koleksi Janédan dapat dililihat di department store ternama jaringan Gallery Lafayette bernama Le BHV Marais, mulai dari 8 Juni 2022. Ajang ini merupakan sebuah wadah apresiasi sekaligus ajang promosi hasil karya UMKM lokal terbaik bagi masyarakat Eropa, khususnya di Paris yang terkenal sebagai pusat mode dan fesyen dunia. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini