Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Untuk menguatkan sektor Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) saat pandemi Covid-19, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program keberlanjutan Sampoerna untuk Indonesia (SUI) menyelenggarakan Festival #SampoernaUntukUMKM. Rangkaian kegiatan pelatihan dan kompetisi yang ditujukan untuk membina sekaligus memfasilitasi pelaku UMKM agar berdaya saing dengan beradaptasi dan mengembangkan diri di era digital utamanya di masa pandemi penuh tantangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu bagian dari rangkaian kegiatan Festival #SampoernaUntukUMKM yang dilakukan secara daring sejak 16 November 2020 adalah proses seleksi ketat hingga terpilih 150 UMKM binaan Sampoerna untuk Indonesia. Mereka kemudian mendapatkan pelatihan mulai dari UMKM Go Digital, rencana hingga presentasi bisnis. Setelah melalui serangkaian pelatihan dan tantangan dari setiap tahapan mulai dari 50 besar, 30 besar, hingga 10 besar, UMKM terpilih mendapat kesempatan untuk melakukan presentasi bisnis dihadapan para juri secara daring, dimana dua diantaranya terpilih sebagai pemenang utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dyah Yesnita Narrendra Dewi adalah salah satu pemenang utama Pelatihan dan Kejuaraan Festival #SampoernaUntukUMKM yang berasal dari Yogyakarta. Lewat usahanya bermerek KaLu, Narrendra menjual pakaian ready to wear berbahan lurik, suvenir etnik, pouch tenun dan berbagai produk berbahan tenun tradisional lainnya. Dia merintis KaLu sejak 2011 dan mengikuti pendampingan SUI sejak 2018.
“Usaha kami menggunakan kain tenun tradisional lurik bekerjasama dengan pengrajin tenun di Yogya dan Klaten. Dengan kerjasama ini, maka pengrajin tenun pun tidak kesulitan memikirkan pemasaran dan bisa tetap berproduksi. Untuk tenaga kerja penjahit dan admin, sebagian ada yang berasal dari sekitar workshop,” ujar Narren.
Narren mengatakan di saat pandemi Covid-19, usahanya mengalami penurunan omzet hingga 50 persen. Namun, dia berupaya untuk tetap mempertahankan usahanya. Bahkan, tidak ada karyawan yang dirumahkan dan para pengrajin pun tetap berpenghasilan. “Situasi ini membuat kami harus semakin berinovasi lagi agar mampu bertahan dan terus berproduksi,” katanya.
Berdasarkan pengalamannya sebagai pelaku UMKM binaan Sampoerna, Narren berpendapat dia mendapatkan banyak manfaat di bidang manajemen dan pemasaran. Pelatihan dan pendampingan dari SUI mengajarkannya banyak hal, seperti membuat business plan, cara mengatur agar produksi berjalan baik, menyusun customer database, hingga pemasaran dengan memanfaatkan teknologi digital. “Alhamdulilah, dengan adanya program dari SUI, usaha kami dapat bertahan di masa pandemi,” ujarnya.
Setelah mengikuti Pelatihan dan Kejuaraan Festival #SampoernaUntukUMKM yang diadakan selama satu bulan, Narren baru mengetahui bahwa business plan sebuah usaha harus diperbaharui dalam jangka waktu tertentu. Dia bersama timnya mengevaluasi dan memperbaharui arah bisnis agar dapat mencapai target yang telah ditentukan.
“Pengalaman selama program seru banget. Kami benar-benar digembleng, tiap hari ada tantangan dan harus dikumpulkan secara daring dengan deadline waktu. Hal ini membuat kami harus pintar-pintar membagi waktu antara bisnis dan pekerjaan rumah,” kata Narren.
Narren mengajak pelaku UMKM yang belum mengikuti progam pelatihan dan pendampingan dari Sampoerna, untuk segera bergabung. Pelatihan tepat guna dan literasi digital yang diajarkan sangat baik, bermanfaat dan memberikan pengetahuan untuk selalu berinovasi dalam menjalankan usaha. “Buat teman-teman UMKM, tetap semangat, bekerja kreatif, inovatif dan segera lakukan perubahan untuk menjaga kemajuan. Tetap berusaha untuk lebih baik dan pantang mundur,” ujarnya. (*)