Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Gerakan Samtama, singkatan dari sampah tanggung jawab bersama, terus digiatkan Pemprov DKI Jakarta. Program ini dicanangkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sejak Agustus silam, yang dipelopori oleh 22 RW hasil seleksi. “Kita harus memulai kegiatan pengurangan sampah dengan aktivitas 3R (reduce-mengurangi, reuse-memakai ulang, recycle-mendaur ulang),” ujar Anies di Balai Kota beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memilah sampah sudah menjadi tren global. Benda yang dibuang dan dapat dimanfaatkan, tak lagi disebut sampah. Berbagai gerakan atas inisiasi pemerintah maupun swadaya masyarakat cukup berhasil. Contohnya produk tas dari limbah plastik buatan Bank Sampah Rosella, topi trendi milik Topiku, dan banyak lagi. Sukses tersebut menginspirasi gerakan Samtama. Diharapkan, pemilahan di rantai pertama atau rumah tangga, akan mengurangi volume sampah secara signifikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih, menjelaskan gerakan Samtama terbagi menjadi Laskar Samtama dan Kampung Samtama. Laskar Samtama terbentuk dari hasil seleksi. Sebanyak 429 orang mendaftar, terpilih 209 saja. Mereka berasal dari beragam profesi seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, guru, seniman, hingga Aparat Sipil Negara (ASN) Pemprov DKI Jakarta. Sementara Kampung Samtama merupakan warga dari 22 RW yang terpilih. Total relawan dari 22 RW tersebut mencapai 330 orang.
Menurut Andono, gerakan Samtama merupakan salah satu bentuk penerapan Peraturan Gubernur Nomor 108 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi DKI Jakarta dalam Pengelolaan sampah. Diprediksi, jumlah sampah di Ibu Kota mencapai 3,2 juta ton pada 2025. Sebab itu, Samtama diharapkan membantu pengurangan sampah hingga 30 persen. “Karena itu kita harus memilah sampah sebelum dibuang,” ujar Andono.
Selama dua bulan berjalan, gerakan Samtama menuai beragam reaksi. Dalam halaman Lingkungan Hidup DKI di Facebook, warganet Nandang Jumyati menulis, “Lanjutkan Bapak Gubernur dari hulu sampai hilir (dari Tingkat Provinsi,Wali Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW & RT bersinergi untuk mencari inovasi dengan terobosan baru, menekankan jasa door to door. Pihak ke-3 & warganya diwajibkan memilah sampah dari sumbernya sebelum sampai ke TPS. Pasti bisa!” (*)