Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya Pemkab Trenggalek Ciptakan Lingkungan Pendidikan yang Inklusif

Keseriusan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman dan inklusif berhasil membuat Kabupaten Trenggalek mendapatkan penghargaan.

6 Juli 2024 | 14.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, memegang Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jumat, 5 Juli 2024. Pemkab Trenggalek berhasil mendapatkan penghargaan Merdeka Belajar Kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan. TEMPO/Besta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Keseriusan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman dan inklusif berhasil membuat Kabupaten Trenggalek mendapatkan penghargaan Anugerah Merdeka Belajar kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dalam Anugerah Merdeka Belajar 2024, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), pada Jumat, 5 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Anindito Adhitomo, kepada Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau Gus Ipin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun penghargaan kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan ini diberikan kepada pemerintah daerah yang telah menunjukan komitmennya dalam pembentukan satuan tugas pencegahan dan penanganan kekerasan juga Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan atau TPPK.

Disertai juga dengan ketersediaan regulasi turuna dan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan atau PPKSP dengan dukungan aksi nyata pencegahan kekerasan di satuan pendidikan.

Selain membuat tim dan regulasi, Pemkab Trenggalek juga membuat Sekolah Perempuan, Disabilitas, Anak dan Kelompok Rentan Lainnya atau SEPEDA KEREN, lewat Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK.

Program ini mempersiapkan perempuan, disabilitas, anak, dan kelompok rentan lainnya agar memiliki kemampuan dalam mengakses, berpartisipasi penuh dan aktif, menerima dan mengelola manfaat serta mengisi posisi kontrol dalam pembangunan.

"Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk Ibu Ketua PKK yang telah menginisiasi program sekolah perempuan dan anak disabilitas, serta upaya untuk menjadikan ekosistem pendidikan lebih inklusif," ujarnya yang bangga menggunakan batik PKK sebagai simbol transformasi pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Gus Ipin berharap, upaya dan komitmen yang dilakukan selama ini bisa berdampak baik pada ekosistem pendidikan sekaligus bisa meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat.

"Harapannya tentu satu kita mau indeks pendidikannya tinggi. Ga cuma rata-rata lama sekolah, tapi juga rata-rata harapan lama sekolah,” katanya. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus