Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NFO NASIONAL-Kereta api jarak jauh terus meningkatkan inovasi pelayanannya baik dari sisi kenyamanan, ketepatan waktu dan kepastian keamanan. “Pembayaran KAIPay pada aplikasi KAI Acces memudahkan transaksi pembayaran yang praktis menggunakan uang elektronik atau cashless. Aplikasi ini memudahkan pemesanan tiket tanpa datang ke stasiun. Selain itu pengguna dapat membatalkan tiket dan mengubah jadwal bepergian, “ujar Kepala Humas PT KAI DAOP 1 Jakarta, Eva Chairunisa pada diskusi daring bertajukTempo Economic Briefing 2022 “Menjaga Keselamatan Transportasi di Indonesia” pada 14 Desember 2021, yang dimoderatori oleh Khairul Anam, Jurnalis Tempo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eva melanjutkan, KAI juga menerapkan prosedur kesehatan (prokes) yang ketat, yaitu dengan membagikan masker, wajib test antigen bagi ke seluruh penumpang KA Jarak Jauh 1 x24 jam sebelum keberangkatan, termasuk anak dibawah 12 tahun. Syarat lainnya, minimal sudah satu kali vaksin Covid 19 dan terdata pada Aplikasi Peduli Lindungi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk Kereta api Commuter Line atau KRL, pihaknya menyambut baik kerjasama integrasi antar moda, misalnya dengan Kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT), moda raya terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) dan kereta bandara. “ Ini memberikan kemudahan dan pilihan lebih banyak lagi bertransportasi bagi pengguna. “ katanya.
Project Manager LRT Jabodebek, Wiwid Afriyanto sependapat dengan Eva. “LRT mampu mengangkut banyak orang, terjadwal, sesuai standar dan regulasi yang berlaku, dengan dukungan teknologi. LRT Jabodebek sebagai alat transportasi baru di Jakarta dan daerah sekitarnya dirancang menggunakan tingkat otomasi Grade of Automation (GOA) level 3. “Pada level ini, kereta beroperasi, bergerak dan berhenti secara otomatis tanpa driver atau driverless namun tetap ada train attendant pada operasi penutupan pintu dan penanganan gangguan pada keadaan darurat, “ katanya.
Namun demikian, tabrakan LRT di kawasan Cibubur -Jakarta Timur, pada 25 Oktober 2021 sempat menurunkan kepercayaan publik. Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat tentang informasi terkait kecanggihan teknologi dan progressnya terus dilakukan.
Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik, Aditya Dwi Laksana memaparkan, belajar dari kecelakaan uji coba mandiri pada Oktober lalu, penyebab utamanya murni sepenuhnya faktor manusia, yaitu keterlambatan pengeremen. Pengujian commisioning itu belum terhubung dengan integrasi pensinyalan,pemindahan jalur otomatis, ataupuntrain protection yang dikontrol oleh sistem kendali terpusat dengan teknologi CBTC atau Communication-based Train Control.
“Sistem persinyalan canggih LRT, nantinya akan dikendalikan dari ruangan Pusat Kendali Operasi atauOperation Control Center (OCC) oleh para petugas yang disebut Traffic Dispatcher. Dengan sistem ini, kereta MRT dapat terlacak lokasinya secara tepat dan akurat, sehingga perjalanan akan lebih terkelola secara efisien, aman, dan nyaman,” ujarnya
Kedepannya LRT tidak hanya mengandalkan operator manusia, namun juga mengandalkan kecanggihan teknologi. Nantinya operasionalisasi LRT dapat meminimalisir potensi kecelakaan, dengan proteksi yang berlapis. Tantangan berikutnya bukan lagi kemampuan masinis untuk menguasai sistem operasi perkereta apian, namun juga harus mampu melahirkan tenaga ahli terlatih untuk mengendalikan perjalanan kereta api dengan sistem komputerisasi.
Kehadiran LRT akan membawa empat dampak besar, yaitu pertama, sektor pariwisata yang memudahkan orang berpindah tempat dari satu daerah ke daerah lain. Kedua, sektor tenaga kerja di mana terjadi link and match antara pemberi dan pencari kerja menjadi lebih mudah. Ketiga, sektor transportasi, LRT sebagai angkutan massal berbasis rel, menjadii moda transportasi penunjang dalam memudahkan konektivitas pengguna ke tempat tujuan. Dan keempat, memberi dampak besar pada keberadaan properti yang lokasinya dekat stasiun pemberhentian kereta, karena memiliki nilai jual yang tinggi.
Keuntungan ekonomi lainnya bagi masyarakat dengan keberadaan transportasi massal LRT ini di antaranya, turunnya biaya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) karena masyarakat diasumsikan lebih memilih moda transportasi massal daripada menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan menuju tempat kerja dan sebagainya.(*)