Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Guru Besar UI Sebut Balik Modal Proyek LRT Jabodebek Tak Hanya Diukur dari Pendanaan

Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, menjelaskan soal pengembalian modal dari proyek light real transit atau LRT Jabodebek.

14 Juli 2023 | 10.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Stasiun LRT Jatimulya Bekasi, Rabu 12 Juli 2023. Tempo/Adi Warsono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, menjelaskan soal pengembalian modal dari proyek light real transit atau LRT Jabodebek. Menurut dia, pengembalian modal investasi untuk moda kereta sebagai pelayanan publik tidak bisa hanya diukur dalam konteks finansial saja (corporate level).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tapi harus lebih luas dalam konteks nilai keekonomian,” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 11 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sutanto mengatakan hal itu disebabkan investasi yang besar membutuhkan dukungan pemerintah dan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk perhitungan pengembalian modalnya. Bahkan bisa 40 tahun atau lebih. 

Namun ada nilai keekonomian yang perlu diperhatikan bahwa dengan pelayanan kereta yang dapat menurunkan kemacetan akibat transportasi berbasis jalan. Sehingga ada penghematan dalam konteks nilai waktu, demikian juga efisiensi energi.

“Sehingga ada peluang pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar, penekanan polusi udara dan berbagai dampak positif lainnya,” tutur Sutanto.

Menurut dia, nilai yang bersifat tidak langsung itu perlu diperhitungkan sebagai bagian dari pengembalian modal. Sutanto berujar, investasi kereta dapat diperhitungkan sebagai sunk cost atau dana investasi yang pengembaliannya tidak langsung pada pelayanan kereta itu sendiri.

“Melainkan bia sektor lain, seperti energi, lingkungan, kesehatan, dan lainnya,” ucap dia.

Uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek

LRT Jabodebek telah melakukan uji coba operasional terbatas yang dimulai pada 12 Juli 2023 hingga 15 Agustus 2023 mendatang. Untuk selanjutnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada 18 Agustus 2023, sekaligus sebagai pertanda operasional secara komersial.

Soal pengembalian modal, Kepala Divisi LRT Jabodebek PT Kereta Api Indonesia (Persero), Mochamad Purnomosidi, menjelaskan pihak sudah memperkirakan. “LRT Jabodebek diperkirakan bisa balik modal setelah 13 tahun. Sehingga setelah itu tidak memerlukan lagi subsidi,” tutur dia.

Perkiraan tersebut, kata dia, sudah dihitung dengan asumsi tarif dasar Rp 5.000 hingga tertinggi Rp 25 ribu yang sudah diusulkan oleh LRT Jabodebek. Dengan target 200 ribu penumpang per hari sejak dimulainya operasional komersial pada 18 Agustus 2023 nanti. Target juga akan meningkat menjadi 500 ribu penumpang per hari setelah 5-10 tahun.

Proyek tersebut digelar dengan nilai investasi sebesar Rp 29,9 triliun. Kemudian biayanya membengkak Rp 2,6 triliun menjadi Rp 32,5 triliun karena operasionalnya sempat diundur. Sedangkan saat beroperasi nanti, selain dari tiket, Purnomosidi menjelaskan, ada sumber pendapatan lain yang bisa menjadi pemasukan bagi LRT Jabodebek.

Dia mencontohkan seperti berupa iklan di stasiun-stasiun, naming right, tenant, ATM center. “Atau bahasa sekarang adalah pendapatan non-farebox (pendapatan nontiket),” kata Purnomosidi.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan sejak 2018. Pernah meliput isu teknologi, sains, olahraga, dan ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti Kursus Jurnalistik Intensif di Tempo Institut dan magang menjadi wartawan Tempo pada akhir 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus