Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Bela negara merupakan aspek yang menyangkut banyak hal dan tidak hanya masalah pertahanan negara. Generasi muda belajar dengan baik juga salah satu bentuk bela negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau kita mampu memproduksi barang kebutuhan sendiri sehingga tidak tergantung pada barang impor, hal demikian juga bentuk bela negara," ujar anggota Lembaga Pengkajian (Lemkaji) MPR, Ishak Latuconsina, saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Bela Negara kepada 100 Resimen Mahasiswa (Menwa), Manado, Sulawesi Utara, Sabtu, 20 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk itulah, menurut pria yang pernah aktif di TNI AL itu, pendidikan bela negara kepada masyarakat penting diberikan. Pria yang mempunyai pangkat Laksamana Dua itu menyebut masalah bela negara bagi bangsa Indonesia bukan hal yang main-main. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, ragam etnis, budaya, dan agama, masalah yang ada di Indonesia sangat kompleks. "Besarnya luas negara merupakan tantangan besar bagi negara kita," ucapnya.
Ia membandingkan dengan Singapura yang luasnya tak lebih dengan Jakarta, di mana tantangannya pun berbeda dengan Indonesia. "Mereka mempunyai bandar udara Changi yang bagus dan itu wajar karena bandar udaranya cuma satu. Beda dengan Indonesia yang memiliki ratusan bandar udara," ujarnya.
Untuk itulah dirinya berharap, bisa mengelola besar dan luasnya negara dengan segala kerumitannya, Indonesisa tidak hanya menyerahkan masalah bela negara pada TNI saja.
Sosialisasi yang dilakukan di Manado ini adalah sebagai salah satu bentuk pendidikan bela negara. "Dengan sosialisasi akan menjadikan kita paham tugas dan kewajiban sebagai warga negara. Acara ini juga merupakan bagian pendidikan bela negara," katanya.
Bela negara sangat penting, sebab menurut Ishak, bangsa Indonesia tidak berada dalam ruang vakum. Hidup di tengah berbagai macam bangsa dengan berbagai kepentingan yang ada, akan memunculkan peluang dan tantangan. Tantangan yang ada bisa menjadi ancaman. "Dan bila ancaman menjadi nyata, maka kita harus siap menghadapi. Untuk menghadapi ancaman, maka perlu kesiapan dengan cara latihan terus menerus," ucapnya.
Diharapkan, ke depan bangsa Indonesia akan mampu sebagai bangsa petarung. "Hal demikian bisa tercapai bila kita disiplin, percaya diri, kerja keras, tanggung jawab, dan gotong royong. Jatuh bangunnya sebuah bangsa tergantung kualitas manusianya," katanya. (*)