Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemenperin Apresiasi Industri Ponsel Terapkan TKDN

Program substitusi impor mendapat dukungan industri telepon seluler. Produsen feature phone Nokia membuat produknya di dalam negeri. #Infotempo

31 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi pelaku industri telepon seluler yang konsisten menerapkan TKDN. Hal ini sebagai bentuk dukungan industri terhadap upaya Kementerian Perindustrian yang terus menggiatkan program substitusi impor 35 persen tahun 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menperin berharap industri telepon seluler dapat menjalankan roadmap pendalaman struktur yang telah ditetapkan Kemenperin. “Saya juga berpesan agar riset dan pengembangan telepon seluler sudah mulai dapat dilakukan di dalam negeri,” ucapnya di Jakarta, Senin, 15 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya Kemenperin menggenjot TKDN di industri telepon seluler telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier mengatakan bahwa dari tahun 2022-2024, Kemenperin menargetkan SMT Process, Industrial Mechanical Design, industri casing, industri baterai, casis molding design, dan industri antena dilakukan di dalam negeri.

Menurut Taufiek hasilnya sudah terlihat. “Pada tahun 2021 produksi dalam negeri sudah mencapai 57 juta unit dan impor sekitar 2,9 juta unit. Kami sangat concern agar industri komponen Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet (HKT) bisa terus tumbuh di dalam negeri,” ujarnya.

Salah satu produsen yang mendukung TKDN dan mendapat apresiasi Kemenperin adalah PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia. Perusahaan ini baru saja merilis produksi perdana feature phone Nokia di dalam negeri, dari yang sebelumnya impor.

“Produksi ini tentu berdampak positif pada perbaikan trade balance telepon seluler guna mencapai target substitusi impor. Di samping itu, dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja, pada akhirnya juga berdampak terhadap perbaikan ekonomi nasional,” kata Taufiek.

Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Ali Murtopo Simbolon menuturkan, dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 2,4 juta per tahun, PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia dapat memenuhi market dalam negeri tanpa harus melakukan impor lagi.

Deputy CEO Erajaya Group, Hasan Aula mengatakan, suatu kebanggaan besar bagi perusahaan dapat mengumumkan produksi perdana ponsel hasil kerja sama Erajaya Group dengan HMD Indonesia selaku pemegang lisensi Nokia. “Ini adalah bentuk nyata dan perwujudan dukungan kami pada upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor,” ujarnya. 

Ia juga senang bekerja sama dengan HMD Indonesia di level kolaborasi yang lebih tinggi dalam menghadirkan ponsel besutan anak negeri. “Kami harapkan inisiatif ini dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat luas, khususnya di Semarang,” ucapnya. (*)

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus