Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengupayakan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, serta memaksimalkan dukungan pada program-program strategis. Adapun, program strategis antara lain Kostratani serta penyuluhan pelatihan dan pendidikan vokasi bagi penumbuhan pengusaha milenial di bidang pertanian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seluruh program ini sesuai amanat Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo terkait pentingnya memfasilitasi generasi milenial dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan mereka melalui pelatihan. "Kita ubah pola pikir generasi milenial bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi ini," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun, pengembangan SDM Pertanian diarahkan pada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk membentuk kepribadian yang mandiri bagi SDM pertanian, serta memotivasi agar petani mampu meningkatkan kapasitas individu demi kemajuan usaha taninya.
"Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.
Dalam upaya meningkatkan mutu SDM, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai UPT Pelatihan di bawah BPPSDMP, bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke, melaksanakan Diklat Tematik Padi spesifik lokasi bagi petani di daerah perbatasan tepatnya di Kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Papua.
Diklat yang diikuti 30 orang petani ini berasal dari Kampung Urumb, Kampung Matara, Kampung Anasai dan Kampung Waninggap Nanggo Distrik Semangga di Kabupaten Merauke. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani sebagai bekal dalam rangka penerapan teknologi budidaya padi spesifik lokasi.
Model pembelajaran yang diterapkan adalah Experiential Learning Cycle. Peserta harus melewati serangkaian tahapan pelatihan melalui pengalaman nyata, tahap observasi refleksi, tahap konseptualisasi, dan tahap implementasi, kemudian menerapkannya di lahan masing-masing.
Munanto Haris sebagai widyaiswara dan koordinator akademik pelatihan dari BBPP Ketindan mengatakan, bahwa pola pelatihan ini adalah 30 persen teori dan 70 persen praktik. “Materi yang disampaikan ini sangat mendukung kemajuan pertanian di Merauke, khususnya tentang budidaya padi spesifik lokasi antara lain paket teknologi budidaya padi, seleksi benih dan persemaian padi, sistem jajar legowo, sistem pengairan basah kering serta pengendalian hama dan penyakit terpadu,” tuturnya.
Menurut Haris, diklat ini akan terasa manfaatnya jika diterapkan oleh alumni di lahannya masing-masing. “Tentunya harus didampingi terus oleh penyuluh pertanian secara intensif melalui demonstrasi plot maupun sekolah lapang padi,” kata dia.
Senada, Plh. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke, Erny Widayanti, berharap setelah diklat usai seluruh peserta dapat meningkatkan kapasitas serta kompetensinya.
“Dengan berkembangnya wawasan berpikir secara komprehensif bagi petani, semua itu bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam teknik budidaya padi spesifik lokasi sehingga produktivitas padi meningkat, kesejahteraan petani juga meningkat,” kata Erny. (*)