Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Desa Gelar Pelatihan Hidroponik bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berencana akan mengembangkan pelatihan hidroponik bagi penyandang disabilitas ke seluruh daerah di Indonesia.

30 Agustus 2018 | 15.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo PDTT, saat meninjau kegiatan pelatihan bercocok tanam hidroponik bagi penyandang disabilitas untuk wilayah DIY di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Sleman Yogyakarta, Rabu, 29 Agusrus 2018. (dok. Humas Kemendes PDTT)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berkomitmen terus mendorong pemberdayaan bagi seluruh masyarakat perdesaan di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali warga penyandang disabilitas. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas, yang selama ini diketahui sulit mendapat pekerjaan di bidang formal karena kalah bersaing dengan pencari kerja pada umumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu upaya Kementerian Desa dengan menggelar percontohan pelatihan budi daya sayuran hidroponik bagi para penyandang disabilitas di berbagai wilayah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan penyandang disabilitas harus diberi kesempatan untuk bisa hidup mandiri. Dengan diberi kesempatan, Kementerian Desa yakin penyandang disabilitas akan mampu sukses sebagaimana warga lainnya. 

"Kaum difabel bukan berarti tidak bisa ini itu. Kalau dikasih kesempatan, mereka sebenarnya juga bisa. Karena itu, kita mencoba beri pelatihan bagi mereka," kata Menteri Eko saat meninjau kegiatan pelatihan bercocok tanam hidroponik bagi penyandang disabilitas untuk wilayah DIY di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Sleman, Yogyakarta, Rabu, 29 Agustus 2018. 

Pelatihan budi daya sayuran hidroponik ini dipilih karena tergolong mudah serta mampu memberikan pendapatan cukup besar bagi setiap pelakunya. "Satu unit (tanaman hidroponik) bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 500 ribu. Karena itu, kita coba memberi mereka masing-masing satu. Kalau berhasil, bisa dikembangkan lagi," katanya. 

Meski saat ini pelatihan budi daya hidroponik bagi penyandang disabilitas ini masih bersifat percontohan, Kementerian Desa mengatakan akan berupaya mengembangkan pelatihan serupa ke daerah-daerah lainnya. "Kita harus terus bantu mereka dengan beri semangat. Mereka sebenarnya mampu dan bisa. Akan kita buktikan dengan dilatih, sehingga ketika sukses, mereka akan bisa menginspirasi penyandang disabilitas lain untuk bisa berbuat hal yang sama," ucapnya.

Saat meninjau para peserta pelatihan budi daya hidroponik ini, Menteri Eko mengaku senang melihat keseriusan serta komitmen para penyandang disabilitas. "Komitmen mereka saya lihat luar biasa. Saya senang sekali dengan adanya pelatihan ini," tuturnya.

Sementara itu Kepala BBLM Yogyakarta Erlin Chaerlinatun mengatakan pelatihan bagi difabel ini baru pertama kali dilaksanakan dan pastinya bukan yang terakhir. Ia berharap pelatihan seperti ini juga akan dilaksanakan balai latihan lainnya. Pelatihan di BBLM Yogyakarta ini juga melibatkan BNI yang memberikan stimulan instalasi hidroponik. (*)

Esra Dopita Meret

Esra Dopita Meret

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus