Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL -- Pemerintah mendukung penuh perusahaan swasta yang telah membantu pelaku UMKM dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan. “Kami mendukung perluasan dan keberlanjutan program yang dijalankan swasta dengan mendorong sinergi kebijakan seperti implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, Kredit Usaha Rakyat, dan pengembangan inkubator wirausaha,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudy Salahuddin berbicara dalam diskusi webinar dan bazaar online #SampoernaUntukUMKM yang dihelat Tempo Inti Media Rabu, 16 Oktober 2020. Menurutnya, program Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC) atau Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna dan Sampoerna Retail Community (SRC) telah membina ratusan ribu pengusaha mikro sehingga mampu bertahan selama pandemi Covid-19. Peran swasta ini bukti kerja sama berbagai pihak sehingga perekonomian Indonesia pulih lebih cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETC dan SRC merupakan upaya PT HM Sampoerna Tbk. mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan yang efektif dan inspiratif. Bermula sejak 2007, SETC telah mendampingi ribuan pelaku UMKM.
Sampoerna menyadari salah satu kunci ekonomi kerakyatan adalah pendampingan berkelanjutan kepada UMKM, dan SETC merupakan perwujudan dari pendampingan tersebut. “Sesuai dengan falsafah tiga tangan yang kami anut, kami merangkul tiga pemangku kepentingan, yaitu konsumen dewasa, karyawan dan mitra usaha, serta masyarakat luas. Jadi, ini merupakan kontribusi kami kepada masyarakat luas,” ujar Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk, Ishak Danuningrat.
Sedangkan SRC yang digagas sejak 2008 adalah program kemitraan yang bertujuan meningkatkan daya saing toko kelontong sebagai wujud ekonomi kerakyatan. Hingga kini, SRC telah menghimpun 130 ribu pemilik toko kelontong di 34 provinsi. “Menurut survei litbang Kompas di awal tahun 2020, SRC memberi kontribusi sebesar Rp 63,9 triliun per tahun, dan 45 persen toko kelontong SRC mengakui telah mengalami peningkatan pesat sejak bergabung,” kata Ishak.
Sampoerna juga mengembangkan Aplikasi AYO SRC, untuk menghubungkan seluruh anggota SRC dengan mitra penyalur, seperti pedangang grosir dan juga konsumen. AYO SRC merupakan wujud dukungan pengembangan usaha sekaligus penciptaan peluang bagi UMKM melalui digital. Dengan demikian, konsumen dapat membeli barang secara daring di toko sedangkan pemilik toko juga bisa berbelanja daring ke toko grosir. “Dalam aplikasi AYO SRC juga ada fitur Toko Terdekat yang memudahkan konsumen mencari toko terdekat, dan fitur Pojok Bayar untuk pilihan sistem pembayaran,” kata Direktur PT SRC IS, Henny Susanto.
Dalam pandangan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, kedua program Sampoerna yakni SETC dan SRC, membuat pelaku usaha lebih akrab dengan dunia digital. Ini sejalan dengan program Kementerian Koperasi yang mendorong semua UMKM go-digital.
Berdasarkan data kementerian, selama pandemi terjadi peningkatan traffic internet sebesar 15-20 persen. Pembatasan aktivitas di luar rumah berdampak pada meningkatnya penjualan secara daring hingga 26 persen dari rata-rata bulanan. Bahkan, konsumen baru melakukan belanja daring sebesar 51 persen selama PSBB.
Perubahan tren belanja dari cara-cara tradisonal bertatap muka menjadi digital patut disikapi oleh pelaku usaha agar bisnisnya berkelanjutan. “Perilaku konsumen sekarang lebih peduli pada higenitas sehingga tak mau banyak berinteraksi langsung,” kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Victoria Simanungkalit.(*)