Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertamina NRE Jadi Motor Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan

Pertamina NRE melakukan percepatan pengembangan energi terbarukan dengan skala besar untuk mendukung transisi energi global menuju target akhir yaitu Net Zero Emission (NZE) 2060.

17 Januari 2025 | 20.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Chief Executive Officer Pertamina New & Renewable Energy (NRE), John Anis (kanan) dalam Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) Summit 2025, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu, 15 Januari 2025. Dok. Pertamina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - CEO Pertamina New & Renewable Energy (NRE), John Anis mengatakan, Pertamina NRE melakukan percepatan pengembangan energi terbarukan dengan skala besar untuk mendukung transisi energi global menuju target akhir yaitu Net Zero Emission (NZE) 2060.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam diskusi yang berlangsung digelaran Abu Dhabi Sustainability Week 2025 beberapa waktu lalu, John Anis menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan lebih dari 3.500 GW, yang mencakup energi surya, angin, bioenergi, dan panas bumi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pertamina NRE berkomitmen untuk menjadi penggerak utama transisi energi di Indonesia dengan mengembangkan bioetanol dan energi panas bumi. Ini adalah dua inisiatif strategis yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga mendukung stabilitas pasokan energi nasional," ujarnya.

Dalam mengelola potensi tersebut tentu Pertamina NRE membutuhkan dukungan pemerintah melalui kebijakan proaktif seperti subsidi energi terbarukan, insentif fiskal, dan kolaborasi dengan sektor swasta strategis. "Kami juga bekerja sama dengan investor internasional untuk memastikan pembiayaan yang berkelanjutan dalam proyek-proyek energi hijau. Ini langkah strategis yang kami tempuh, kolaborasi adalah hal penting" tambahnya.

Pembiayaan inovatif menjadi faktor kunci dalam mempercepat proyek energi terbarukan skala besar. Menurut John, peningkatan minat pengembangan energi hijau dapat tumbuh dari sektor swasta melalui model pendanaan seperti green bonds dan public-private partnerships. Pendekatan inklusif dalam pengembangan proyek energi terbarukan juga sangat diperlukan.

"Kami tidak hanya fokus pada produksi energi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal. Optimalisasi lokasi proyek dirancang untuk memastikan bahwa masyarakat sekitar mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial, seperti lapangan kerja baru dan akses energi yang lebih merata," ujarnya.

Di tengah peluang besar tersebut, John mencatat bahwa kebutuhan infrastruktur seperti transmisi energi dan regulasi yang mendukung masih memerlukan perhatian lebih. Peningkatan teknologi dan keandalan jaringan pun akan menjadi fokus utama dalam beberapa tahun mendatang.

Dengan pendekatan kolaborasi internasional yang kuat, baik Indonesia maupun negara lainnya akan menunjukkan bahwa transisi menuju NZE 2060 melalui energi terbarukan skala besar dapat dicapai.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung target Pemerintah mencapai NZE pada 2060, termasuk membangun dan mengembangkan energi transisi di Indonesia.

"Keikutsertaan PNRE pada berbagai forum di tingkat global merupakan langkah positif untuk sosialisasi dan membangun kemitraan dengan mitra internasional dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan,"tandas Fadjar. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus