Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertamina Tekan Emisi Karbon Lewat Optimalisasi EBT dan Bioenergi

Pertamina terus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) serta mendorong BBM yang lebih ramah lingkungan sebagai upaya dalam merespons komitmen target net zero emission (NZE) 2060.

17 Februari 2025 | 18.24 WIB

SVP Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza menjadi narasumber dalam acara Talkshow Green Energy di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2025. Dok. Pertamina
Perbesar
SVP Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza menjadi narasumber dalam acara Talkshow Green Energy di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2025. Dok. Pertamina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL – Pertamina terus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) serta mendorong BBM yang lebih ramah lingkungan sebagai upaya dalam merespons komitmen target net zero emission (NZE) 2060.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hal itu diungkapkan Senior Vice President (SVP) Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza saat menjadi pembicara dalam acara Carbon Neutrality and Mobility Event yang diselenggarakan oleh Toyota Indonesia, di Gambir Expo Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Utara, pada Jumat 14 Februari 2025, bertepatan dengan gelaran Indonesia International Motor Show 2025 (IIMS 2025).
Oki memaparkan, Pertamina telah menyiapkan ‘masa depan’ bagi sektor energi di Indonesia, mulai dari strategi menekan angka emisi, hingga memastikan keamanan dan ketahanan energi di tanah air.
Hal ini tentu memerlukan kebijakan dan insentif untuk dapat menciptakan ekosistem biofuel yang berkelanjutan dan terjangkau masyarakat. Oki juga memastikan bahwa Pertamina selalu melakukan yang terbaik agar harga energi tersebut tetap affordable dan terjangkau masyarakat Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dari sisi produk, Oki menjelaskan bahwa Pertamina terus mengembangkan bioenergi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Setidaknya tiga produk yang dikembangkan Pertamina. Pertama, bioetanol yang dicampurkan dengan gasoline.  Kami juga punya HVO atau renewable diesel yang menjadi campuran untuk diesel. Ketiga, Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bisnis aviasi,” terangnya.

Sejalan dengan itu, Pertamina juga terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di tanah air, terrmasuk dalam me-recycle baterai kendaraan listrik. Oki juga mengatakan, Pertamina telah menyiapkan ekosistem energi masa depan lainnya seperti hidrogen.

“Untuk hidrogen ini kami ada beberapa aktivitas terutama di sektor produksinya. Kami berusaha untuk memproduksi green hydrogen di Ulubelu dengan kapasitas 100 Kg per hari, dan  kita menyiapkan proyek untuk SPBU hydrogen. Namanya Hydrogen Refueling Station,” jelasnya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi mengapresiasi langkah Pertamina dalam mengembangkan BBM yang lebih ramah lingkungan.


“Di sektor penerbangan Pertamina sudah ada biofuel yang disebut SAF. Selain itu program B40 sudah berjalan dengan baik per hari ini program mandatory B40 sudah tersalurkan sekitar 12 juta kilo liter. Kami sangat mengapresiasi implementasi biofuel yang telah dilakukan Pertamina,” kata dia.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian sustainable development goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social & governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus