APA yang tak dapat Anda temukan di Taman Impian Jaya Ancol ? Pertanyaan ini tentu lebih mudah dijawab daripada mencari dan menyebut semua yang ada dan tersedia di kawasan rekreasi ini. Orang yang canggih akan berkata: ah, Ancol belum punya skylift. Tetapi, Ancol sudah menyediakan yang lebih canggih: pelabuhan yacht, tempat berselancar angin, gelanggang berkuda, lapangan golf. Yah, Ancol belum punya kurhaus. Memang, tetapi Ancol punya teater mobil, sebuah hotel internasional dan cottage yang nyaman. Restoran yang tersedia di Taman Impian Jaya Ancol pun menawarkan citarasa maupun tingkat kecanggihan yang sangat beragam: Jepang, Korea, Eropa, Manado, Jawa, Padang, dan sebutlah lagi yang lain. Ancol dulu memang hanya rawa-rawa yang dihuni nyamuk, kawanan kera dan para penyamun yang hincit dari kejaran polisi Belanda. Daerah Gunungsahari saja pada saat itu sudah merupakan daerah pinggiran tempat menir-menir Belanda membangun rumah dengan halaman luas sebagai peristirahatan. Hingga tahun 1964 Ancol masih berupa hamparan rawa. Lalu seorang insinyur bernama Ciputra yang pada tahun 1967 sebagai pimpinan PT Pembangunan Jaya, mulai melirik ke kawasan ini. Dengan tanah seluas 550 hektar rawa yang telah direklamasi menjadi daerah yang dipandang ideal untuk industri, perumahan dan rekreasi. Mungkin awalnya adalah sebuah mimpi. Kawasan rekreasi yang digagas Ciputra ini pun tak ayal lagi diberi nama Taman Impian Jaya Ancol. Dari seluruh rawa yang di-reklamasi itu, seluas 137 hektar dipakai untuk membangun kawasan rekreasi. Pada tahap pertama serba sederhana, yang disebutnya seperti pada zaman revolusi agraria sebagai generasi pertama TIJA hanya memanfaatkan keadaan alamnya saja: pantai. Listrik belum lagi dimasukkan. Malam hari hanya dinyalakan beberapa obor di tepian pantai. Masyarakat Jakarta lalu mengenal sebuah tujuan baru untuk ber-rekreasi. Ancol! tempat yang semula selalu disebut dengan gurauan "tempat jin buang anak", sekarang telah mempunyai sirkuit balap mobil, night club dan fasilitas pantai. Pada masa awal itu pantai Ancol memang mirip sebagai lover's lane yang panjang. Malam-malam, sepasang demi sepasang mahluk muncul dan memadu janji di keremangan malam. Tempat rekreasi ini masih lebih banyak dinikmati oleh pasangan-pasangan kekasih. Lalu tahap kedua pembangunan TIJA pun dimulai pada tahun 1973 dengan memasukkan unsur teknologi. Revolusi industri mulai dimanfaatkan merupakan babakan generasi kedua. Dibangunlah fasilitas rekreasi yang dapat dinikmati oleh seluruh keluarga, seperti: Gelanggang Samudra, Gelanggang Renang, hotel, cottage, hostel, lapangan golf, teater mobil, pasar seni, marina dan lain-lain. Potensi alam sudah digabungkan dengan teknologi modern. Keluarga-keluarga mulai berduyun-duyun datang. Apalagi setelah Taman Impian Anak-anak dibuka, dimana anak-anak dapat bermain sambil mengembangkan kreativitas, Taman Impian Jaya Ancol semakin ramai dikunjungi. TIJA bahkan sudah menjadi landmark, bagi Jakarta. Setiap tamu yang datang dari luar kota atau luar negeri selalu diajak pesiar ke Ancol, seakan-akan belum di Jakarta kalau belum ke Ancol. Sebagai perusahaan yang mengandalkan teknologi dan inovasi, sudah dapat diduga bahwa langkah lanjut Pembangunan Jaya adalah menerapkan teknologi canggih untuk mengembangkan kawasan rekreasi Ancol ini. Demikianlah, tahap ketiga pembangunan TIJA memang memakai teknologi canggih. Tahap.ini diawali dengan pembangunan Dunia Fantasi yang akan diresmikan pembukaannya pada 29 Agustus 1985 ini. Dunia fantasi yang menampilkan jenis hiburan berteknologi canggih ini memang ternyata membangkitkan minat penduduk Jakarta. Sejak soft opening pertengahan Juni yang lalu, sudah setengah juta pengunjung datang ke sana. Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol sendiri kini mencapai ratarata 760.000 per bulan. Mulai tahun 1979 jumlah pengunjung pertahun bahkan mencapai 10 juta orang. Dunia fantasi yang terletak di sisi barat TIJA, bersebelahan dengan pelabuhan khusus kapal pesiar Marina, dibangun di atas tanah seluas 9,7 hektar. Ini memang baru babak pertama, yaitu Fantasi Keliling Dunia. Seluruh kawasan Dunia Fantasi nantinya akan mempunyai areal seluas 60 hektar bahkan dicita-citakan menjadi 200 ha yang dibagi dalam empat tahap pembangunan. Tiga tahap berikutnya: Fantasi Dongeng, Fantasi Petualang dan Fantasi Harapan direncanakan rampung dalam waktu sepuluh tahun. Ini cocok dengan konsep taman rekreasi berthema (theme park) seperti yang kita jumpai di Disneyland, misalnya. Taman rekreasi berthema pada dasarnya adalah taman rekreasi yang dengan bentuk penampilan fisik maupun layanan yang sesuai dengan thema atau suasana tertentu. Tujuan dari bentuk dan penampilan khusus ini adalah untuk memperkuat kesan dan suasana yang ingin dicapai, sehingga pengunjung puas berfantasi dan merasa telah berada di luar dunia kenyataan sehari-hari. Fantasi keliling dunia, misalnya, menampilkan tujuh kawasan yang mewakili ciri-ciri geografis wilayah dunia. Dimulai dengan Kawasan Jakarta, Kawasan Afrika, Kawasan Amerika (Wild West), Istana Boneka, Kawasan Indonesia, Kawasan Eropa dan Kawasan Asia yang masing-masing merupakan sub-thema dengan cirinya yang khas. Sub-thema itu tampil dalam bentuk arsitektur bangunan, dekorasi, atraksi maupun layanan yang tersedia di dalam masing-masing kawasan. Dunia Fantasi ini tampaknya benar-benar dibangun di atas pengertian bahwa manusia secara tak sadar selalu berfantasi untuk memindahkan dirinya dari kenyataan hidup dan ketegangan yang menghimpitnya. Sejenak berada dalam alam angan-angan selalu merupakan kemewahan yang tersendiri bagi manusia yang da waktu ke waktu membutuhkan rekreasi. Konsep ini masih baru bagi Indonesia. Berlainan dengan Taman Mini Indonesia Indah yang "Melestarikan" masa lalu Indonesia dan berfungsi sebagai pelestari kebudayaan, Dunia Fantasi memang tidak menunjuk kecenderungan ke arah sana. Dunia Fantasi menawarkan suguhan masa depan dan merangsang fantasi pengunjungnya untuk mencipta dan akrab dengan teknologi. Fantasi Keliling Dunia ini dibangun mengikuti pola tapak temu gelang untuk menuntun pengunjung agar dapat mengikuti semua suguhan atraksi secara lengkap tanpa harus mundar mandir dalam rute yang acak. Para pengunjung diterima di Kawasan Jakarta yang merupakan daerah pintu gerbang dan pusat pelayanan bagi para pengunjung. Dengan bentuk bangunan corak Betawi, para pengunjung langsung dapat merasakan sambutan Jakarta Tempo Doeloe. Di kawasan ini terdapat tujuh buah loket karcis, toilet umum, tempat menyewa kursi roda, kereta anak dan juga menyewa kamera, tempat penitipan barang. Dalam gaya arsitektur khas masa lalu, di kawasan ini terdapatjuga balaikota, kantor pos, restoran, toko dan bank. Sebuah komidi putar sebagai ciri utama taman rekreasi umumnya diberi nama Turangga-rangga juga langsung menyambut para pengunjung di plaza luas di depan balaikota. Mengikuti jalur ini para pengunjung akan tiba di kawasan Afrika yang ditandai dengan corak bangunannya gaya Timbuktu. Di kawasan ini terdapat dua wahana penting, yaitu Balada Kera dan permainan mobil senggol yang diberi nama Ubanga-banga. (nama inipun terdengar sangat Afrika). Balada Kera mungkin merupakan kebanggaan tersendiri. Ia merupakan pertunjukkan komidi musik yang diperankan oleh 23 kera yang dikendalikan dengan cara audioanimatronik. Ke-23 kera ini menampilkan pertunjukan panggung dengan gerak, nyanyi dan lawakan segar. Kecuali di Jepang, pertunjukan ini merupakan satu-satunya di Asia. Dan ini boleh dicatat, komidi kera ini merupakan ciptaan putra-putra Indonesia. Pertunjukan 22 menit ini berlangsung dalam sebuah gedung yang menampung 600 orang. Di Kawasan Amerika terdapat tiga wahana. Yang paling banyak diantri pengunjung adalah Riam Luncur Niagara-gara. Para pengunjung naik dalam sebentuk balok yang dihilirkan mengikuti alur parit, lalu mendaki dan tiba-tiba dari ketinggian 11 meter balok itu meluncur deras ke sebuah kolam air yang tersibak karena balok terjun. Sekalipun pada mulut antrian terpampang tulisan agar penderita penyakit jantung tidak menggunakan wahana itu, tetapi atraksi "maut" ini memang mengundang fantasi istimewa. Kawasan Amerika gaya koboi ini juga menyuguhkan atraksi rumah ajaib. Pengunjung dibuat pusing mengikuti jalan yang miring dalam rumah miring itu. Di situ air pun mengalir ke atas, bola jatuh menggelinding ke atas. Di sini pun ada wahana mainan, Kursi Layang Pontang-pontang. Kursi layang (scrambler) ini mengocok penumpang yang duduk di atas kursi yang berputar cepat melayang dalam sumbu putar yang dibolak-balik. Di sebelah utara terdapat bangunan dengan warna warni dan bentuk yang mencolok. Bangunan seluas 3000 meter persegi ini disebut Istana Boneka yang menampilkan 600 boneka animatronik. Boneka-boneka itu dikendalikan dengan microprocessor sehingga menampilkan gerak-gerak yang diinginkan. Misalnya, ada penari perut dari Mesir yang menggoyang pinggulnya, atau dua pegulat sumo dari Jepang yang sedang mengadu kepalanya. Para pengunjung harus naik kendaraan air yang bergerak untuk mengitari Istana Boneka. Thema Istana Boneka ini adalah mengelilingi dunia dalam skala yang lebih kecil lagi. Dalam perjalanan 12 menit itu pengunjung melihat alam Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Australia dalam bentuk-bentuk boneka dan pakaian serta lingkungannya. Bahkan lagu Istana Boneka yang mengiringi perjalanan pun berubah-ubah aransemen dalam iramanya mengikuti gaya setempat. Melintasi kawasan Maluku pendengar menikmati dentam tifa, tetapi ketika melintas kawasan Spanyol musik pengiringnya menampilkan suar banyo yang mencuat. Kawasan Indonesia merupakan kawasan yang sepenuhnya diabadikan untuk anak-anak. Di kawasan ini terdapat enam wahana mainan mobil senggol, kereta layang, pesawat putar, kapsul layang, panggung boneka dan arena permainan aktif bagi anak-anak. Pada kenyataannya kaum dewasa pun menikmati wahana mainan ini. Dan ini cocok dengan ucapan seorang filsuf: bahwa masa dewasa hanyalah sebuah perpanjangan dari masa anak-anak. Kawasan Eropa merupakar pusat layanan makanan dan minuman dengan bangunan-bangunan yang berkarakteristik Eropa. Di sini terdapat pula arel adu tangkas, jenis permainan fisik yang termasuk baru di Jakarta, video game, serta wahana mainan piring oleng. Perjalanan keliling dunia dalam sehari ini berakhir di kawasan Asia dengan bentuk-bentuk bangunan Jepang, Korea, India dan Muangthai. Di kawasan ini terdapat wahana berukuran raksasa, yaitu Kincir Raksasa dan Perahu Ayun. Di sini pun terdapat wahana Mobil Senggol yang ketiga. Bila pengunjung benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk menikmati ketujuh belas wahana yang tersedia di Dunia Fantasi, ia memang akan memerlukan waktu sehari suntuk. Apalagi kalau ia memanfaatkan satu wahana yang disukainya beberapa kali. Ini disebabkan perlunya mengantri pada wahana tertentu. Di Dunia Fantasi ini pengunjung sekaligus dilatih berdisiplin untuk berdiri dalam antrian setiap akan mengunjungi wahana. Untuk Mobil Senggol yang hanya dua menit, orang mungkin harus berdiri 15 menit dalam antrian, tergantung jumlah pengunjung pada hari itu. Pada hari Minggu dan hari libur resmi Dunia Fantasi dibuka dari pukul 10 pagi hingga pukul 10 malam. Khusus pada hari-hari biasa dibuka antara pukul 3 petang hingga pukul 10 malam. Rentang waktu yang cukup untuk menikmati segudang fantasi yang tersedia di sana. Seperti halnya taman-taman rekreasi di Eropa dan Amerika yang mempunyai tokoh karakter (adi tokoh), Dunia Fantasi pun mempunyai hewan karakter berupa kera bekantan yang diberi nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilihnya kera sebagai karakter adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah kawasan kera. Pemilihan kera bekantan adalah semata-mata untuk mengenalkan jenis satwa langka yang kini dilindungi. Bentuk karikatural kera bekantan ini divisualisasikan oleh Matari Advertising yang ikut serta dalam program komunikasi awal Dunia Fantasi. Dufan yang djadikan adi tokoh ini diharapkan akan menjadi idola anak-anak, seperti tokoh Mickey Mouse di Disneyland. Masing-masing kawasan pun mempunyai tokoh karakternya tersendiri. Misalnya, sebagai master of ceremony di Balada Kera adalah kera baboon, sedangkan di Kawasan Indonesia tokoh karakternya adalah garuda. Bahwa Dunia Fantasi sudah menerapkan Bersih Tertib Rapi Aman yang menjadi pegangan utama taman-taman rekreasi di Indonesia. Konsep ini dikemukakan oleh Ibu Tien Soeharto dalam Kongres PUTRI yang lalu. "Tempat umum yang paling bersih di Indonesia barangkali ya Dunia Fantasi ini," kata Didi membanggakan proyeknya. Dunia Fantasi memang berpegang bahwa sampah itu mengundang sampah yang lain. Dengan tidak tampaknya sampah berceceran kawasan ini, orang tentunya akan rikuh juga untuk membuang sampah sembarangan. Setiap petugas sampah dengan sigap akan memungut setiap sampah yang tercecer. Tempat-tempat sampah yang berwarna putih pun tampak di mana-mana. Itulah sebabnya pula di pintu masuk para pengunjung diminta untuk menitipkan makanan yan dibawa dari rumah. Sampah yang terbanyak tertimbun di taman-taman rekreasi dan tempat umum memang biasanya mempakan sampah makanan dan pembungkusnya. Investasi mahal yang diletakkan atas proyek ini tentu saja tercermin pada harga karcis masuk. Untuk pertama kali memang ada kesan mahal. Pada hari minggu dan hari libur resmi harga karcis masuk (karcis masuk yang juga berlaku untuk 7 wahana) adalah Rp 3.000,00. Bila ingin menikmati 10 wahan tambahan yang tersaji, masih 1 harus membayar karcis paket seharga Rp 5.000,00. Cara termurah untuk mengunjungi Dunia Fantasi adalah hari Senin ketika harga karcis masuk adalah, Rp 1.000,00 dan harga paket Rp 2.500,00 Untuk hari Selasa sampai Jum'at harga karcis masuk Rp 1.500,00 dan paket Rp 3.000,00. Khusus hari Sabtu harga karcis masuk Rp 2.000,00 dan paket Rp 4.000,00. Untuk anak berusia 2 - 6 tahun dikenakan setengah harga, sedangkan dibawah 2 tahun bebas masuk. Kesan mahal ini memang hanya bisa sirna setelah pengunjung menikmati sajian yang tersedia di Dunia Fantasi karena pengunjung dapat menikmati berulang-ulang atraksi/wahana yang tertulis di karcisnya, sehingga waktu sehari penuh dapat dimanfaatkan sepuas hatinya. Hari Senin menurut Didi, ramainya pengunjung sama dengan hari Minggu, karena harga karcis yang sengaja diturunkan agar dapat lebih menjangkau banyak lapisan masyarakat. Tempat rekreasi ini menelan biaya Rp 22 milyar. Mahal ? Ternyata tidak. Biaya mahal ini menjadi ringan bebannya karena beberapa kawasan disponsori oleh perusahaan-perusahaan. Ubin keramik yang menjadi lantai bagi 3 hektar permukaan Dunia Fantasi disponsori oleh Super Italia. Begitu juga pengecatan seluruh kawasan Dunia Fantasi yang disponsori oleh Dana Paint. Sponsor-sponsor lain mensponsori salah satu kawasan atau pertunjukkan untuk jangka waktu lima tahun. BNI 46, misalnya, mensponsori Kawasan Indonesia, Kodak mensponsori Istana Boneka, Jamu Air Mancur mensponsori Kawasan Afrika (Balada Kera), Sinar Sosro mensponsori Kawasan Eropa, Chiki Snack mensponsori wahana kincir Raksasa & Mobil Senggol, Garuda Indonesia Airways mensponsori Kawasan Jakarta, dan Jarum Kretek Cigarete mensponsori Kawasan Amerika. Sponsor lain adalah Horison Hotel yang berlokasi di sebelah Dunia Fantasi yang menjadi hotel resmi Dunia Fantasi. Perusahaan film Kodak yang tampaknya paling berpengalaman dalam hal semacam ini. Seperti Disneyland dan Disney World di Amerika pun disponsori oleh Kodak. Tak heran kalau Kodak mengambil sponsor atas Istana Boneka, salah satu puncak atraksi di Dunia Fantasi. Kodak juga menyewakan kamera bagi para pengunjung serta mempunyai beberapa kios untuk menjual dan mencetak film. BNI 46 mempunyai bank kecil dalam kawasan yang disponsorinya untuk mempromosikan manfaat bank kepada anak-anak dengan menampilkan film dan burung audioanimatronik. Kepada para sponsor memang diberi keleluasaan untuk menggunakan Dunia Fantasi sebagai wahana promosi. Yanto Wonosantoso, direktur Jamu Air Mancur, tidak berpikir lama ketika ia ditawari Ciputra untuk mensponsori salah satu atraksi di Dunia Fantasi. Ia memilih Balada Kera karena Afrika merupakan kawasan alam, kawasan yang juga menyediakan berbagai bahan ramuan jamu. Yanto yakin bahwa pensponsoran yang dilakukannya itu bermanfaat dalam menaikkan citra perusahaannya disamping keikutsertaan menyediakan hiburan sehat bagi masyarakat. Hal yang sama juga dianut produsen makanan ringan Chiki selain karena pengunjung Dunia Fantasi sebagian besar merupakan keluarga dan anak-anak. Pada tahap pembangunan selanjutnya nanti, Dunia Fantasi masih lagi akan menawarkan berbagai fantasi yang menarik. Dalam Fantasi Dongeng, misalnya, anak-anak akan akrab lagi dengan berbagai dongeng yang pernah populer di Nusantara. Dalam Fantasi Petualang nanti anak-anak akan diajak berpetualang menunggang kapal perompak dan lain-lain. Sedangkan pada Fantasi Harapan, pengunjung akan diajak berfantasi tentang kehidupan pada masa yang akan datang. Fantasi Masa depan. Homo luden, manusia bermain. Dan dalam bermain, manusia berfantasi. Masyarakat Jakarta yang penat, kini telah menemukan lagi sebuah tempat rekreasi yang bermutu. Tulisan: Bondan Winorno dan Harso Widodo BOKS I KEBANGGAAN PARA ARSITEK KETIKA Ciputra masih mahasiswa arsitektur ITB, ia sudah kagum pada Walt Disney. Itu adalah juga kekaguman para arsitek kepada seniman pencipta tempat hiburan yang sangat menarik. "Dalam menciptakan tempat hiburan, ia memakai alat-alat dan media arsitektur untuk mewujudkan cita-citanya," tutur Ciputra. Ia sendiri termasuk arsitek yang mengakui Walt Disney sebagai bapak arsitektur rekreasi modern. Dari kekagumannya itulah kemudian ia bercita-cita untuk keliling dunia setelah lulus sarjana arsitek. Tentu saja Disneyland menjadi tujuan utamanya. Karena arena hiburan selama itu yang dikenal adalah tak lebih dari pasar malam yang hiruk pikuk dengan persaingan pengeras suara untuk menarik pengunjung. Dan Walt Disney berhasil mengubah tempat hiburan menjadi suatu theme park, sampai tercipta satu media rekreasi seperti Disneyland yang sangat dikagumi orang. Ciputra sendiri semula tidak menyangka bahwa suatu waktu ia akan berhasil membangun sebuah tempat hiburan yang nyaris berupa Disneyland mini. Ketika kepadanya diserahi tugas untuk mengelola Ancol, yang dikenal dengan Bina Ria itu, ia dan stafnya teringat pada Disneyland. Ia lalu menulis surat pada Disneyland, untuk meminta perusahaan rekreasi itu mengadakan kerja sama dengan Indonesia. Seperti apa yang dilakukannya pada Far East Organisation yang melakukan investasi di Taman Ria. Disneyland menolak tanpa menyebutkan alasan, bahkan berwanti-wanti padanya untuk tidak menggunakan Disneyland bila Ciputra membangun tempat rekreasi seperti itu. Karena Disneyland sudah paten. Tawaran kerja sama juga disampaikan pada Far East Organisation di Hongkong. "Tetapi, mereka menolak dengan alasan Ancol terlalu jauh dari kota," jelas Ciputra. Ide itu kemudian tetap menjadi ide semua pimpinan Ancol, juga pemerintah daerah, agar ada semacam Disneyland di Ancol. Karena biaya dan kemampuan teknologi untuk mencapai cita-cita itu masih sangat minim, maka Ancol djadikan rekreasi pantai dulu. Taman Impian Jaya Ancol pun berkembang sehingga terkumpul modal untuk melaksanakan impian semula. Modal itu bukan saja berupa sejumlah uang, tetapi juga tenaga-tenaga ahli Pembangunan Jaya yang telah akrab dengan kemajuan teknologi. Untuk membangun yang semegah Disneyland memang belum mungkin. Karena menyangkut biaya sebesar kurang lebih Rp 700 milyar, tanpa tanah. Sedang proyek Dunia Fantasi ini hanya dengan biaya Rp 22 milyar tanpa tanah. "Jadi jangan bandingkan dengan Disneyland," pintanya. Tentang keinginannya bekerja sama dengan Disneyland akhirnya toh diurungkannya. Karena ia sudah bangga dengan hasil stafnya yang boleh diacungi jempol. Lagipula, ia teringat pada Disney World yang ada di Tokyo, yang dimiliki oleh Mitsui grup. Ketika Disney World Tokyo selesai Ciputra punya kesempatan bertamu ke Presiden Direktur Mitsui. Dari sana ia tahu bahwa Disney World Tokyo dibangun dan dikelola oleh Walt Disney Organisation, Amerika, dengan fee 10% dari pendapatan. Sedangkan kontraknya berlaku untuk 45 tahun, yang seharusnya 50 tahun. "Itupun setelah tawar-menawar dari pihak Mitsui yang akhirnya hanya mendapat pengurangan waktu lima tahun," tuturnya. Dengan kontrak yang begitu lama, bukan soal pembayaran yang menjadi pikiran Disney World Tokyo, akan tetapi pembaharuan selama masa kontrak itu tetap dipegang oleh organisasi di Amerika itu. "Jadi suatu waktu bila bangsa Jepang sudah begitu maju, tetap mereka tak dapat melakukan inovasi pada taman rekreasi kebanggaan tersebut," lanjutnya. Kekuasaan itu bukan hanya dalam hal pembaharuan teknologi, "tetapi, juga soal menjual makanan. Di sana tidak ada dijual makanan Jepang." Belajar dari pengalaman itu, Ciputra tentu gundah. Ia bahkan khawatir bagaimana kalau kerja sama itu terjadi di Ancol. Orang tak bisa mencari makanan Indonesia. Apalagi dalam masa kontrak 50 tahun. Dalam Dunia Fantasi, bisa diadakan berbagai kreasi yang sesuai dengan alam Indonesia, "Misalnya balada kera," katanya. Dan pada kenyataannya orang memang kagum terhadap tontonan boneka kera yang dapat menyanyi dan berbicara menurut program. Lelaki kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah ini kemudian merendah dengan menyatakan bahwa Dunia Fantasi ini dibangun hanya sekadar meletakkan dasar untuk anak cucu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini