Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Tembok antigerilyawan di sahara

Marokko selesai membangun dinding sahara, tembok elektronik sepanjang 2.500 km. dilengkapi radar yang dapat mencium gerak gerik dari jarak 40 km. untuk menangkal serangan gerilyawan polisario. (ilt)

31 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Tembok antigerilyawan di sahara
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PEKAN ini, tibalah saatnya Kerajaan Marokko sampai pada sentuhan terakhir penyelesaian Dinding Sahara, tembok elektronik yang mulai dibangun sejak lima tahun lalu. "Ini merupakan langkah revolusioner dalam taktik antigerilya,". ujar seorang perwira senior Marokko. Dinding Sahara di rancang untuk menangkal serangan para pemberontak Front Polisario, yang ingin menegakkan kemerdekaan di Sahara Barat, bekas koloni Spanyol yang kini dikontrol Marokko. Terentang sepanjang 2.500 km, tembok ini menjulur dari perbatasan dengan Aljazair dan Mauritania, langsung ke Pantai Atlantik. Menurut Judith Miller dari New York Times Service, pembangunan tembok ini merupakan, "Kemenangan nyata teknologi tinggi dalam memerangi pasukan gerilya yang dilengkapi dengan senjata canggih buatan Soviet." Sepanjang perang yang sudah berusia sembilan tahun itu, Polisario memang banyak menggunakan senjata dari Negeri Beruang Merah. Kini, hampir sekujur wilayah Sahara Barat, dengan 150 ribu penduduk, praktis terkurung di dalam tembok itu. Pada setiap 3,2 km berdiri sebuah pos komando. "Tembok ini bagaikan garis pertahanan kedap udara, yang memungkinkan kami bergerak tanpa bisa dilacak musuh," kata Brigadir Jenderal Abdul Aziz Bennani, panglima zona selatan Marokko dan tokoh yang ikut terlibat dalam perancangan. Tetapi, Bennani juga mengakui, gagasan membangun tembok ini ukanlah sama sekali orisinal. "Kami berkaca pada sejarah," katanya. Maksud sang jenderal, pemerintahnya mendapat ilham dari Tembok Besar Cina dan Garis Maginot Prancis. Menghadapi musuh yang mengandalkan diri pada kekuatan infanteri, atau kavaleri, tampaknya taktik kuno dengan membangun kubu masih tetap mujarab. Membangun tembok pertahanan ini merupakan perjuangan tersendiri bagi pemerintah Marokko. Sebab, sebelum semua perangkat teknologi tinggi terpasang rapi, pekan ini, ancaman tetap saja besar. Januari lalu, misalnya, ketika panjang tembok baru mencapai 450 km, Polisario sempat melancarkan serangan tajam. Mereka menjebol tembok sepanjang 15 km, dan menguasai kawasan itu sehari penuh. Dalam pendadakan itu, Polisario mengaku berhasil menewaskan 311 prajurit Marokko, dan melukai 350 lainnya. Mereka juga menembak jatuh sebuah pesawat Mirage F-1. Penyelidikan yang dilakukan setelah para gerilyawan dipukul mundur mengisyaratkan, penyerbuan itu didukung rudal antipesawat SAM-6 dan tank T-55 - keduanya bikinan Soviet. Namun, pertempuran terbesar di sekitar tembok itu tercatat pada Oktober 1 984, ketika seribu gerilyawan Polisario menikam masuk di selatan Zag. Mereka juga berhasil menjebol tembok. Serangan ini baru bisa dipatahkan setelah pemerintah Marokko mengerahkan pasukan cadangan dan sejumlah pesawat tempur. Dengan rampungnya pembangunan tembok, ruang gerak Polisario kini memang menjadi sangat terbatas. Mereka bagaikan puak terasing dalam sepetak gurun suaka, terkepung hampir dari segala penjuru. "Kadang-kadang, mereka masih menembakkan mortir dari jarak sekitar sembilan kilometer," ujar seorang kolonel yang bertugas sebagai komandan Posko-1. Tetapi, "Daya rusaknya sudah tidak berarti." Pekan lalu, pemerintah Marokko mengizinkan tiga reporter AS meninjau dua posko dan beberapa kota di Sahara Barat. Hampir seluruh perangkat teknologi pertahanan yang dipasang di Dinding Sahara ini buatan AS. Di tiap pos komando ditempatkan layar radar dengan tiang setinggi 12 meter. Radar ini mempunyai kekuatan untuk mencium gerak-gerik individu dari jarak 19 km. Melengkapi radar ini adalah sistem sensor seismik dan elektronik, yang bekerja secara otomatis. "Kami bahkan bisa mengenali seekor anjing dari jarak sekitar 40 km," ujar seorang komandan posko di sisi selatan, dengan nada bangga. Begitu radar "mencium" sesuatu yang tidak beres, informasi itu diteruskan ke sebuah komputer, yang kemudian menyuguhkan pilihan tindakan penangkal. Tindakan penangkal itu sendiri lebih banyak bersifat manual. Sebab, ancaman yang, menurut komputer, tidak perlu ditanggapi akan dibiarkan begitu saja. Misalnya, peluru mortir yang dilepaskan di luar jarak tembak. Untuk keadaan darurat, tindakan penangkal akan diambil alih langsung oleh komputer. Sayang, pemerintah Marokko tak sudi menerangkan berapa dana yang dihabiskan membangun tembok ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus