Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sri Sukoati: SDN 085 Ciumbuleuit Tidak Bermaksud Lecehkan Lambang Negara

Penutupan gambar Presiden dan Wakil Presiden itu dalam rangka mensterilkan ruangan dari berbagai alat saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada 3-5 Mei 2018 lalu.

17 Mei 2018 | 20.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
suasana belajar mengajar di sekolah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO JABAR-- Kepala SDN 085 Ciumbuleuit, Bandung, Jawa Barat, Sri Sukoati menegaskan unggahan foto di media sosial pada 13 Mei lalu hanyalah kesalah pahaman. Ia memastikan, pendidik dan seluruh keluarga besar SDN 085 Ciumbuleuit taat hukum.

Pernyataan Sri ini terkait dengan munculnya sebuah unggahan gambar Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tertutup kertas putih di media sosial. Gambar itu terpampang di salah satu dinding sekolah.

Diketahui, gambar tersebut diambil di SDN 085 Ciumbuleuit, sehari setelah foto tersebut muncul di media sosial, Sri telah mengklarifikasi mengenai hal tersebut.

Gambar yang diunggah oleh akun Satyowati Pancasiwi mendeskripsikan sebagai tindakan yang tidak menghormati kepala negara. Akun tersebut juga menyebutkan bahwa seluruh siswi sekolah tersebut wajib mengenakan jilbab sejak masuk ke kelas IV.

“Kami adalah pegawai negeri yang taat dan hormat pada peraturan yang berlaku. Kami tegaskan bahwa tidak ada maksud untuk tidak menghormati atau melecehkan pimpinan negara Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam postingan akun Facebook atas nama Satyowati Pancasiwi,” ujarnya dalam surat yang bercap dan bermaterai.

Sri membeberkan, penutupan gambar Presiden dan Wakil Presiden itu dalam rangka mensterilkan ruangan dari berbagai alat saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada 3-5 Mei 2018 lalu.

“Panitia menutup foto presiden dan wakilnya dalam rangka menyeterilkan ruangan dari gambar-gambar tokoh nasional, maupun berbagai alat peraga yang bisa membantu siswa dalam menjawab soal ujian (USBN),” ucap Sri.

Setelah ujian selesai, Sri telah menginstruksikan panitia untuk merapikan ruangan kembali seperti semula. Termasuk mencopot kertas-kertas yang menempel pada alat peraga. Namun, karena sekolahnya hanya memiliki satu penjaga sekolah, belum semua kertas penutup alat peraga dicopot.

“Kebetulan di sekolah kami hanya ada satu orang penjaga sekolah laki-laki untuk merapikan ruangan yang letaknya di lantai satu dan dua. Dan ada sebagian bangku yang saat ujian disimpan di luar ruangan dan belum sempat membuka kembali penutup foto presiden dan wakilnya,” jelas Sri.

Soal kewajiban mengenakan jilbab, Sri menegaskan SDN 085 Ciumbuleuit tidak pernah menerapkan aturan tersebut. Ia sama sekali tidak pernah mewajibkan siswi untuk mengenakan kerudung meskipun sebagian besar adalah Muslim.

Pada kasus ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pun telah memberikan tanggapan langsung kepada akun Setyawati. Ia telah meminta jajarannya untuk mengecek kebenaran kabar tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di unggahannya pada 14 Mei, Muhadjir mengingatkan Setyawati agar tidak perlu menyebarkan informasi ini begitu saja ke media sosial tetapi lebih baik berkomunikasi langsung kepada kepala sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menghindari kesalahpahaman di lain hari, Muhadjir meminta agar gambar Presiden dan Wakil Presiden sebaiknya diturunkan saja beserta gambar lambang negaranya. (*)

Abdul Jalal

Abdul Jalal

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus