Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan di sektor keuangan. Salah satunya adalah Bank Indonesia, yang telah bekerja keras sehingga perekonomian Indonesia tetap stabil. Keberhasilan ini tercapai di tengah kondisi geopolitik dunia yang penuh ketidakpastian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Negara-negara industri maju, punya teknologi yang mumpuni, mengalami tekanan inflasi,” kata Prabowo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada Jumat, 29 November 2024. “Sedangkan situasi kita saat ini patut disyukuri. Kita dapat membawa bangsa ini dengan inflasi yang sangat rendah dan pertumbuhan di atas rata-rata dunia. Saya bangga.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo menyatakan, keberhasilan ini diraih berkat sinergi apik semua aktor di sektor perekonomian -baik perbankan, kementerian di bidang ekonomi, otoritas keuangan, hingga Bank Indonesia sebagai bank sentral. “Ini adalah rumus keberhasilan suatu bangsa. Hanya negara yang elitenya bisa rukun dan bersatu, bekerja sama, maka negara itu akan bangkit,” kata dia.
Kolaborasi erat seluruh sektor itu sesuai tema yang diangkat dalam pertemuan tersebut, yakni “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional”. Kegiatan yang dihadiri oleh para menteri, perwakilan otoritas keuangan, hingga kepala Kepolisian RI, dan panglima TNI, ini menjadi kesempatan penting bagi Bank Indonesia dalam memperkuat sinergitas sejalan dengan proyeksi tantangan yang semakin berat di 2025.
Selain perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina serta di Timur Tengah, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyoroti terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat akan membawa dampak ke sektor keuangan. Antara lain, tingginya suku bunga The Fed, menguatnya mata uang dolar Amerika, hingga tersedotnya investasi ke negara adidaya tersebut.
“Kuncinya hanya satu, yaitu sinergi. Karena masalah berat dan kompleks tidak mungkin dapat dihadapi sendiri, perlu kerja sama dan koordinasi,” kata Perry. “Dengan sinergi, insya Allah ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 akan menunjukkan kinerja yang cukup tinggi. Pertumbuhan akan membaik, mencapai 4,8 sampai 5,6 persen pada 2025, dan 4,9 sampai 5,7 persen pada 2026.”
Ada lima kunci sinergi, menurut Perry, yang patut dijalankan. Pertama, sinergi memperkuat stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan. Kedua, sinergi mendorong permintaan domestik khususnya konsumsi dan investasi. Ketiga, sinergi meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional. Keempat, sinergi pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian. Terakhir, sinergi digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.
Perry melanjutkan, Bauran Kebijakan Bank Indonesia pada 2025 akan diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional. Kebijakan moneter akan tetap fokus pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro stability and growth). Sementara itu, kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan ekonomi keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth).
Dalam pertemuan tahunan ini, Bank Indonesia juga meluncurkan Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valas (BPPU) 2025-2030. Hal ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan pasar uang dan pasar valas (PUVA) yang modern dan maju serta mendukung pembiayaan ekonomi nasional.
Selain itu, turut digelar BI Awards 2024, sebuah ajang apresiasi tahunan yang diberikan kepada para mitra strategis dari berbagai kalangan atas dedikasi tinggi dalam berkolaborasi secara aktif bersama Bank Indonesia memberi kontribusi untuk Indonesia.
Penganugerahan BI Awards tahun ini diberikan kepada 51 pemenang yang telah mendukung pelaksanakan tugas Bank Indonesia pada area moneter, sistem pembayaran, makroprudensial, pengembangan UMKM dan ekonomi syariah serta pendukung kebijakan.