Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jip Hummer itu ditemukan tanpa pemiliknya di dekat sebuah peternakan di Queretaro, Meksiko, Sabtu dua pekan lalu. Pintu mobil terbuka dan ada ceceran darah di sekitarnya. Hasil penyelidikan polisi menunjukkan ceceran darah itu identik dengan darah si pemilik mobil, Diego Fernandez de Cevallos. ”Golongan darahnya A positif, sama dengan Cevallos,” kata anggota tim penyidik federal, Ricardo Najera. ”Tapi kami belum memastikannya.”
Di tempat kejadian, polisi juga menemukan kacamata, pena, serta sepasang gunting yang sering dibawa Cevallos, 69 tahun. Sampai akhir pekan lalu, keberadaan senator dan bekas calon Presiden Meksiko itu masih belum diketahui. Keluarganya juga tak menerima permintaan tebusan.
Cevallos adalah anggota partai penguasa di Meksiko, Partai Aksi Nasional. Saat mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilihan umum 1994, dia kalah oleh Ernesto Zedillo, kandidat dari Partai Institusional Revolusioner. Dia dikenal sebagai tokoh politik berpengaruh dan pengacara kawakan. Dia memiliki firma hukum dan lahan peternakan di Queretaro. Kawan dan anak buahnya menjulukinya Jefe Diego alias Diego Sang Bos.
Memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Felipe Calderon, rekan separtainya, Jefe Diego menjadi penghubung parlemen dengan pemerintah dan pebisnis Meksiko. Presiden Calderon menyebutnya politikus kunci dalam masa transisi demokrasi.
Peran strategis Cevallos itu diduga membuatnya menjadi sasaran kartel narkotik dan lawan politik. Harian El Universal menulis dia diculik oleh kartel narkotik dan obat-obatan terlarang.
Sebelum Cevallos raib, memang terjadi serangan terhadap beberapa politikus. Dua pekan lalu, calon wali kota Jose Guajardo Varela ditembak di gudang pertanian miliknya. Kelompok pengedar narkotik kabarnya telah memperingatkan Varela agar membatalkan pencalonannya.
Di Tamaulipas, perbatasan dengan Texas, puluhan kandidat wali kota meminta perlindungan negara. Mereka melaporkan telah mendapat ancaman pembunuhan dari komplotan pengedar obat bius.
Kartel narkotik di Meksiko memang masih meraja, meski Presiden Calderon sudah menyerukan perang habis-habisan sejak 2006. Untuk perang itu, Calderon mengerahkan 50 ribu anggota pasukan. Hasilnya, sampai sekarang sudah 23 ribu orang tewas dalam baku tembak antara pasukan pemerintah dan anggota kartel obat bius ataupun akibat perang antargeng. Korban tewas terbanyak pada 2009, hampir 10 ribu orang.
Kartel obat bius Meksiko merupakan pemasok utama barang haram itu dari Amerika Selatan ke Amerika Serikat. Dalam setahun, peredaran obat terlarang itu bernilai US$ 13 miliar atau sekitar Rp 120 triliun. Laporan lembaga pengendali narkotik internasional menyebutkan 90 persen kokain yang dikonsumsi di Amerika transit di Meksiko.
Setidaknya ada enam kartel obat bius yang berkuasa di Meksiko. Kelompok terbesar adalah Sinaloa yang dipimpin Joaquin ”El Chapo” Guzman. El Chapo masuk jajaran orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan kekayaan sekitar US$ 1 miliar pada 2009 dan 2010.
Pada 1993, Guzman ditangkap di Guatemala dan diekstradisi ke Meksiko. Ia dipenjara dengan pengamanan maksimal, tapi kabur pada 2001. Geng Sinaloa menguasai 17 kota di Meksiko dan memiliki lebih dari seribu anggota.
Geng Sinaloa bergabung dengan kelompok Gulf yang bermarkas di Matamoros, sekitar 900 kilometer ke utara Kota Meksiko. Kelompok Gulf menguasai 12 kota. Kekuatan kelompok ini amat diperhitungkan karena anggotanya sebagian besar desersi pasukan khusus Meksiko.
Sinaloa juga bersekutu dengan La Familia yang baru didirikan pada 2006 di Michoacan, sebelah barat Kota Meksiko. Kelompok ini dipimpin Nazario Moreno Gonzalez, yang dikenal dengan julukan Si Gila atau El Mas Loco.
Musuh Sinaloa adalah kelompok Tijuana yang menguasai wilayah Ciudad Juarez, daerah perbatasan Texas, tempat ”terpanas” di Meksiko. Sepanjang tahun ini tercatat 500 orang tewas dan sebagian besar terkait dengan perang kartel obat bius.
Calderon mengatakan perang antargeng dan pembunuhan bersenjata itu merupakan imbas kebijakan negara tetangganya, Amerika, yang mengizinkan kepemilikan senjata api. Dalam kunjungannya ke Washington, Rabu pekan lalu, Calderon mengatakan lebih dari 90 persen senjata di Meksiko dibawa secara ilegal dari Amerika.
Menurut dia, tingkat kekerasan di Meksiko melonjak ketika larangan kepemilikan senjata dihapus enam tahun lalu. ”Meksiko perlu bantuan Amerika untuk menghentikan aliran senjata di perbatasan,” katanya.
Yandi M.R. (Reuters, AFP, AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo