Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font face=arial size=1 color=brown><B>Polandia</B></font><BR />Tragedi Kedua Alas Katyn

Presiden Polandia, ibu negara, dan sejumlah pejabat teras lainnya tewas dalam kecelakaan pesawat. Kenangan buruknya hubungan Polandia-Rusia mencuat kembali.

26 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gumpalan awan sarat debu tak menyurutkan puluhan ribu orang di Krakow, Polandia. Mereka menyemut di sekeliling Kastil Wawel, tempat pemakaman raja dan pahlawan Polandia. Upacara pemakaman Presiden Lech Kaczynski dan istrinya, Maria Kaczynska, berlangsung khidmat, Ahad dua pekan lalu.

Pemakaman Kaczynski sempat dikabarkan ditunda karena debu letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia menyebar di hampir semua negara Eropa. Debu menghambat penerbangan sehingga sejumlah pemimpin dunia dari Prancis, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat membatalkan kehadiran untuk memberikan penghormatan terakhir.

Pemakaman dihadiri pemimpin dari negeri tetangga seperti Republik Cek, Estonia, Hungaria, Rumania, Slovakia, dan Slovenia. Presiden Rusia Dmitry Medvedev juga hadir. ”Pemakaman ini harus dilaksanakan tanpa mesti menunggu siapa pun,” ucap Bartek Kargol, salah seorang pelayat.

Antrean pelayat memang tak pernah berhenti selama dua pekan lalu. Ribuan orang berbaris di setiap jalan yang dilewati mobil jenazah. Warga Polandia bahkan rela antre berjam-jam ketika jenazah dibawa dari Smolensk, Rusia, ke istana kepresidenan.

Ribuan warga Polandia juga menyalakan lilin duka di depan Istana. Sebagian membawa bunga dengan cucuran air mata. ”Kami ingin memberikan penghormatan terakhir,” kata Boguslaw Siertien, 46 tahun, yang membawa tujuh anggota keluarganya. ”Tak masalah harus mengantre lama.”

Mereka melakukan tugur duka. Presiden Lech Kaczynski, 60 tahun, istrinya Maria Kaczynska, dan sejumlah pejabat teras lainnya mangkat setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di perbatasan Rusia sebelah barat pada 10 April lalu.

Jenazah Presiden Kaczynski dan istrinya dibawa dari Smolensk, Rusia, ke Warsawa dengan pesawat militer sehari setelah kecelakaan. Dua peti mati terbungkus bendera putih merah disambut isak tangis ribuan rakyat menuju istana presiden. Mereka memberi penghormatan terakhir kepada presiden yang telah menjabat sejak 2005 itu.

Lonceng gereja berdentang di seluruh penjuru kota. Tayangan televisi menjadi hitam sesaat. Lalu hening selama dua menit. Hari berkabung nasional bagi seluruh warga Polandia ditetapkan selama sepekan.

Presiden Kaczynski wafat ketika hendak menghadiri peringatan 70 tahun peristiwa Katyn. Itulah tragedi pembantaian lebih dari 22 ribu tentara serta warga Polandia oleh Uni Soviet atas perintah Josep Stalin di hutan Katyn. Peristiwa ini pernah difilmkan pada 2007 dan masuk nominasi film berbahasa asing terbaik Academy Award.

Rombongan presiden berangkat dengan pesawat kepresidenan buatan Rusia Tupolev Tu-154M Lux. Perjalanan pesawat dari Warsawa menuju Bandar Udara Smolensk, Rusia, ditempuh selama dua jam. Alas Katyn berada sekitar 19 kilometer dari Smolensk.

Ketika hendak mendarat di Smolensk, cuaca buruk dan kabut sangat tebal sehingga menutup pandangan. Sistem navigasi di bandar udara juga terganggu. Anatoly Muravyov, petugas kontrol di Bandar Udara Smolensk, mengatakan sudah mengingatkan pilot supaya mengalihkan pendaratan ke Minsk atau Moskow. Pesawat, kata Anatoly, terus menembus kabut dan memutuskan mendarat di Smolensk tanpa izin.

Dihadang kabut tebal, pilot Arkadiusz Protasiuk, 36 tahun, mencoba berputar-putar dulu sebelum mendarat. Pada putaran keempat, sayap pesawat menabrak pucuk pohon sehingga kehilangan keseimbangan. Tak bisa dihindari lagi, pesawat jatuh dan hancur.

Tak satu pun penumpang selamat di dalam pesawat yang sudah beroperasi sejak 1990 itu. Ada delapan kru dan 89 penumpang yang sebagian besar pejabat penting di Polandia. Mereka antara lain gubernur bank sentral Slawomir Skrzypek, panglima militer Jenderal Franciszek Gagor, kepala penasihat presiden Wladyslaw Stasiak, bekas presiden Ryszard Kaczorowski, serta sejumlah anggota parlemen.

Cuaca buruk dianggap menjadi penyebab kecelakaan. Sejam sebelum pesawat presiden akan mendarat, ada pesawat Yak-40 mendarat di landasan di Smolensk tanpa masalah. Setelah itu, cuaca berubah drastis dengan kabut sangat tebal sehingga pesawat Ilyushin Il-76 membatalkan pendaratan.

Spekulasi tentang jatuhnya pesawat tetap bermunculan. Sejumlah orang di Polandia menyebut peristiwa ini sebagai tragedi Katyn kedua. Anggota parlemen, Artur Gorski, menyalahkan Rusia dalam tragedi ini. Kata dia, Rusia tak ingin presiden hadir dalam upacara perayaan Katyn.

Gorski mengatakan Rusia menolak pesawat kepresidenan itu mendarat hingga harus berputar-putar. Rusia, kata dia, ingin mengalihkan penerbangan ke Moskow atau Minsk, Belarus. ”Alasan kabut dan gangguan sistem navigasi sangat diragukan,” ujar Gorski.

Pada Agustus 2008, Presiden Kaczynski pernah berdebat dengan pilot ketika hendak mendarat di Georgia. Presiden meminta tetap mendarat di Tbilisi, tapi pilot menolak sehingga pendaratan dialihkan ke Azerbaijan. Lalu mengapa pilot tetap memutuskan pendaratan di Katyn?

Ketua tim investigasi Rusia Alexander Bastrykin mengatakan pilot memutuskan mendarat meski cuaca sangat buruk. Petugas Bandar Udara Smolensk juga sudah memperingatkan. ”Tak ada masalah dengan pesawatnya,” kata Bastrykin.

Pernyataan Bastrykin menepis spekulasi bahwa kecelakaan itu karena persoalan teknis di pesawat. Sumber anonim menyatakan pilot memutuskan tetap mendarat karena tak ingin rombongan presiden gagal memperingati tragedi Katyn. Pilot, kata sumber itu, melakukan kesalahan pada manuver terakhir dengan menghidupkan mesin pendorong.

Misteri belum sepenuhnya terungkap karena kotak hitam belum diteliti. Tim investigasi menemukan rekaman percakapan. Semua analisis jeroan kotak hitam itu akan dilakukan di Polandia. Tim penyidik Polandia, Zbigniew Rzepa, mengatakan bahwa analisis kotak hitam akan tuntas bulan depan.

Dari analisis sementara kotak hitam, pilot tahu pesawatnya akan jatuh beberapa detik sebelum benar-benar terjadi. Kata Rzepa, ada percakapan ”dramatis” sebelum tabrakan. ”Tiga sampai lima detik sebelum kejadian, pilot mengatakan musibah tak bisa dihindari,” ujar Rzepa.

Jatuhnya pesawat di Katyn itu langsung mengingatkan warga Polandia akan kekejian Rusia di masa Stalin. Tragedi Katyn sebelum Perang Dunia II merupakan pemicu buruknya hubungan dengan Rusia. Bekas presiden Lech Walesa mengatakan kejadian ini harus menjadi cermin bagi Polandia dan Rusia. ”Sehingga terjalin hubungan yang lebih baik.”

Yandi MR (Thenews.pl, Reuters, AFP, Bild, BBC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus