Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF0000>Presiden Afrika Selatan</font><br />Seks, Sesal, dan Zuma

Kehidupan seksual Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma jadi sorotan. Menyesal tapi selalu diulangi.

22 Februari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih dari dua ribu tamu meluap di halaman rumah Jacob Gedleyihlekisa Zuma yang jembar di Nkan­dla, kota kecil di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan. Rupa-rupa hidangan tradisional ala Zulu, suku terbesar di negeri itu, tak henti mengalir. Puluhan domba, kambing, dan sapi disembelih demi perhelatan tersebut, awal Januari lalu.

Sebelum menikmati hidangan, para tamu disuguhi tarian adat Zulu. Yang empunya acara, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, dengan mengenakan pakaian tradisional Zulu lengkap dengan tombak dan perisai di tangan, menari lincah dengan istrinya, Thobeka Stacey Madiba. Hari itu mereka mera­yakan pernikahan secara adat. Jacob, 67 tahun, dan Thobeka (36) sudah resmi menikah Mei tahun lalu.

Beberapa bulan sebelum upacara, Jacob sudah memugar rumahnya. Menurut sumber Mail&Guardian, proyek renovasi kediaman Jacob menelan biaya 65 juta rand (sekitar Rp 78,9 miliar). Ongkos semahal itu dihabiskan untuk membangun beberapa rumah, termasuk pondok bagi para pembantu­nya, landasan helikopter, klinik kecil, pe­nginapan tamu, dan tempat parkir bagi empat puluh mobil.

Bagi Jacob, pernikahan dengan Tho­beka merupakan yang kelima kalinya. Pegawai di sebuah perusahaan telekomunikasi itu akan menjadi istri ketiga Jacob. Pernikahan kedua Jacob dengan Nkosazana Clarice Dlamini berakhir dengan perceraian. Kate Mantsho yang dinikahi Zuma pada 1976 meninggal bunuh diri sepuluh tahun lalu.

Jacob memang tak pernah menutupi perkawinan poligaminya. Hujan kritik dari lawan politik ataupun kelompok feminis juga tak mengendurkan sikapnya. Jacob selalu berkilah, beristri lebih dari satu merupakan bagian dari adat Zulu. Di tengah acara World Economic Forum di Swiss, tiga pekan lalu, ketika ditanya wartawan apakah dia bisa mencintai semua istrinya sama rata, dengan lantang dia menjawab, ”Tentu saja.”

”Inilah budaya saya. Dan itu tak mempengaruhi sedikit pun sikap politik saya dan tidak juga kepercayaan saya terhadap kesetaraan perempuan,” Zuma beralasan. Dalih yang pasti dianggap tak masuk akal bagi para feminis.

Segala urusan Jacob dengan perem­puan tak hanya membuat kelompok feminis marah. Beberapa tokoh senior Kongres Nasional Afrika ikut merasa malu dan jengkel dengan tingkah pemimpin partainya itu. Apalagi, ketika terpilih sebagai pemimpin Kong­res Nasional tiga tahun lalu, Zuma sudah bersumpah tidak akan mempermalukan partai. ”Kami tidak tahu lagi harus bagaimana. Kami selalu dipermalu­kan ketika ditanya di forum internasional soal ini,” salah satu tokoh senior ­Kongres Nasional mengeluh.

Sumpah tinggal sumpah. Dua pekan lalu, Zuma mengakui mempunyai anak di luar nikah dengan putri salah satu sahabatnya, Ketua Panitia Piala Dunia 2010 Afrika Selatan Irvin Khoza. Anak Zuma dengan Sonona Khoza itu lahir Oktober tahun lalu. Bayi berumur empat bulan itu adalah anak ke-20 Jacob Zuma. ”Saya sungguh menye­sali perbuatan saya yang telah menyakiti keluarga, partai, dan Afrika Selatan,” kata Jacob.

Masalahnya, dia sudah terjerembap di lubang serupa berkali-kali dan tidak menunjukkan tanda-tanda kapok. Dari dua puluh anak yang dia akui, hanya dua belas orang yang berasal dari istri-istrinya. Selebihnya lahir di luar nikah. Empat tahun lalu, ketika menjadi terdakwa dalam sidang kasus tuduh­an pemerkosaan, Zuma pun mengaku berhubungan seks dengan perempuan yang positif terkena HIV tanpa menggunakan kondom. Ketika itu dia menjabat Ketua Badan AIDS Nasional.

Padahal, dalam berbagai kesempatan, Zuma selalu menggambarkan dirinya sebagai seorang Kristen yang religius. ”Dulu saya bercita-cita menjadi guru, pendeta, atau pengacara,” katanya empat tahun lalu. Tapi kehidupan seksualnya jelas jauh dari gambaran seorang Kristen yang saleh. ”Kami merekomendasikan Presiden Zuma mengikuti te­rapi kecanduan seks seperti halnya Tiger Woods,” kata Kenneth Meshoe, tokoh Partai Kristen Demokrat, dengan marah.

Sapto Pradityo (Guardian, BBC, Mail&Guardian)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus