Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"hari kiamat" disangka tiba

Dunia jadi heboh karena ada khabar dunia akan kiamat. banyak orang ingin menonton "efek jupiter", dimana 9 planet dalam tata-surya berjajar disisi sama dari matahari.

20 Maret 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PULUHAN ribu orang di Puerto Rico berkerumun di jalan-jalan, meskipun hari masih gelap. Subuh pun belum tiba waktu itu. Di pulau ter-timur dari jajaran Kepulauan West Indies itu kabarnya orang ingin menonton "Efek Jupiter". Hal itu terjadi 10 Maret, ketika semua sembilan planet dalam tata-surya berjajar di sisi sama dari matahari. Bagi para astronom, peristiwa ini mengandung momen ilmiah berharga. Tetapi bagi peramal, astrolo, atau penganut suatu kepercayaan, konon akan terjadi hari kiamat. Paling tidak akan datang gempa yang dahsyat, atau pasang air laut yang tinggi dan malapetaka dunia lainnya. Dan hari yang ditunggu-tunggu itu, "no pasa nada", tulis sebuah harian di Peru. Tidak terjadi apa-apa, meskipun sehari sebelumnya, pegunungan Peru batuk sedikit dan gempa tersebut tercatat berskala Richter 4,2. Semula penduduk Lima, ibukota Peru, menyangka bahwa "hari akhir" datang lebih pagi. Terbukti, semua kehidupan berjalan seperti biasa. Hingga kini. Cuma ada peristiwa lucu. Di sebelah barat Kota Arecibo, Puerto Rico, terjadi penyelundupan ganja. Meskipun 26 penyelundup iru akhirnya bisa tertangkap, salah seorang sempat berkata "Lha semua orang melihat ke langit. Tentu saja mereka tidak melihat kedatangan kami." Heboh "Efek Jupiter" ini melanda juga beberapa negara lainnya. Pusat Penelitian Astronomi sibuk oleh telepon berdering. Semua menanyakan peristiwa yang baru terjadi lagi setelah tahun 1803. Peristiwa yang terjadi sekali dalam setiap 179 tahun ini sudah diramalkan sejak semula. Majalah Science '82 dari Amerika telah menulis bahwa planet-planet akan membentuk diri dalam kelompok bersudut 90 derajat. Tanggal 10 Maret adalah pengelompokan yang terdekat untuk kumn waktu 510 tahun mendatang. Tetapi yang membuat heboh dari semua itu adalah buku The Jupiterfect yang ditulis oleh para sarjana kenamaan, terbit 10 tahun lalu dan laku terjual lebih dari 100.000 eksemplar. Buku tersebut meramalkan bahwa di saat 10 Maret 1982 daya tarik gabungan sembilan planet yang segaris dengan matahari akan membesar. Akan ada ledakan pada permukaan matahari, dan ledakan ini akan menimpa planet bumi. Dan hal-hal yang mengerikan tidak bisa disetop oleh negara suyer power mana pun, demikian ramalan buku itu. Akibatnya, orang di Boston, AS, telah mengadakan pesta terakhir sebelum hari kiamat tiba. Ratusan orang antre untuk minta keterangan di Observatorium Griffith, Los Angeles. Di Beijing, koran berbahasa Inggris memuat berita utama bertuliskan: "Hari yang patut dikenang--kalau Anda bisa selamat." Sunday Herald yang terbit di New Delhi memberitakan planet itu akan menimbulkan penyakit, pemberontakan, protes-protes para buruh dan kemungkinan, gempa humi. Harian yang mendukung pemerintahan PM Indira Gandhi ini juga meramalkan beberapa ujian politik. "Epidemik penyakit perut akan melumpuhkan India," dan "negara bagian selatan akan rusuh," tulisnya. Kaum Hindu di Calcutta mengadakan upacara Yajna dan memuja Agni, dewi api. Astrolog terkenal di India, B.V. Raman, bahkan berkata, "Efek Jupiter" ini akan menghancurkan Los Angeles dan di Lautan Pasifik akan tenggelam sederetan pulau. Di Indonesia, ada pula yang percaya bahwa bumi akan berguncang kuat. Selain di Sukabumi bulan lalu, belum terdengar gempa lainnya di Republik ini. Lebih parah lagi, kata mereka, Pulau Jawa akan terbelah dua dan tenggelam. Tapi kini "kebanyakan orang lega dan bersyukur," kata Brian Sullivan dari planetarium di Tucson, Arizona, AS. Sedangkan koran Harian lakyat di Beijing telah memuat pendapat ilmuwan Cina terkenal, Zheng Ying: "Memang tidak ada efek kausal apa pun antara fenomena astronomi dan malapetaka dunia seperti gempa bumi." Tetapi di Filipina, sekitar 4.000 orang dari sekte agama Kristen Ako, telah bersiap-siap dengan lubang di bawah tanah. Mereka sibuk mengisi lubang perlindungan itu dengan bahan makanan dan air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus