Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lamsa, sebuah kelompok imigran di negara bagian Saxony-Anhalt, Jerman, menyarankan pada WNA di wilayah itu agar jangan keluar rumah sendirian pada malam hari. Negara bagian Saxony-Anhalt adalah tempat terjadinya aksi penyerangan di pasar Natal Magdeburg pada 20 Desember 2024, yang melukai 200 orang .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saran itu disampaikan kerena waswas buntut aksi penyerangan yang dilakukan Taleb al-Abdulmohsen, 50 tahun, WNA asal Arab Saudi, terhadap orang-orang yang sedang berkerumun di pasar natal di Magdeburg dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya. Kejadian ini menewaskan lima orang, yang satu orang di antaranya adalah anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Lamsa sudah berbicara dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kepolisian agar mengerahkan lebih banyak patroli ke jalan-jalan pada malam pergantian tahun,” demikian pemberitaan BILD, Senin 30 Desember 2024.
BILD dalam pemberitaannya menyebut negara bagian Saxony-Anhalt telah menerima banyak laporan soal ekstrimis sayap kanan. Sejumlah politikus dan tokoh publik telah merespon isu ini.
“Migran takut menjadi sasaran penyerangan sejak kejadian di pasar Natal dan mereka tak berani meninggalkan rumah beberapa hari belakangan. Kami harus bersiap menghadapi kekerasan baru,” kata bishop Gereja Evangelical untuk wilayah tengah Jerman, Friedrich Kramer.
Eva von Angern Ketua Partai Kiri di parlemen Jerman untuk wilayah Saxony-Anhalt mengakui ancaman permusuhan dan penyerangan meningkat. Dia pun menyerukan pada warga Saxony-Anhalt agar memperkuat solidaritas pada migran di Magdeburg dan menentang segala permusuhan. Politikus itu pun mengingatkan seluruh migran di Saxony-Anhalt tidak boleh dianggap bertanggung jawab atas tindakan segelintir orang yang melawan hukum.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser memberikan sinyalemen kalau pelaku penyerangan mematikan di pasar natal Magdeburg pada 20 Desember 2024, menderita penyakit mental. Faeser mengatakan dalam sebuah rapat komite parlemen pada Senin, 30 Desember 2024, motif penyerangan masih belum bisa dipastikan. Namun pihaknya menyadari ada sejumlah tanda-tanda cukup mencolok dari patologis kejiwaan pelaku.
Media di Jerman mewartakan berdasarkan sejumlah sumber, Abdulmohsen memang punya riwayat penyakit mental dan diduga positif narkoba saat melakukan penyerangan ke pasar Natal. Seorang wartawan yang pernah mewawancara Abdulmohsen beberapa tahun lalu menggambarkan Abdulmohsen adalah sosok yang suka berubah fikiran. Pelaku saat ini sudah ditahan pihak berwenang.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini