Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RAHAF Mohammed al-Qunun, perempuan 18 tahun asal Arab Saudi, akhirnya diproses permintaan suakanya oleh pemerintah Australia dengan dibantu Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR). “UNHCR telah merujuk Nona Rahaf Mohammed al-Qunun ke Australia untuk dipertimbangkan menjadi pengungsi,” kata Departemen Dalam Negeri Australia seperti dikutip NPR, Rabu pekan lalu.
Rahaf kabur dari keluarganya di Saudi setelah diancam akan dibunuh karena memutuskan pindah agama. Saat berlibur bersama keluarganya di Kuwait, dia menyelinap dan terbang ke Australia lewat Thailand.
Langkahnya tertahan di Thailand setelah otoritas imigrasi setempat menahan paspornya. Untuk menghindari pemulangan, Rahaf mengurung diri di kamar hotel transit bandar udara seraya meminta bantuan melalui akun Twitternya. Upayanya berhasil setelah UNHCR merespons cuitannya dan mengirim staf untuk menjemputnya. Namun The Australian melaporkan, Jumat pekan lalu, UNHCR menarik rujukan suakanya ke Australia karena Rahaf ingin ke Kanada.
AMERIKA SERIKAT
Shutdown Pemerintah Berlanjut
PENGHENTIAN kegiatan operasional (shutdown) sebagian lembaga pemerintah federal di Amerika Serikat mulai berdampak luas setelah berlanjut memasuki pekan ketiga. Sebanyak 800 ribu pegawai dari sembilan departemen dan lusinan instansi federal lain terkena imbasnya. Hampir separuh dari mereka dirumahkan, sementara sisanya tetap bekerja tanpa bayaran.
Di taman-taman nasional, sampah menumpuk dan toilet meluap karena pegawai yang mengurus pemeliharaannya dirumahkan. Antrean pengunjung di sejumlah bandar udara makin panjang setelah para pegawai Badan Keamanan Transportasi Amerika memilih izin sakit ketimbang bekerja tanpa digaji.
Tutupnya layanan sejumlah lembaga pemerintah ini adalah dampak kebuntuan pembahasan anggaran antara Presiden Donald Trump dan Kongres sejak 22 Desember lalu. Presiden dari Partai Republik itu mengajukan anggaran keamanan perbatasan yang mencakup biaya pembangunan tembok perbatasan Amerika-Meksiko senilai US$ 5,6 miliar (sekitar Rp 81 triliun). Kongres, yang didominasi Partai Demokrat, tak menyetujui usul tersebut.
Trump dalam kunjungannya ke wilayah perbatasan di McAllen, Texas, Kamis pekan lalu, mengancam akan memberlakukan status darurat nasional jika Demokrat menolak berkompromi dalam soal anggaran tembok perbatasan. “Kami punya banyak dana jika ada keadaan darurat nasional,” ucapnya.
KOREA SELATAN
Pemilik Situs Porno Dibui
PENGADILAN Korea Selatan memvonis Song, pemilik situs berbagi video porno Soranet, dengan hukuman empat tahun penjara, Rabu pekan lalu. Song juga didenda 1,4 miliar won atau sekitar Rp 17,5 miliar.
Perempuan 45 tahun itu mendirikan Soranet bersama suaminya dan dua orang lain pada 1999. Situs ini dianggap telah menyebarluaskan konten porno yang terlarang di negeri itu, “Sementara dia menikmati keuntungan dari situs tersebut,” begitu pernyataan pengadilan.
Soranet, yang punya lebih dari satu juta pelanggan hingga situs itu ditutup pada 2016, memuat ribuan klip rekaman video ilegal di tempat umum, termasuk di toilet. Sejak 2012 hingga kini, 16 ribu orang telah ditangkap sebagai pelaku perekaman ilegal itu dan ada setidaknya 26 ribu korban.
VENEZUELA
Maduro Jalan Terus
Maduro Jalan Terus./AP Photo/Jorge Saenz
NICOLAS Maduro mulai menjalani masa jabatan kedua sebagai Presiden Venezuela, Kamis pekan lalu. “Demi peninggalan Hugo Chavez, saya bersumpah menunaikan semua tugas saya di bawah konstitusi,” kata Maduro dalam upacara pelantikannya, seperti diberitakan Reuters. Mahkamah Agung mengambil alih pelantikan Maduro dari tangan Kongres, yang dikuasai kubu oposisi sejak 2016.
Maduro melanjutkan kekuasaan di tengah meningkatnya isolasi diplomatik terhadap pemerintahnya. Dia menuai kritik dari komunitas internasional setelah kemenangannya pada pemilihan umum tahun lalu, yang dituding penuh kecurangan.
Sejumlah negara bahkan tidak mengakui pemerintahan periode kedua Maduro ini, termasuk Amerika Serikat. Uni Eropa juga ikut mengecamnya karena ia dianggap telah memicu resesi ekonomi dan krisis kemanusiaan di negara kaya minyak tersebut. Tapi Maduro masih mendapat dukungan dari Bolivia, Kuba, El Salvador, Nikaragua, Cina, Rusia, dan Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo