Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

1-0 untuk nancy

Ibu negara, nancy reagan, dikenal sebagai tangan kanan presiden ronald reagan. ia berselisih dengan donald regan. atas desakan nancy, kepala staf kepresidenan donald regan mengundurkan diri.

7 Maret 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESUDAH rahasia umum, ada dua orang yang sangat mempengaruhi Presiden Ronald Reagan dalam mengambil keputusan: pertama, istrinya Nancy, dan yang lain Kepala Staf Kepresidenan Donald Regan. Rahasia itu terasa kian pekat karena keduanya merupakan seteru berat. Dikenal lama sebagai tangan kanan Presiden, pengaruh Ibu Negara Nancy Reagan konon, dianggap berlebihan. Ia praktis ikut berperan dalam banyak keputusan politik. Di pihak lain Donald Regan, Kastaf Gedung Putih yang berlagak sebagai "presiden bayangan" itu, terkadang mengurusi Presiden hampir seperti merawat istri sendiri. Selain membantu Reagan dalam urusan pemerintahan, Don -- demikian nama populernya -- juga memeriksa buka agenda Presiden. Ia meneliti satu per satu janji dan acara Reagan, serta mengingatkan hal-hal kecil yang harus dikerjakan. Kedua pembantu Reagan yang "setia" ini ternyata tidak cocok alias tidak bisa kerja sama. Perselisihan terjadi segera setelah Regan dilantik -- lebih dari dua tahun silam -- kabarnya karena Don pada suatu waktu merasa kesal, lalu begitu saja memutuskan hubungan telepon Nancy. Sesudah perisitwa itu, keduanya melancarkan aksi tutup mulut. Dalam prakteknya Nancy ikut menentukan siapa-siapa saja yang harus dipilih menjadi pembantu presiden. Tapi dalam kasus Regan peraturan ini tidak berlaku. Wajar kalau dalam masa-masa berikutnya, hubungan kedua "orang kepercayaan" itu terus-menerus tegang. Banyak isu beredar, menggosipkan bahwa Regan tak bisa bertahan lama di Gedung Putih. Cepat atau lambat, Nancy akan mendepaknya. Ternyata, posisi Don Regan kian mantap saja. Sang presiden memang sangat mempercayai Regan yang justru tak disukai istrinya. Dan Regan, yang sangat meremehkan wanita, juga menyadari hal ini. Ketika Regan harus beristirahat setelah menjalani operasi kanker tahun-tahun lalu, Regan semakin agresif. Ia sesumbar telah mengambil alih tugas-tugas kepresidenan yang biasanya dilakukan Reagan. Mendengar ini Nancy tidak tahan lagi. Ia tidak bisa mentolerir sikap sok Regan yang terang-terangan mencetak kesan bahwa suaminya lemah serta tidak menguasai persoalaan. Toh tidak terjadi apa-apa. Tatkala skandal senjata Iran pecah, sikap Don Regan tidak berubah. Ia bicara tentang "brigade sapu bersih" yang diperlukan untuk menertibkan kesemrawutan di sekitar Presiden. Komentar ini tidak pernah bisa dimaafkan Nancy. Lagi pula, berbagai bukti kemudian menunjukkan ia terlibat skandal di samping tidak becus menangani aib itu. Kedudukannya guncang. Banyak kalangan berpendapat ia harus dipecat. Nancy, apalagi. Pemecatan tak segera terjadi karena Reagan mempertahankan Don. Nancy pun bertindak. Ia meminta bantuan sejumlah kawan dekat Reagan, di antaranya Senator Paul Laxalt. Mereka berhasil. "Presiden bayangan" Donald Regan akhirnya mengundurkan diri Jumat pekan lalu. Dan kalangan Gedung Putih lagi-lagi mempergunjingkan Nancy dan lobby-nya yang piawai itu. JIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus