Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

13 yang menguntungkan

Wojciech jaruzelski terpilih sebagai presiden polandia. perolehan suara itu berkat dukungan serikat buruh solidaritas. jaruzelski menawarkan posisi deputi pm urusan ekonomi bagi solidaritas.

29 Juli 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA kawan siapa lawan, di Polandia, bisa membingungkan. Rabu pekan lalu, dengan perolehan suara pas bandrol, Jenderal Wojciech Jaruzelski terpilih sebagai Presiden Polandia. Ironisnya, serikat buruh bebas Solidaritaslah - yang pernah ditindasnya 8 tahun lalu -- yang mengatrol sang jenderal berkaca mata khas ini pada kedudukan paling bergengsi itu. Semula, karena latar belakang sejarah antara dia dan Solidaritas, Jaruzelski dua pekan lalu menolak dicalonkan sebagai presiden. Ia tahu, karena anggota Partai Komunis Polandia (PKP) bergaris keras yang tak menyetujui garis reformasinya tak bakal memilih dia. Maka, tanpa ada dukungan Solidaritas, yang susah diharapkan karena sejarah tadi, mustahil ia bisa menang. Baru sehari menjelang pemilihan, Jaruzelski berani "menelan ludahnya sendiri". Desas-desus menyebutkan, kesediaan Jaruzelski sebagai calon tunggal setelah yakin ia bakal tidak dipermalukan oleh Solidaritas. Kandidat PKP ini lolos dari lubang jarum karena 13 anggota Solidaritas sengaja tak memberikan suara. Karena itu, ia memperoleh 270, atau setengah dari 537 suara yang masuk yang dinyatakan sah plus satu suara. Dan itulah syarat minimal untuk memenangkan pemilihan dalam Majelis Nasional yang beranggotakan 560 orang itu. Maka, sehari setelah terpilihnya Jaruzelski, adu mulut marak di antara para anggota gerakan oposisi di parlemen. Riszard Brzuzy menuduh sejumlah rekan sengaja menolong sang calon dengan memasukkan suara dengan cara salah hingga dinyatakan tidak sah. "Karena manipulasi dalam pemilihan presiden itu, saya menyatakan keluar dari Komite Warga," ujar Brzuzy. Tuduhan ini dibantah oleh Jacek Kuron, tokoh kampanye politik Solidaritas kenamaan. "Walau saya berpendapat bahwa sudah semestinya Jaruzelski terpilih sebagai presiden, saya tak memberikan suara untuk dia. Karena saya takut kepada Anda semua, yang tak bakalan memaafkan saya jika saya memilih Jaruzelski," kata Kuron. Lech Walesa, pemimpin Solidaritas, sendiri pernah menyatakan dukungannya untuk Jaruzelski. Tokoh kharismatis ini membenkan alasan, pertimbangan situasi domestik dan internasional mengharuskan presiden berasal dari PKP. Segera setelah Jaruzelski terpilih, Walesa mengirim ucapan selamatnya. Lalu mengapa Solidaritas, sebagian setidaknya, mendukung Jaruzelski? Ada yang bilang serikat buruh bebas ini mengharapkan Jaruzelski memberikan jabatan perdana menteri kepada tokoh Solidaritas. Menurut peraturan baru, sebagai presiden, Jaruzelski memmpunyai kekuasaan yang amat besar: membubarkan parlemen, memberlakukan UU darurat, dan menunjuk perdana menteri untuk memimpin pemerintahan. Tapi hingga awal pekan ini belum ada tanda-tanda harapan kelompok kooperatif dalam Solidaritas akan terwujud. Jenderal Jaruzelski, baik dalam pidato pengukuhannya maupun dalam wawancara pertama setelah terpilih, Jumat pekan lalu. tak menyebut-nyebut kemungkinan Solidaritas diberi kuasa membentuk pemerintahan. Sebaliknya, sang presiden, dalam wawancara dengan koran partai komunis Trybuna Ludu, mengulang tawaran agar Solidaritas mau bergabung dalam pemerintahan komunis, "Untuk menolong memperbaiki kondisi buruk ekonomi Polandia dan memperkenalkan reformasi demokratis." Menurut sumber-sumber PKP, Jaruzelski cuma bersedia menawarkan posisi deputi PM urusan ekonomi bagi tokoh Solidaritas. Tawaran ini kontan ditolak oleh Geremek, pemimpin oposisi dalam Majelis Nasional, dalam koran yang sama. "Tak mungkin bagi Solidaritas bergabung dalam pemerintahan kesatuan nasional seperti diusulkan Jaruzelski. Jika pemerintahan Solidaritas menciptakan kesatuan nasional, ini adalah mungkin," kata Geremek. Adakah itu berarti "harapan" yang mulai muncul di Polandia bakal berantakan lagi?FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum