Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang sedang diskors menghabiskan malam pertama di ruang penahanan di Seoul Detention Centre setelah pengadilan menerbitkan surat penahanan terhadapnya pada Minggu, 19 Januari 2025. Yoon akan berada dalam penahanan sampai 20 hari ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yoon tercatat sebagai presiden incumbent pertama yang ditahan untuk diinterograsi selama 48 jam ke depan. Penahanan Yoon untuk membuktikan apakah Yoon hendak melakukan pemberontakan terkait keputusannya memberlakukan darurat militer pada 3 Desember lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah menjadi tahanan pra-persidangan, Yoon diambil fotonya untuk identifikasi dan menjalani pemeriksaan fisik. “Tak peduli apakah Anda presiden atau bukan, semua orang harus diambil fotonya 100 persen ketika Anda memasuki area penahanan. Anda bukan hanya diperiksa kesehatan, namun juga untuk menemukan apakah Anda menyembunyikan sesuatu,” kata sebuah sumber, yang menolak dipublikasi identitasnya.
Kepala Korea Correctional Service Shin Yong-hae mengatakan pada komite yudisial parlemen, Senin, 20 Januari 2025, Yoon telah bersikap mau bekerja sama sehingga seluruh proses penahanan ini bisa berlangsung tanpa insiden. Sebagai seorang tahanan yang siap menghadapi persidangan, Yoon pun menggunakan seragam tahanan warna cokelat muda.
“Yoon menghabiskan malam pertamanya di sel tahanan dengan baik,” kata Shin.
Yoon menempati sel berukuran 12 meter persegi atau lebih besar dibanding sel untuk satu orang tahanan, yang biasanya 3.4 meter persegi. Yoon ditahan di Seoul Detention Centre di Kota Uiwang, yang terletak 22 kilometer dari Ibu Seoul. Tempat ini dulu menahan mantan presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan Kepala Samsung Jay Y. Lee
Sama seperti tahanan lainnya, Yoon akan dibangunkan setiap pukul 6.30 pagi dan lampu dalam bilik penjaranya akan dimatikan setiap pukul 9 malam.
Yoon menolak diperiksa ulang oleh Komisi Antikorupsi atau CIO. Pemeriksaan kedua rencananya dilakukan Kamis, 16 Januari 2025. Yoon Suk Yeol dibawa ke Pusat Penahanan Seoul pada Rabu malam, 15 Januari 2025.
Penolakan Yoon untuk koperatif dengan para penyelidik terjadi saat Mahkamah Konstitusi akan mengadakan sidang kedua. Sidang pemakzulan akan menentukan nasib Yoon, ia diberhentikan secara permanen atau kembali menerima jabatannya sebagai presiden.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini