TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang pada 3 November 2023, mengumumkan penganugerahan bintang jasa musim gugur 2023, kepada tiga WNI atas jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan antara Jepang dan Indonesia. Penghargaan pertama diberikan pada Noer Hassan Wirajuda, mantan Menteri Luar Negeri RI yang mendapat tanda jasa Grand Cordon of the Order of the Rising Sun
Penghargaan ini diberikan karena Hassan dinilai telah memberikan kontribusi bagi peningkatan hubungan dan persahabatan antara Jepang dan Indonesia. Hassan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI di bawah Pemerintahan mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001 dan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada periode pertama. Selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Hassan dinilai telah berupaya meningkatkan hubungan antara Jepang dan Indonesia dalam berbagai bidang, terutama pada berbagai kesempatan kunjungan petinggi yang penting dari kedua negara, sebagai pemimpin otoritas diplomasi pihak Indonesia - Hassan dinilai telah menyukseskan berbagai kunjungan penting tersebut, sehingga berkontribusi besar untuk mendorong hubungan persahabatan di antara kedua negara. Selain itu, Hassan juga berupaya meningkatkan hubungan kedua negara menjadi Kemitraan Strategis dan berhasil mewujudkannya.
Orang kedua yang mendapat penghargaan dari Pemerintah Jepang adalah M. Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Basuki mendapatkan tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star. Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dalam keterangan menjelaskan Basuki dinilai telah berkontribusi meningkatkan hubungan Jepang dan Indonesia di bidang infrastruktur.
Basuki berkontribusi bagi peningkatan proyek kerja sama ekonomi antara kedua negara yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dasar, di antaranya pembangunan jalan melalui berbagai jabatan yang pernah diduduki seperti saat menjabat sebagai Dirjen Sumber Daya Air dan Dirjen Penataan Ruang, Kementerian PUPR, hingga jabatan sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak 2014.
Pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari proyek pengendalian erosi gunung berapi (Sabo) di Gunung Merapi, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menjadi masukan bagi proyek Sabo di Pulau Sakurajima dan Gunung Unzen Fugen-dake di Jepang. Kerjasama Jepang di Indonesia seperti ini telah memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan pencegahan bencana gunung berapi bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Jepang.
Terakhir, penghargaan diberikan pada Djodjok Soepardjo, Profesor dari Universitas Negeri Surabaya. Djodjok mendapat tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon. Djodjok dinilai berkontribusi pada peningkatan pertukaran akademik dan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.
Djodjok adalah dosen Bahasa Jepang di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sejak 1983, dan pernah menjabat sebagai Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang dan Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama. Djodjok memberikan kontribusi dengan mengajar banyak calon guru bahasa Jepang di UNESA. Sebagai salah seorang profesor ahli bidang linguistik bahasa Jepang, Djodjok berupaya membimbing akademisi muda bidang bahasa Jepang dan memajukan pengembangan studi Bahasa Jepang di Indonesia.
Tak berhenti di situ saja, Djodjok juga menawarkan kursus bahasa Jepang kepada peminat bahasa Jepang dari berbagai kalangan melalui International Multicultural (I'Mc) Center yang didirikan pada 2005. Sejak 2018, Djodjok menjabat sebagai Ketua Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI) dan berkontribusi besar terhadap sosialisasi dan perkembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia termasuk penguatan jaringan pengajar bahasa Jepang.
Pilihan Editor: Bolivia Putus Hubungan dengan Israel, Cile dan Kolombia Tarik Diplomat dari Tel Aviv
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini