Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

5 Hari Makanan Tak masuk Gaza, Pakar PBB: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata!

Pakar PBB menegaskan blokade pasokan makanan ke Gaza merupakan penggunaan kelaparan sebagai senjata oleh Israel

7 Maret 2025 | 21.24 WIB

Warga Palestina mengambil kotak bantuan yang jatuh dari truk saat melintas ke Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 Januari 2025. REUTERS/Hatem Khaled
Perbesar
Warga Palestina mengambil kotak bantuan yang jatuh dari truk saat melintas ke Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 Januari 2025. REUTERS/Hatem Khaled

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pakar PBB pada Kamis memberikan peringatan atas keputusan Israel menghentikan semua bantuan kemanusiaan ke Gaza yang telah berlangsung selama lima hari. Mereka menegaskan situasi tersebut sebagai "penggunaan kelaparan sebagai senjata".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pernyataan itu disampaikan setelah Kabinet Perang Israel memutuskan keluar dari kesepakatan gencatan senjata Gaza pada Ahad. Para Israel bahkan menyerukan agar militer kembali membuka 'pintu neraka' dengan memborbardir wilayah kantung tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan sengaja memotong pasokan vital, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi, dan alat bantu bagi penyandang disabilitas, Israel sekali lagi menjadikan bantuan sebagai senjata," kata mereka.

"Ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, serta kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan Statuta Roma," lanjut mereka.

Menurut pakar PBB sebagai kekuatan pendudukan, Israel selalu berkewajiban untuk memastikan kecukupan makanan, pasokan medis, dan layanan bantuan lainnya.

Para pakar juga menekankan bahwa gencatan senjata tidak pernah menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina.

Sejak berlaku pada 19 Januari, pasukan Zionis Israel telah menewaskan setidaknya 100 orang Palestina di Gaza, membuat jumlah total korban tewas mencapai 48.450 orang.

"Dengan melanjutkan pengepungan dan pemboman di Gaza, Israel telah mengubah secara sepihak ketentuan perjanjian gencatan senjata dan langkah selanjutnya," kata para pakar tersebut.

Mereka mendesak mediator gencatan senjata Gaza yaitu Mesir, Qatar dan Amerika Serikat untuk campur tangan guna menjaga perjanjian tersebut sesuai dengan kewajiban yang ada di hukum internasional.

"Kami mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk mengingat kewajiban mereka sendiri berdasarkan hukum internasional dan bertindak untuk mengakhiri serangan brutal dan tak berujung ini terhadap rakyat Palestina dan hak-hak mereka, agar seluruh dunia tidak terseret dalam badai pelanggaran hukum dan ketidakadilan ini," kata mereka.

Sebelumnya, menteri keuangan Israel ekstremis sayap kanan Bezalel Smotrich pada Ahad menyerukan "pembukaan gerbang neraka" di Jalur Gaza setelah keputusan pemerintah untuk menghentikan bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina yang terkepung itu.

Pemerintah Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda perang itu, hanya beberapa jam setelah fase pertama gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan berakhir.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus