Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Palestina vs Israel kembali pecah usai Hamas melancarkan serangan kepada Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 kemarin. Serangan tersebut diklaim telah menewaskan 700 warga Israel dan Hamas menculik puluhan warga sipil, termasuk tentara dan perwira senior Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan ini menjadi yang paling besar sejak serangan Mesir dan Suriah dalam perang Yom Kippur 50 tahun lalu. Hal ini membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan balas dendam besar-besaran pada Minggu, 8 Oktober 2023. Setidaknya, lebih dari 400 orang, termasuk 20 anak-anak, dibunuh Israel dalam serangan balasan terhadap Hamas tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Reuters, Komandan Jenderal Hamas Mohammed Deif adalah orang di balik serangan yang dinamai sebagai ‘Banjir Al Aqsa’ atau ‘Al Aqsa Flood’ tersebut. Dia adalah orang yang paling dicari Israel selama bertahun-tahun.
Lantas, siapa saja daftar jenderal top Hamas yang masih aktif hingga sekarang? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
1. Mohammed Deif
Mohammed Deif adalah komandan paling tinggi di sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam. Sosoknya sangat misterius dan jarang tampil di depan publik. Bahkan, melansir Reuters, hanya ada tiga foto Mohammed Deif, satu saat berusia 20-an, saat mengenakan topeng, dan gambar bayangan yang digunakan untuk menyiarkan rekaman audionya.
Mohammed Deif menjadi target utama militer Israel yang telah lolos lebih dari tujuh kali upaya pembunuhan. Hal ini membuatnya dijuluki sebagai “kucing sembilan nyawa”.
2. Marwan Issa
Marwan Issa merupakan pria bayangan dan tangan kanan Mohammed Deif. Dia menjabat sebagai Wakil Panglima Brigade Al-Qassam dan anggota biro politik dan militer Hamas. Pria yang dikenal sebagai Abu Al Bara ini juga salah satu orang yang paling dicari Israel. Bahkan, dia pernah ditahan selama lima tahun pada 1987-1993 karena aktivitasnya di Hamas. Dia juga pernah menjadi target pembunuhan Hamas, namun berhasil lolos seperti Mohammed Deif.
3. Yahya Sinwar
Reuters menyebut bahwa serangan pada Sabtu, 7 Oktober 2023 lalu dipimpin oleh Mohammed Deif dan Yahya Sinwar. Dia merupakan pimpinan Hamas di jalur Gaza dan penguasa de facto dari wilayah tersebut. Dia juga merupakan anggota Hamas terkuat kedua setelah Ismail Haniyeh, pemimpin keseluruhan kelompok tersebut, dikutip dari lama Telegraph.co.uk. Setelah serangan pada akhir pekan lalu, Yahya Sinwar menjadi salah satu target pembunuhan utama dari militer Israel.
4. Abu Obeida
Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obeida adalah salah satu dari daftar jenderal top Hamas yang masih aktif. Dia juga menjadi orang yang diburu Israel karena telah mengumumkan bahwa Hamas menahan puluhan tentara Israel di “tempat aman” dan terowongan di Jalur Gaza.
5. Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh adalah pemimpin utama Hamas yang tinggal di Jalur Gaza. Dia juga sebut sebagai pelopor dari serangan pada Sabtu, 7 Oktober 2023 lalu. Setelah melancarkan Operasi ‘Banjir Al Aqsa’, dia berjanji untuk terus melanjutkan serangan tersebut. “Pertempuran untuk membebaskan tanah kami dan tahanan kami yang mendekam di penjara pendudukan,” ucapnya dikutip dari Telegraph.
Ismail juga mengatakan bahwa faksi-faksi bersenjata Palestina bermaksud memperluas pertempuran hingga ke Tepi Barat dan Yerusalem. Selain itu, dia pun menjadi sasaran utama Israel, meski akan sulit karena dia telah pindah ke Qatar setelah meninggalkan Gaza pada 2016.
6. Hassan Salameh
Daftar jenderal top Hamas selanjutnya adalah Hassan Salameh. Dia merupakan salah satu tokoh yang berpartisipasi dalam operasi syahid Hamas pada 1996. Itu adalah upaya balas dendam atas pembunuhan Yahya Ayyash, salah satu komandan Hamas yang dijuluki ‘Sang Insinyur’ karena keahliannya dalam membuat bom.
Dalam operasi tersebut, Hassan bertugas untuk membuat bom bunuh diri atas serangkaian serangan terhadap Israel. Kisahnya dalam aksi tersebut ditulis dalam sebuah buku yang berjudul ‘The Buses are Burning’. Buku tersebut dibuatnya saat berada di dalam penjara Israel dan diluncurkan pada Januari 2023 lalu, melansir dari Jerusalem Post.
RADEN PUTRI | REUTERS | TELEGRAPH | JERUSALEM POST