Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Jelang Pemakaman Paus Fransiskus, Ribuan Pelayat Antre Berikan Penghormatan Terakhir

Roma kini bersiap untuk kedatangan setidaknya 50 kepala negara dan 10 raja yang akan menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus

25 April 2025 | 21.30 WIB

Sekretaris negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin berdiri di dekat jenazah Paus Fransiskus selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. Dok. Media Vatikan
Perbesar
Sekretaris negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin berdiri di dekat jenazah Paus Fransiskus selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. Dok. Media Vatikan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Lebih dari 128.000 orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus yang wafat dalam usia 88 tahun setelah menderita stroke di kamarnya di wisma Santa Marta Vatikan pada Senin. Jenazah paus pertama dari Amerika Latin ini telah berbaring dalam keadaan terbuka di Basilika Santo Petrus sejak Rabu, dengan kerumunan besar mengantri selama berjam-jam di Via della Conciliazione untuk dapat melihatnya sekejap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Apa pun yang terjadi, kami harus masuk ke dalam," kata Ian Delmonte, 35 tahun, dari Filipina saat mengantre di hari terakhir penghormatan publik pada Jumat 25 April 2025. "Kami mencintai paus, kami merasa diberkati melihatnya sebagai yang terakhir," ujar Michelle Alcaide, 35, juga dari Filipina seperti dilansir Arab News.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengakomodasi antrian panjang, Vatikan mempertahankan Basilika Santo Petrus tetap buka melebihi jam yang dijadwalkan untuk malam kedua berturut-turut, hanya menutup pintu antara pukul 2:30 pagi dan 5:40 pagi Jumat.

Peti mati Fransiskus akan disegel dalam upacara pribadi pada Jumat pukul 20:00 waktu setempat yang dipimpin oleh para kardinal senior. Ini termasuk seorang uskup AS yang telah menghadapi kritik atas penanganan kasus-kasus pelecehan seksual.

"Yang mengejutkan saya adalah betapa bertekadnya dia untuk melayani Gereja dan mencintai rakyatnya dengan segenap energinya, sampai akhir," kata Kardinal Italia Giovanni Battista Re kepada harian la Repubblica seperti dikutip Al Arabiya.

Paus reformis yang telah memimpin 1,4 miliar umat Katolik selama 12 tahun itu menentang perintah dokter dengan tampil pada Paskah—momen terpenting dalam kalender Katolik—yang menjadi penampilan publiknya yang terakhir.

Roma kini bersiap untuk kedatangan setidaknya 50 kepala negara dan 10 raja yang akan menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus pada Sabtu 26 April 2025, termasuk Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky.

Otoritas Italia dan Vatikan telah menempatkan area sekitar Santo Petrus di bawah pengamanan ketat dengan larangan drone, penembak jitu di atap, jet tempur siaga, dan pos pemeriksaan tambahan yang akan diaktifkan malam ini.

"Rasanya seperti mengucapkan selamat tinggal kepada seorang ayah yang mencintai saya dan akan terus mencintai saya lebih dari sebelumnya," kata Filipa Castronovo, 76 tahun, seorang biarawati Italia setelah melihat peti mati pada Jumat.

Setelah pemakaman, jenazah Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore—gereja favoritnya—dengan mobil jenazah yang akan melewati Fori Imperiali Roma dan Colosseum. Sesuai dengan semangat kesederhanaannya sebagai "juara kaum tertindas," makamnya akan ditandai hanya dengan satu kata: "Franciscus," dan sekelompok "miskin dan membutuhkan" akan hadir untuk menyambut peti matinya.

Sementara itu, para kardinal dari seluruh dunia telah berkumpul di Roma tidak hanya untuk pemakaman tetapi juga untuk mempersiapkan konklaf yang akan memilih paus baru.

Sekitar 113 dari 252 kardinal dunia hadir dalam pertemuan pada Kamis, dengan pertemuan lain dijadwalkan Jumat pagi. Konklaf harus dimulai antara 15 hingga 20 hari setelah kematian paus, dengan hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun—sekitar 135 kardinal—yang memenuhi syarat untuk memilih.

Kardinal Italia Pietro Parolin, yang menjadi tangan kanan Fransiskus, adalah favorit untuk menggantikan Paus Fransiskus, Dia diikuti oleh Luis Antonio Tagle dari Filipina, Kardinal Ghana Peter Turkson, dan Matteo Zuppi, Uskup Agung Bologna.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus