Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

8 Calon Pengganti Paus Fransiskus Bila Wafat, Ada dari Tetangga Indonesia

Daftar calon pengganti Paus Fransiskus bila mangkat. Salah satunya berasal dari Filipina.

24 Februari 2025 | 08.00 WIB

Paus Fransiskus memimpin Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus di Vatikan. setelah pembukaan pintu suci basilika yang menandai dimulainya tahun Yobel Katolik 2025, Vatikan, 24/12/2024. Foto oleh VATICAN MEDIA /CPP / HANS LUCAS
Perbesar
Paus Fransiskus memimpin Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus di Vatikan. setelah pembukaan pintu suci basilika yang menandai dimulainya tahun Yobel Katolik 2025, Vatikan, 24/12/2024. Foto oleh VATICAN MEDIA /CPP / HANS LUCAS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus yang sedang sakit akibat pneumonia masih kritis. Paus Fransiskus yang berumur 88 tahun ini menderita pneumonia di kedua paru-parunya. Ia sedang berjuang melawan infeksi, menurut Vatikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Jika Paus Fransiskus mangkat, secara teknis, pria Katolik Roma mana pun dapat dipilih sebagai pewaris Santo Petrus. Namun selalu salah satu dari 253 kardinal dari seluruh dunia akan terpilih menjadi paus dan mengepalai umat Katolik di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berikut adalah kandidat terdepan untuk menjadi paus berikutnya yan dirangkum dari New York Post.

1. Kardinal Pietro Parolin

Sekretaris negara Vatikan, Pietro Parolin bertugas di Vatikan selama 11 tahun. Ia yang paling dinominasikan menggantikan Paus Fransiskus. 

Parolin dianggap moderat secara politik. Ia menghabiskan kariernya dengan berpartisipasi dalam sayap diplomatik Vatikan. Ia menghabiskan sebagian kariernya di Nunsiatur Nigeria dan Meksiko lalu diangkat menjadi kardinal pada 2014 oleh Paus Fransiskus. Parolin akan dianggap sebagai perpanjangan dari warisan Fransiskus.

2. Kardinal Fridolin Ambongo Besungu

Presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, Fridolin Ambongo Besungu menjadi berita utama ketika ia menolak deklarasi kontroversial Paus Fransiskus. Kapusin yang konservatif itu menyatakan doktrin Fiducia supplicans, yang mengizinkan para pendeta memberkati pasangan yang belum menikah dan pasangan sejenis, batal demi hukum di benua Afrika. 

Besungu mendapat berkat dari Paus Fransiskus dalam sebuah pertemuan darurat pada 2023 tak lama setelah ajaran itu dirilis, demikian dilaporkan Catholic Herald.

Kepausan Besungu akan dipandang sebagai teguran keras terhadap prinsip-prinsip Paus Fransiskus yang condong ke kiri. Paus saat ini mengangkat Besungu sebagai kardinal pada 2019.

3. Kardinal Wim Eijk 

Willem Jacobus Eijk, adalah seorang mantan dokter medis. Ia dianggap sebagai salah satu kandidat terdepan yang paling konservatif.

Pada 2015, Eijk membantu menulis “Sebelas Kardinal Berbicara tentang Pernikahan dan Keluarga: Esai dari Sudut Pandang Pastoral.” Artikel itu dengan tegas menentang dukungan Paus Fransiskus terhadap pernikahan sipil ulang jika tidak menerima pembatalan pernikahan pertama. Eijk menulis bahwa hal itu adalah suatu bentuk perzinahan yang terstruktur dan dilembagakan.

Eijk juga mengkritik ketidakmampuan Paus saat ini untuk melawan usulan Konferensi Uskup Jerman yang mengizinkan kaum Protestan menerima Ekaristi di gereja-gereja Katolik. Dalam sebuah tajuk rencana, Eijk menyebut keputusan Paus tentang masalah tersebut tidak bisa dipahami. Eijk diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2012.

4. Kardinal Peter Erdo

Peter Erdo dari Hungaria telah lama menjadi tokoh penting dalam politik gereja kontemporer. Sebagai seorang konservatif, Erdo sebelumnya menentang praktik umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus.

Erdo juga vokal menentang negara-negara Eropa yang menerima pengungsi, dengan menyatakan bahwa hal itu sama saja dengan perdagangan manusia. Erdo diangkat menjadi kardinal pada 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II.

5. Kardinal Luis Antonio Tagle

Luis Antonio Tagle berasal dari Filipina. Ia menjabat sebagai wakil prefek untuk Bagian Evangelisasi Pertama di Departemen Evangelisasi dan sebagai presiden Komisi Antar Departemen untuk Religius yang Ditahbiskan.

Tagle dijuluki Paus Fransiskus Asia. Ia dianggap condong ke kiri dan kritis terhadap perlakuan gereja terhadap kaum LGBT dan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. 

Dalam sebuah wawancara pada 2015, ia mengatakan sikap keras gereja terhadap kaum gay, janda yang cerai, dan ibu tunggal telah merusak tujuannya untuk menyebarkan Injil.

Tagle adalah orang Filipina ketujuh yang diangkat menjadi kardinal dan akan menjadi paus pertama yang berasal dari benua Asia jika terpilih. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012.

6. Kardinal Raymond Burke

Raymond Burke dianggap sebagai tokoh konservatif terkemuka di gereja tersebut. Ia adalah pendukung misa Latin dan kerap mengkritik Paus Fransiskus yang dianggap liberal.

Warga asli Wisconsin dan mantan uskup agung St. Louis itu menentang kesediaan Paus Fransiskus untuk mengizinkan pasangan yang bercerai dan menikah lagi menerima Ekaristi. Burke juga menentang bahasa baru Gereja seputar kontrasepsi buatan, kaum gay, dan pernikahan sipil. Ia menyatakan hal itu sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.

Burke diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2010.

7. Kardinal Mario Grech

Sekretaris jenderal Sinode Uskup saat ini, Mario Grech dianggap sebagai calon penerus Paus Fransiskus yang moderat.

Sebelumnya, ia pernah berbicara tentang perlunya menjangkau mereka yang dikucilkan dari Gereja karena seksualitas atau status perkawinan. Dalam pidatonya pada 2014 di Sidang Umum Luar Biasa Sinode Para Uskup, Grech menyoroti perlunya gereja untuk menjaga kesinambungan pengajaran sambil memberi ruang bagi kreativitas dalam metodologi berbicara kepada umat.

Grech diangkat menjadi kardinal pada 2020 oleh Paus Fransiskus.

8. Kardinal Matteo Zuppi

Presiden Konferensi Episkopal Italia, Matteo Zuppi lahir di Roma dan menjabat posisi penting sebagai uskup agung Bologna, Italia. Ini menjadikannya orang dalam di Vatikan pimpinan Fransiskus.

Sebagai orang kepercayaan Fransiskus, Zuppi diminta pada 2023 untuk melaksanakan misi perdamaian penting di Ukraina. Iabertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus