KARIER politik Boris Yeltsin meluncur ke titik terendah awal musim dingin ini. Ketua Partai Komunis (cabang) Moskow itu dicopot dari jabatannya dua pekan silam, dan selama seminggu berikutnya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Sekeluarnya dari rumah sakit Rabu pekan lalu, ia tidak gembira menerima jabatan baru: wakil ketua pertama Komite Konstruksi Negara, yang setingkat menteri. Ya, betapa tidak masgul. Tak kurang dari Sekjen Mikhail Gorbachev -- pelindungnya -- ikut mendongkel Yeltsin. Gorbachev mengatakan, "Ia sudah melangkah kelewat jauh. Dan kelihatan mau mendahulukan ambisi dan kepentingan pribadi dibanding kepentingan partai" Yeltsin, 56 tahun, yang selama ini berkibar menyebar kritik, mulai dari soal pelayanan umum sampai kelambanan dan korupsi para anggota partai, kini tiba-tiba meredup bagaikan dian kehabisan minyak. "Sebagai seorang komunis, saya telah kehilangan muka, " ujar Yeltsin lemah. "Saya telah melakukan kesalahan di hadapan Ketua Mikhail Sergeyevich Gorbachev...." Sebenarnya, yang paling galak hendak menghabisi Yeltsin adalah Yegor K. Ligachev, orang kuat kedua dalam partai. Perbedaan pendapat antara keduanya sudah bukan rahasia lagi. Tetapi, bahwa kemudian Gorbachev ikut memojokkan Yeltsin, cukup mengejutkan juga. Padahal, sebelum ini Ligachev, ideolog pembawa bendera konservatif, sepertinya tak dianggap penting oleh Gorbachev. Kini situasinya berubah. Gerak Gorbachev terbendung. Bahkan Pravda, Senin pekan lalu, mengeluarkan aba-aba malapetaka semangat demokrasi dari reformasi. Dan, celakanya, arus balik itu justru terjadi menjelang pertemuan puncak Gorbachev-Reagan, awal bulan depan, ketika banyak pihak berharap ada keluwesan baru di pihak Soviet. M.C., dari kantor-kantor berita
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini