Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Produsen senjata Amerika Serikat, Raytheon dan Northrop Grumman, sedang mengembangkan rudal hipersonik yang mampu menempuh kecepatan 7.402 km per jam dengan cetakan 3D.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Proyek ini akan memanfaatkan teknologi mesin scramjet Northrop, yang menggunakan kecepatan tinggi kendaraan untuk mengkompresi udara yang masuk sebelum pembakaran, yang memungkinkan penerbangan berkelanjutan pada kecepatan hipersonik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meskipun perusahaan memprediksi mampu mencapai kecepatan 7.402 (Mach 5), kecepatan tertinggi sebenarnya bisa menembus 25.749 km per jam (Mach 24) menurut perkiraan teoritis, lapor Telegraph, mengutip laporan Daily Mail, 20 Juni 2019.
Senjata hipersonik bisa melaju di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.200 km per jam.
Thomas Bussing, wakil presiden divisi sistem rudal canggih Raytheon mengatakan, bahwa mereka merencanakan uji terbang dalam waktu dekat di mana perusahaan akan mulai menerbangkan bagian sistem senjata khusus ini.
Pentagon berencana untuk menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan senjata hipersonik di tahun-tahun mendatang ketika Rusia dan Cina bekerja untuk mengembangkan senjata hipersonik mereka.
Beberapa pembuat senjata bersaing melawan tim Raytheon dan Northrop untuk mengembangkan Hypersonic Air-breathing Weapon Concept atau program HAWC.
Program ini bertujuan membuat rudal jelajah untuk Badan Penelitian Proyek Pertahanan Lanjutan (DARPA) dan Angkatan Udara AS.
Rudal hipersonik Boeing X 51 .[Business Insider]
Pada tahun 2004, pesawat eksperimental hipersonik tak berawak NASA X-43 mencapai kecepatan 11.854 (Mach 9.6) menggunakan mesin scramjet, yang memecahkan rekor saat ini.
Senjata baru ini berbeda dengan yang lain sebelumnya karena menggunakan mesin cetak 3D.
"Akan ada poin di mana Anda harus mengelas bagian-bagian yang diproduksi secara aditif, tetapi saat ini bahkan pembakaran penuh (dicetak)," kata John Wilcox dari Northrop.
"Kami pikir mesin cetak 3D kami yang pertama kali mencetak combuster penuh untuk mesin scramjet air-breathing. Itulah yang akan mendorong keterjangkauan untuk rudal scramjet air-breathing," tambahnya.
Cina, Rusia dan Amerika Serikat telah memfokuskan penelitian dan pengembangan pada dua kelas senjata ini, yakni kendaraan peluncur hipersonik dan rudal jelajah yang terbang dengan kecepatan hipersonik, menurut AS dan analis senjata serta pejabat militer Barat lainnya.
Kedua jenis senjata hipersonik ini dapat membawa muatan konvensional atau nuklir.