Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon mengirim sekitar 200 pasukan AS, sistem baterai pertahanan udara rudal Patriot dan sejumlah radal canggih untuk Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengiriman kecil peralatan militer adalah respons Amerika terhadap serangan kilang minyak Saudi Aramco pada 14 September yang menuding Iran di balik serangan. Iran berulangkali membantah melakukan serangan. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut serangan itu tindakan perang dan, pada satu titik, Presiden Trump mempertimbangkan pilihan serangan udara pembalasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penting untuk dicatat bahwa langkah-langkah ini merupakan demonstrasi komitmen kami terhadap mitra regional, dan keamanan dan stabilitas di Timur Tengah," kata juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, dikutip dari New York Times, 27 September 2019.
Ketika pemerintah tidak mengesampingkan serangan militer di masa depan, pengumuman itu adalah bukti bahwa presiden Trumo tetap dalam parameter pertahanan, dan bukan serangan balasan.
Tidak jelas apakah pasukan baru akan dikerahkan dari pangkalan Amerika di Timur Tengah atau dari Amerika Serikat. Ada sekitar 500 tentara Amerika di Arab Saudi, bagian dari kontingen berkekuatan 2.000 orang yang dikirim ke wilayah itu setelah serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak di Teluk Oman dan penembakan drone Amerika di Selat Hormuz. Jatuhnya drone hampir berujung pada serangan udara Amerika terhadap Iran, tetapi Trump membatalkannya pada menit terakhir.
Pengerahan baru itu mencakup satu baterai rudal Patriot, sistem rudal darat-ke-udara dari Perang Dingin yang saat ini juga digunakan oleh militer Saudi. Peralatan lainnya termasuk empat radar Sentinel canggih yang dapat melacak drone dan rudal jelajah. Pada hari Kamis, Lockheed Martin, produsen Sentinel, memenangkan kontrak senilai UA$ 281 juta atau Rp 4 triliun untuk memasok 18 radar kepada Angkatan Darat.
Dalam pernyataan itu, Hoffman mengatakan pengerahan ke Arab Saudi akan menambah pertahanan udara dan rudal kerajaan atas infrastruktur militer dan sipil yang kritis. Pentagon juga berharap bahwa beberapa negara Eropa seperti Inggris, Prancis dan Jerman, akan memberikan kontribusi kekuatan kepada kerajaan untuk lebih menghalangi Iran. Ketiga negara menyalahkan Iran atas serangan-serangan itu dalam pernyataan bersama Senin.
Sementara dilaporkan Al Jazeera, Presiden Iran Hassan Rouhani menantang negara-negara yang menuduh Iran melakukan serangan bulan ini pada fasilitas minyak Arab Saudi untuk memberikan bukti.
"Mereka yang membuat tuduhan harus memberikan bukti yang diperlukan. Apa bukti kalian?" katanya kepada wartawan di New York, sehari setelah berpidato di Majelis Umum PBB.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan pihaknya juga mengeluarkan status siaga, yang berarti mereka dapat dimobilisasi lebih cepat dalam krisis. Ini termasuk dua baterai rudal Patriot tambahan dan sistem Terminal High Altitude Area Defense, atau THAAD.
Menteri Pertahanan AS, Mark T. Esper, juga telah menempatkan dua baterai Patriot tambahan, dan sistem rudal darat-ke-udara yang lebih canggih, dalam keadaan siaga jika diperlukan untuk pertahanan tambahan di Arab Saudi.