Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang panas yang tak henti-hentinya diperkirakan akan menimbulkan suhu sangat panas di pantai timur dan pantai selatan Amerika Serikat selama tiga hari. Suhu tinggi sangat berbahaya karena bisa menyebabkan dehidrasi dan paparan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
National Weather Service (NWS) pada Kamis, 21 Juli 2022 memperingatkan gelombang panas akan terjadi mulai dari wilayah Carolina hingga ke sejumlah wilayah di New England. Indek panas diperkirakan bisa mencapai 41 derajat celcius di Kota Washington D.C dan New York City.
Gelombang panas di Amerika Serikat sama seperti yang dihadapi Eropa pada pekan ini, yang sampai menyebabkan kebakaran hutan dan menyentuh rekor. Sejumlah ilmuwan mengatakan cuaca seperti ini akan lebih sering terjadi karena perubahan iklim.
NWS dan otoritas setempat mendesak warga agar di rumah saja, menghindari aktivitas yang berat dan jangan sampai tubuh kekurangan cairan.
“Untuk mengurangi risiko selama bekerja di luar ruangan (outdoor), usahakan untuk istirahat sesering mungin di area yang teduh atau yang ada AC. Warga yang terkena panas, harus segera di bawa ke tempat yang sejuk atau teduh,” demikian keterangan NWS.
Gelombang panas diperkirakan akan melumpuhkan wilayah pantai timur sepanjang akhir pekan ini. Sejumlah Kota di Amerika Serikat sebelumnya sudah menerbitkan peringatan darurat panas dan membuka ruang-ruang sejuk di gedung fasilitas umum. Warga pun di minta untuk memanfaatkan kolam renang umum.
Gelombang panas terus berlanjut dari wilayah timur Texas melalui Louisiana dan Arkansas lalu ke wilayah tengah Alabama, di mana pada Kamis, 21 Juli 2022, suhu di atas 43 derajat celcius.
Sebelumnya pada pekan ini, sejumlah tempat di Selatan Amerika Serikat mencatat suhu harian, termasuk di Wichita Falls, Texas, sebesar 46 derajat celcius atau di atas suhu pada Selasa 19 Juli 2022.
Selain Amerika Serikat, suhu ekstrim juga dialami negara lain di Eropa, seperti Prancis, Inggris, Yunani dan Spanyol. Gelombang panas telah membuat orang-orang lebih suka berteduh dan kekhawatiran soal perubahan iklim semakin meningkat.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.