Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menanggapi dingin tawaran bantuan dari Amerika Serikat untuk pengembangan ekonomi Palestina. Al Shun menilai bantuan Amerika Serikat pada akhirnya hanya akan menyulitkan Palestina dan biasanya dengan syarat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal yang paling disoroti oleh Al Shun adalah Negara Abang Sam itu mengajukan syarat dalam memberikan bantuan. Contohnya, Palestina diminta menyerahkan wilayah Yerusalem timur ke negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun, kedua dari kiri. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Bantuan Amerika Serikat yang juga disinggung Al Shun adalah dana bantuan negara itu yang disalurkan lewat UNRWA. UNRWA adalah badan PBB yang bertugas mengurusi pengungsi Palestina dan pengembangan kapasitas diri.
"Sekarang ini bantuan pendanaan dari Amerika Serikat ke lembaga itu sudah diputus, bahkan mereka menghalang-halangi UNRWA dalam menyalurkan bantuannya kepada masyarakat Palestina," kata Al Shun, dalam jumpa wartawan pada Rabu, 26 Juni 2019 di kantor Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.
Al Shun juga mengatakan dana bantuan Amerika Serikat itu juga biasanya kumpulan bantuan dari negara-negara Arab.
Sebelumnya pada 23 Juni 2019, Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner mengungkap bagian pertama dari rencana perdamaian Timur Tengah selama konferensi Manama, Bahrain yang diselenggarakan pada 25 dan 26 Juni 2019.
Kushner mengatakan negara-negara donor dan investor, termasuk Amerika Serikat, akan menyumbang total US$ 50 miliar atau sekitar Rp 707 triliun. Dari total jumlah tersebut, sebesar US$ 28 miliar atau Rp 396 triliun akan dialokasikan untuk wilayah Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Lewat dana bantuan itu, juga akan dibangun 147 proyek pembangunan untuk Tepi Barat dan Gaza, Palestina.