Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Senin mengumumkan sanksi terhadap ayah mertua Bashar al Assad, Fawaz al Akhras sehari setelah mantan presiden Suriah tersebut dilaporkan melarikan diri ke Rusia. Seperti dilansir Al Arabiya, ini terjadi ketika pasukan pemberontak Suriah mengambil alih ibu kota Damaskus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepergian mendadak Assad mengakhiri lima dekade pemerintahan otoriter klannya di negara yang dilanda salah satu perang paling mematikan abad ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengawasi tindakan keras terhadap gerakan oposisi yang meletus pada 2011. Hal ini memicu perang saudara yang menewaskan 500.000 orang dan memaksa separuh penduduk Suriah meninggalkan rumah mereka.
Departemen Keuangan AS mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Fawaz al Akhras ditunjuk untuk memberikan “dukungan dan fasilitasi kepada Bashar al Assad terkait dengan masalah keuangan, penghindaran sanksi dan upaya Bashar al-Assad untuk mencapai keterlibatan politik internasional.”
Akhras lahir di kota Homs, Suriah pada September 1946, dan merupakan warga negara ganda Suriah dan Inggris, menurut daftar individu yang terkena sanksi oleh Departemen Keuangan AS.
Ia menjalani pendidikan sebagai ahli jantung dan berpraktik kedokteran di London, tempat kelahiran putrinya, Asma, yang menikah dengan mantan presiden yang digulingkan.
Akhras, yang alamat terdaftarnya adalah sebuah rumah sederhana di London barat, sebelumnya terkena sanksi AS pada 2020 bersama Asma, istrinya Sahar, dan beberapa anggota keluarga lainnya.