Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Amukan amin

Dua menteri dan satu uskup agung, yang namanya tercantum dalam dokumen rahasia rencana kudeta miltonobote, tewas. pemerintah IDI amin membantah membunuh. (ln)

5 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI lapangan terbuka itu berkumpul 3000 tentara bersenjata lengkap. Abdullah Anjuru, bekas kepala penerangan pemerintah Uganda, terbata-bata membacakan dokumen rahasia yang "ditulis oleh Dr Milton Obote". Separuh naskah dibacakan sambil berdiri, sisanya dengan duduk di kursi. "Bunuh mereka, bunuh mereka!", teriak tentara-tentara itu, ketika nama-nama tiga pemuka "rencana kudeta" disebutkan. Uskup Agung Janani Luwum, yang Rabu sore 16 Pebruari itu berada disana. terus menggelengkan kepalanya. Ia menyangkal terlibat dalam rencana kudeta. Tapi namanya berkali-kali disebut dalaun naskah yang dibacakan oleh Abdullah itu. Marsekal Idi Amin. Presiden Seumur hidup Uganda, berada dalam sebuah gedung tidak jauh dari tempat rapat umum itu. "Tenang, tenang", begitu konon ia menyabarkan pasukan Uganda yang nyaris histeris mendesaknya untuk segera membereskan tokoh yang disebut namanya itu. "Saya ingin sebuah mahkamah militer mengadili mereka. Tidak akan ada eksekusi sebelum pengadilan bersidang dan menjatuhkan vonisnya", Amin berkata. Tapi sore itu juga. Uskup Agung Janani Luwum serta dua orang menteri Charles Obote dan Letnan Kolonel Erninayo Ereyema, secara resmi telah dinyatakan "tewas dalam suatu kecelakaan mobil". Menabrak Pohon Mengenai kematian tiga tokoh penting itu, seorang juru bicara pemerintah Uganda memberikan keterangan: "Dengan menyesal kami umumkan kematian Uskup Agung, Janani Luwum, Menteri Charles Obote dan Menteri Letnan Kolonel Oreyema dalam kecelakaan kendaraan yang dikemudikan oleh Major Moses dalam perjalanan ke tempat interogasi. Ketiga orang itu mencoba merampas kendaraan untuk melarikan diri, tapi mobil kemudian menabrak sebuah pohon. Ketiga orang itu tewas, dan Major Moses, seorang perwira intelejen, selamat, meski menderita luka berat". Seorang pejabat di kalangan kepresidenan, lewat wawancara melalui telepon, memberikan keterangan lain. Orang ini tidak menyebut adanya usaha melarikan diri dari ketiga tahanan. "Kecelakaan" yang terjadi semata-mata disebabkan oleh kelalaian Major Moses yang menabrak sebuah kendaraan lain. Apa juga alasan kematian uskup agung dari gereja Anglikan itu - pengikutnya di Uganda sekitar tiga juta orang - dunia internasional toh sependapat untuk menyebut Idi Amin sebagai pembunuhnya. Sebuah surat kabar di Tanzania, Daily Mail, bahkan menyebut Idi Amin sendiri yang menembak Uskup Agung Janani serta kedua menteri yang malang itu. Dengan tersenyum, Amin, yang pekan silam menyempatkan diri menemui sejumlah wartawan asing di Kampala membantah berita tersebut. "Saya dengar mengenal berita yang menyebut saya sebagai pembunuh. Tapi itu betul-betul isapan jempol", begitu ia berkata. Pada kesempatan yang sama, Amin mengingatkan kembali dokumen yang dibacakan oleh Abdullah. Naskah yang menurut Amin ditulis sendiri oleh bekas Presiden Obote (digulingkan oleh Idi Amin pada tahun 1971, kini mengasingkan diri di Tanzania) dengan jelas menyebut nama orang-orang yang bekerja sama untuk menggulingkan Idi Amin. "Mereka itu dibantu oleh CIA, Inggeris dan Israel. Buktinya, ada 100 pucuk senjata buatan Cina serta sejumlah besar amunisi yang kami sita", kata Amin. Katanya pula: "Mana ada negeri merdeka di dunia ini yang membolehkan seseorang, bahkan uskup agung sekali pun, memasukkan senjata gelap ke dalam negerinya". Wartawan Inggeris Amin membantah membunuh Janani Luwum. Tapi ia dengan jelas menyebut uskup agung itu terlibat dalam komplotan Obote yang merencanakan penggulingan Amin."Mereka pintar. Supaya tidak mencurigakan, uskup agung itu yang mereka pakai untuk membagi-bagikan senjata kepada para pemberontak", kata Amin pula. Kepada para wartawan, Amin tidak menyangkal terjadinya pemberontakan oleh sebuah batalion tentara Uganda dua pekan silam. Pemberontakan telah dipadamkan, "tapi sebagian besar yang berontak itu, kalau tidak sempat melarikan diri, pasti telah dibunuh habis", tulis seorang wartawan Inggeris. Untuk melaksanakan rencana pembersihannya, Amin menggunakan tentara dari sukunya sendiri yang berasal dari Sudan Selatan. "Di Uganda kini sedang berlangsung pembersihan terhadap tentara yang berasal dari suku Langi dan Achole. Amin lebih percaya kepada sukunya sendiri", begitu laporan seorang pengungsi yang berhasil melarikan diri ke Tanzania, tetangga Uganda. Kecaman dari berbagai penjuru dunia beterbangan ke alamat Idi Amin. Uskup Agung Canterbury, Inggeris, Dr Donald Coggan, terang-terangan menyangsikan keterlibatan Janani Luwum dalam rencana kudeta. Sekjen Konperensi Gereja-Gereja seluruh Afrika, Canon Burgess, menuduh Amin telah membunuh Uskup Agung Janani. Dewan Gereja-Gereja sedunia yang berkedudukan di Jenewa menyebut tindakan Idi Amin di Uganda itu sebagai "suatu rangkaian perisiwa keji yang menjadi ciri khas pemerintahan teror yang kini menguasai Uganda". Dalam rangkaian cerita mengenai teror itu, Radio Tanzania melaporkan banyaknya mayat orang Uganda yang ditemukan mengapung di sungai Nil sejak Idi Amin berkuasa. Dan kematian misterius macam yang dialami oleh seorang uskup agung dan dua menteri Uganda itu, disebut sebagai "bukan hal baru". Sebab nasib buruk yang sama telah pula menimpa Jaksa Agung Kiwanuka (1972) dan Menlu Ondoga (1971). Keduanya menghilang secara misterius, sampai mayat mereka ditemukan dalam keadaan busuk dan mengerikan. Wing Penerjun Israel Presiden Idi Amin, kepala negara seumur hidup yang senang mengirim telegram nasehat ke berbagai penjuru dunia, pekan lalu membantah semua tuduhan pembununan yang dilontarkan atas dirinya. "Tuduhan-tuduhan itu adalah propaganda Zionis", kata marsekal yang hingga kini masih tetap memakai wing penerjun Israel itu. Dalam sebuah surat kepada William Eteki, sekjen Persatuan Afrika, Idi Amin mengulldang semua pemimpin Afrika datang ke Uganda untuk menyelidiki kematian Uskup Agung Janani. Dalam surat yang sama, Amin juga mengecam Canon Burgess, sebagai "orang yang segolongan dellgan Perdana Menteri Afrika Selatan John Voster dan Perdana Menteri Rhodesia, lan Smith". Kecaman-kecaman yang terus diarahkan kepada Amin dan Uganda, dihadapi oleh pemimpin besar Uganda itu dengan tenang. Sembari mensinyalir adanya rencana penyerbuan dari negara-negara tetangganya - Kenya, Tanzania dan Zambia - Amin meyakinkan sejumlah wartawan bahwa "tidak ada hal yang patut dicemaskan". Katanya: "Menurut hemat saya, pihak-pihak yang membuat propaganda itu mempunyai perekonomian, politik dan militer yang lemah. Untuk menutupi kelemahan itulah mereka bersama-sama melakukan tuduhan-tuduhan palsu kepada Uganda". Dengan yakin, Amin juga berkata: "Apabila perlu saya bisa menghadapi tantangan mereka dalam waktu kurang dari satu jam".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus