Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Rusia yang berpengaruh, Konstantin Kosachev, mengkritik pertemuan puncak para pemimpin Eropa di London pada Minggu, 2 Maret 2025. Dia mengatakan bahwa pertemuan itu tidak menghasilkan rencana untuk menyelesaikan perang di Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kosachev mengatakan satu-satunya hal yang dapat diandalkan Ukraina adalah peningkatan hubungan Rusia-AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mencemooh hasil pertemuan London sebagai "upaya putus asa untuk menyamarkan sebagai keberhasilan kegagalan kebijakan selama 10 tahun untuk menghasut Ukraina agar mendekati Rusia oleh Inggris Raya yang sama dan, hingga baru-baru ini, Amerika Serikat".
"Eropa tidak punya rencana," kata Kosachev yang menjabat kepala Komite Urusan Luar Negeri majelis tinggi parlemen Rusia di aplikasi perpesanan Telegram, dikutip dari Reuters.
"Dan jika Ukraina harus mengandalkan sesuatu, itu hanya dapat mengandalkan kemajuan (jika ada yang akan datang) dalam hubungan Rusia-Amerika."
Kosachev mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut, "gagal memahami hal ini".
Leonid Slutsky, ketua Komite Urusan Internasional majelis rendah, mengatakan pertemuan itu tidak akan menyelamatkan posisi Zelensky dua hari setelah pembicaraannya di Washington dengan Presiden Donald Trump yang berujung gagal dalam pertikaian sengit.
"KTT London tidak akan menyelamatkan pemimpin Nazi Ukraina," tulis Slutsky di Telegram. "Hasil nol, upaya yang gagal untuk memulihkan reputasi politik badut setelah kegagalannya yang menggelegar di Washington."
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjadi pejabat keamanan senior, mengkritik pertemuan London sebelum berakhir, menggambarkannya sebagai "perjanjian... untuk bersumpah setia kepada para bangsawan Nazi di Kiev" dan "pemandangan yang memalukan."
Starmer, berbicara setelah pertemuan itu, mengatakan para peserta telah sepakat untuk menyusun rencana perdamaian Ukraina untuk dibawa ke Amerika Serikat. Starmer mengatakan Inggris, Ukraina, Prancis, dan negara-negara lain akan membentuk "koalisi yang bersedia" untuk menghasilkan rencana tersebut.
Zelensky mengatakan bahwa dia merasakan dukungan kuat dari Eropa. Dia meyakini dapat menyelamatkan hubungannya dengan Trump tetapi pembicaraan perlu dilanjutkan dalam format yang berbeda.
Adapun Prancis dan Inggris mengusulkan gencatan senjata parsial selama satu bulan antara Rusia dan Ukraina, namun tidak akan mencakup pertempuran darat. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gencatan senjata akan meliputi serangan udara, laut, dan infrastruktur energi.
Macron menambahkan bahwa garis depan pertempuran kedua negara itu setara dengan jarak antara Paris dan Budapest.
"Jika terjadi gencatan senjata, akan sangat sulit untuk memverifikasi (pertempuran) di sepanjang garis depan dihormati," kata Macron kepada Le Figaro, Ahad, 3 Maret 2025, dikutip dari Reuters.
Pilihan Editor: Zelensky Yakin Bisa Selamatkan Hubungan dengan Trump