Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anonim, Pejuang Copyleft

Aksi menentang pemberlakuan konvensi yang melindungi hak cipta merebak di Eropa. Tujuannya menggagalkan ACTA.

25 Juni 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Musik hip hop berdentum keras dari enam pengeras suara yang dipasang berseberangan dengan pemakaman tua di sudut Klagesmarkt, Hannover, Jerman, Sabtu tiga pekan lalu. Lagu Viva la Revolucion yang dinyanyikan grup musik asal Jerman, MaximNoise, meramaikan unjuk rasa di wilayah yang biasanya sunyi itu.

Beberapa pemuda berpakaian kasual mengenakan topeng Guy Fawkes, tokoh revolusioner di Inggris yang populer dalam film V for Vendetta (2005). Topeng ini menjadi simbol gerakan kelompok Anonim—gerakan kaum peretas—menentang pemberlakuan Perjanjian Perdagangan Antipemalsuan (ACTA).

ACTA menjadi isu hangat di seantero Eropa, bersaing dengan perhelatan Piala Eropa 2012, yang sedang bergulir di Polandia dan Ukraina. Tiga ratusan demonstran hadir dalam aksi yang bertepatan dengan hari pertandingan Jerman melawan Portugal itu. "Bila tak ada pertandingan sepak bola, saya yakin jumlah pengunjuk rasa akan lebih banyak," kata Justus Roemeth, 26 tahun, salah seorang pengorganisasi demonstrasi.

Para pengunjuk rasa menyusuri jalanan kota berpenduduk lebih dari 500 ribu jiwa itu selama tiga jam, dari Klagesmarkt menuju Maschsee, sepanjang 5,6 kilometer. Mereka melewati pusat-pusat keramaian, seperti pusat belanja Ernst-August-Platz, Central Station, dan kafe-kafe di antara dua tempat itu.

Kenny Ehlers, seorang pelajar, tampil menjadi pemompa semangat. Mengenakan kaus oranye dan celana pendek, dia menyemangati para pendemo untuk meneriakkan yel-yel, bernyanyi, dan berjoget di tengah jalan. Aksi serupa merebak di sejumlah negara di Benua Biru, seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Swedia, sejak akhir Januari lalu, ketika 22 negara dari 27 anggota Uni Eropa menandatangani perjanjian itu.

ACTA bertujuan menegakkan hukum untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual. Kesepakatan ini mengatur sanksi atas perdagangan barang bajakan, obat generik, dan hak cipta di Internet. Pada 1 Oktober 2011, tujuh negara meratifikasi kesepakatan itu, yakni Australia, Kanada, Jepang, Maroko, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Sebuah lembaga baru semacam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan terbentuk setelah kesepakatan.

Masyarakat Eropa menentang keras ACTA setelah Kader Arif, seorang rapporteur atau pelapor yang bertanggung jawab dalam investigasi ACTA dari Uni Eropa, mengundurkan diri. Ia menganggap kesepakatan ACTA yang tertutup berpotensi merugikan hak individu. "Saya sangat prihatin karena teks perjanjian ini tak seimbang antara kepentingan pemegang hak cipta dan perlindungan kebebasan sipil," ujar Arif.

Penolakan ACTA juga gencar di jagat maya. Gerakan disokong kaum peretas yang dikenal sebagai kelompok Anonim. Gerakan ini makin ramai setelah bos situs pengunduh Megaupload, Kim Schmitz, terancam hukuman 50 tahun pada akhir Januari lalu. Departemen Kehakiman Amerika Serikat menganggap pria 38 tahun kelahiran Jerman ini membajak dan melanggar hak atas kekayaan intelektual.

Gerakan Anonim di Internet menjalar menjadi demonstrasi besar pada 11 Februari 2012. Secara berbarengan ribuan orang berunjuk rasa di hampir 200 kota di Eropa. Sekitar seratus ribu orang ikut dalam aksi di Jerman. Di Berlin saja, jumlah pendemo mencapai 10 ribu orang, di Muenchen 16 ribu orang, dan di Hannover 2.000 orang.

Dana demonstrasi berasal dari para aktivis dan pendukung. Menurut Roemeth dari Pirate Party, biaya unjuk rasa di Klagesmarkt itu hanya 30 euro atau sekitar Rp 358 ribu. Sewa mobil untuk podium orasi disumbangkan sebuah stasiun radio.

Mereka juga berdiskusi di tingkat internasional. Alumnus Universitas Amsterdam, Belanda, itu mengatakan mereka tak hanya yakin ACTA harus ditentang, tapi juga mencari strategi agar protes mereka sukses. Tujuannya adalah mempengaruhi keputusan Parlemen Uni Eropa pada 5 Juli mendatang. Sinyal positif sudah terlihat ketika empat komisi Parlemen Uni Eropa memberi rekomendasi menolak ratifikasi kesepakatan ACTA pada 17 Juni lalu. Anonim berharap copyleft bisa mengalahkan copyright.

Yuliawati (Hannover), BBC, Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus