TENTARA Afrika Selatan berulang kali menyusup ke Angola, bahkan
bercokol di Angola Semua operasi militer itu sudah dianggapnya
rutin saja. Tentu berbagai negara mengecam tindakan Af-Sel itu.
Menurut sumber gerilya SWAPO (Organisasi Rakyat Afrika
Barat-daya) paukan Af-Sel masih menyerang Provinsi Cuando
Cubango yang dekat dengan perbatasan Angola-Namibia pekan lalu.
Namun jurubicara Kementerian Perta hsnan Af-Sel biasanya
membantah. Bahwa adanya serangan, "itu adalah berita propaganda
yang menertawakan," kata jurubicara itu. Ia kemudian
menghubungkan berita semacam itu sebagai usaha memenangkan
kampanye kelompok negara Afrika dalarn Sidang Umum PB yang
sedang berlangsung di New York.
Sementara itu Pretoria bermain pula dengan berita. Antara lain
beredar versi sumber diplomatik di Pretoria yang mengatakan
bahwa tentara Af-Sel ketika menyerbu Cuando Cubanga berhasil
membunuh dua istri tentara Soviet. Satu di antaranya adalah
istri seorang letnan kolonel Soviet yang terbunuh pada
penyerangan dua pekan lalu. Sedang yang satu lagi istri Sersan
Mayor Nickolay Fcodorovich yang sekarang sedang ditahan di
penjara.
Serangan yang berlangsung secara terus-menerus ini tampaknya
merupakan usaha Af-Sel membantu kelompok gerilya UNITA yang
melawan rezim Angola yang Marxis. Persatuan Nasional untuk
Kemerdekaan Total Angola (UNITA) itu dipimpin Jonas Savimbi. Di
samping itu serangan Af-Sel ini juga bertujuan menghancurkan
instalasi radar Angola yang berada di sepanjang perbatasan.
Pasukan Af-Sel menyerang dari pangkalannya di wilayah Namibia.
Tapi yang agak mengejutkan ialah usaha Af-Sel mempropagandakan
terbunuh dan tertangkapnya tentara Soviet selama penyerangan
itu. Dengan propaganda itu Pretoria jelas ingin menarik
perhatian Washington. Dan sekaligus ia menonjolkan segi
keterlibaun tenUra Soviet--selain hadirnya tenura Kuba-di
Angola.
Bagi Af-Sel kehadiran tenura Soviet di Angola dan bersebarnya
basis gerilya SWAPO merupakan ancarnan. Sampai sekarang Af-Sel
yang masih menguasai Namibia khawatir kalau SWAPO melancarkan
serangan dari basisnya di Anola. SWAPO berjuang untuk
kemerdekaan Namibia (Afrika Barat-daya).
Koran satu-satunya yang terbit di Luanda, Jornal de Angola,
memberitakan bahwa Af-Sel sengaja memperpanjang masa
pendudukannya atas wilayah perbatasan bagian selatan Angola.
Af-Sel, menurut koran itu, "menciptakan kondisi yang memecah
belah wilayah Angola dan mendirikan pemerintahan boneka di
wilayah yang dikuasainya." Selama ini Angola menuduh UNITA
sebagai 'boneka' Afrika Selatan.
Serbuan Af-Sel ini ternyata tidak dikutuk lima negara Barat--AS,
Inggris, Prancis, Jerman Barat dan Kanada. Kelimanya sedang
mengusahakan terlaksananya kemerdekaan bagi Namibia, lewat
penyelesaian PBB. Maka AS memveto dibicarakannya masalah Angola
di Dewan Keamanan PBB, semacarn angin baik bagi Af-Sel. Apalagi
berita terlibatnya tentara Soviet membantu SWAPO menimbulkan
kesan bahwa organisasi itu tak lebih dari boneka Soviet.
Lebih Ungul
Meskipun Dewan Keamanan tidak sempat mengeluarkan resolusi
mengenai penyerbuan tentara Af-Sel itu, kelompok negara Afrika
berhasil mengajukan usul supaya diadakan sidang darurat Majelis
Umum PBB. Wakil AS di PBB, Kenneth Adelman, dalam suatu
pernyatan mengatakan bahwa keputusan demikian tidak memberikan
kesempatan kepada Af-Sel menyarnpaikan penjelasan. Itu akan
mempersulit usaha negara Barat bagi penyelesaian Namibia,
katanya.
Tapi Menteri Dalam Negeri Angola, Alexandre Rodrigues,
mengatakan bahwa Af-Sel sedang mencoba menciptakan buffer zone
di bagian selatan Angola dengan tujuan "menahan aksi pembebasan
yang dilancarkan gerilya SWAPO." Yang jelas pasukan Af-Sel sudah
memasuki wilayah Angola sejauh 180 km dari perbatasan. Taktik
begini pernah digunakan Israel ketika menyerang Libanon unNk
menghantam gerilyawan Palestina.
Invasi Af-Sel ini setidaknya sekali lagi. membuktikan bahwa ia
jauh lebih unggul dari Angola, baik militer maupun diplomatik.
Padahal Af-Sel sudah dikeluarkan sementara dari keanggotaan PBB
sejak tahun 1974. Karena politik rasialisnya.
Maka kepada Parlemen Af-Sel, PM Pieter W. Botha secara santai
menelaskan tuduhan Angola (tentang invasi) itu sesuatu yang
berlebih-lebihan. "Apa yang terjadi tak lebih dari operasi rutin
rhadap gerilya SWAPO," katanya. Dan, menurut laporan, 10 orang
tentara Af-Sel saja tewas dalam penyerbuan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini